Bagian 17.

221 62 6
                                    

Dimas terpaksa berhenti lalu dia membalikan badan nya tersenyum simpul di hadapan lelaki manis, sedangkan lelaki manis itu berjalan dengan begitu angkuh kearah dimas. Dimas masih berdiri kaku mau dia pergi buat menghindari namun nyatanya tidak akan bisa. Dia takut dibilang tidak sopan karena dia sangat tahu sekali gimana keluarga hadiningrat.

"Mana Sean, gila ya dia kakak lagi di rawat malah gak ada" cerca lelaki itu membuat dimas Menyerngit kan dahi nya.

"Kak dimas pasti taukan dimana Sean, tolong dong kasih tau dia kalau jadi adik tuh pengertian sedikit. Kakak nya sedang sakit juga bukan nya datang malah sembunyi."

"Maaf reza tapi Sean tidak lagi di jakarta" kata dimas dengan sopan.

"Udah gue duga sih pasti dia bakalan foya-foya pergi berlibur keluar negeri. Memang dia dari dulu tidak pernah peduli pada kakak nya, pantas saja disebut pembawa sial."

Dimas hanya diam saja males menanggapi cercaan serta hinaan yg di lontarkan oleh reza, dia lebih mengenal Sean dan mengerti gimana ceritanya. Walaupun seluruh keluarga Sean tidak akan pernah percaya kalau Sean tidak salah.

"Terus lo kesini mau ngapain? Jangan bilang mau jenguk kak sky?"

Dimas berdehem sebentar "tadinya gue mau jenguk dia cuman gak jadi mengingat ada kalian yg menjaga nya."

"Jelas dong kak kita yg menjaga nya, karena kita ini keluarga nya. Memang nyatanya keluarga nya tidak seperti Sean mengaku adiknya tapi tidak datang menjenguk. Bagus deh kalau kak sky membenci dia, dia patut di benci" kata reza pongah sambil melipat tangan nya di dada.

"Kalau begitu gue permisi dulu."

"Ya, silahkan. Kalau sudah terhubung dengan Sean katakan kalau kakak nya dirawat dirumah sakit. Jangan cuman mikirin dirinya sendiri, nih mikirin kakak nya yg lagi dirawat."

Dimas tersenyum canggung lalu dia pergi dengan terburu-buru, reza melihat dengan tatapan yg menghina lalu dia berbalik badan dengan menghampiri kedua orang tuanya yg sedang menunggu sky diluar rawat inap.

"Itu dimas kan?" tanya bunda reza membuat reza mengangguk.

"Iya. Bun. Dia mau jenguk kak sky tapi aku melarang nya."

"Loh kok dilarang? Kan mau jenguk?"

"Bunda gimana sih dimas itu mantan pacar sky. Jelas aja aku gak akan mau dia lihat kak sky, lagi pula buat apa dia kemari dan sudah ada kita."

"Apa yg dibilang reza itu benar bun, sky udah aman bersama kita" kata ayah reza.

"Sean kok gak bisa dihubungi ya dari tadi, bunda jadi cemas dengan dia."

"Dia lagi liburan, lagian dia mana peduli sih sama kak sky. Dia bisa nya menyusahkan saja dari dulu. Ingat loh bun kalau Sean itu menyebabkan tante Rani meninggal" kata reza mengompori sang bunda.

Bunda reza yg bernama irma hanya diam saja tanpa mau menjawab apa yg dikatakan oleh anaknya, irma lah yg selama ini tidak pernah menghakimi Sean, walaupun bagaimana pun Sean itu adalah keponakan nya anak dari kakak nya. Namun dia tidak ada daya karena semua keluarga nya sangat membenci Sean. Jadi, selama ini dia hanya diam dan diam tanpa mau membela Sean.





"Akhirnya jadi juga" seru Sean yg mana dia menyelesaikan surat perjanjian dia dengan Airlangga.

Sean bangkit dari duduk nya dan menghampiri Airlangga yg sedang tiduran di sofa, dia berjongkok sedikit lalu mengelus rahang tegas itu. Mata air terbuka sedikit dan tersenyum melihat pemandangan cantik di depan matanya.

"Maaf saya ketiduran" ucap Airlangga.

"Tidak masalah. Lagian gue juga lama buat surat perjanjian ini."

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang