Bagian 26.

162 46 1
                                    

Sean masih duduk di dekat jendela kamar nya, malam ini jakarta habis di guyur hujan deras. Sisa hujan nya masih berbekas di kaca jendela nya, sengaja dia tidak membuka pintu balkon karena udara dingin yg dapat menusuk tulang. Sean masih diam sambil melamun memikirkan segala nya soal siang tadi bahkan dia mencari jalan keluarnya tetap saja tidak ketemu, ketakutan demi ketakutan yg dia rasakan apalagi jika nanti airlangga mengetahui masa lalu dia dengan sang mantan pacar. Sean belum siap di tinggalkan oleh airlangga, walaupun bagaimana pun rasa nyaman sudah bersarang di hatinya.

Sean menghela nafas panjang mencoba untuk tidak memikirkan apapun, tetap saja tidak bisa ancaman Jackson membuat dia kepikiran sampai saat ini. Tak terasa airmata Sean mengalir begitu saja bahkan tanpa di pinta, dengan cepat dia menghapus air matanya karena dia tidak ingin terlihat lemah. Namun yg namanya Sean juga manusia biasa yg dalam kerapuhan.

"Kalau Jackson sampai menyebarkan sex tape itu-"

"Nggak.. Jangan sampai dia melakukan hal itu. Tapi buat kembali sama dia sungguh tidak mungkin tuhan."

Ada banyak alasan kenapa Sean menolak Jackson untuk kembali bersama dengan pria itu, selain pengangguran dia juga sudah manfaatkan Sean. Apalagi waktu perselingkuhan nya Jackson dengan seorang wanita membuat Sean pernah murka, kalau diingatkan lagi Sean sungguh menyesal pernah jatuh cinta dengan pria berengsek seperti Jackson tersebut.

"Gue gak mau sampai airlangga terseret seperti ini, gue gak mau."

Pintu kamar Sean terbuka buru-buru Sean menghapus air matanya, ternyata airlangga yg datang dan masuk ke kamar Sean dengan membawa sebuah nampan yg berisi makanan.

"Kamu kenapa tidak keluar kamar dari tadi" ujar air membuat Sean menoleh dan tersenyum tipis.

"Aku, aku mau sendiri dulu. Maaf jika kamu menunggu aku di bawah."

Airlangga tersenyum dan meletakan nampan itu diatas meja, lalu berjalan kearah Sean serta berjongkok dihadapan Sean.

"Ada masalah, hm."

Sean menelan ludahnya gugup "n-nggak. Aku gak ada masalah apapun."

"Kalau ada masalah kasih tau saya biar bagaimana pun saya bertanggung jawab menjaga kamu, jadi kalau terjadi sesuatu sama kamu maka saya tidak akan pernah maafkan diri saya sendiri karena tidak becus menjaga kamu, sean."

"Aku sungguh baik-baik saja, air."

"Baiklah. Sekarang makan dulu sedari tadi kamu belum makan. Jangan bilang lagi diet karena saya tidak akan menerima alasan apapun."

"Aku tidak lapar!"

"Sean... Saya bilang apa, hm. Saya tidak terima alasan apapun."

"Kenapa kamu cerewet sekali, hm."

"Karena saya sayang makanya saya cerewet."

Air bangkit dari jongkok nya mengambil nampan yg ada diatas meja, dia lekas kembali lagi lalu menggeret bangku agar lebih dekat dengan Sean. Dengan telaten Airlangga menyuapi Sean, Sean pun dengan senang hati menerima suapan dari tangan Airlangga tersebut.

Air merasa senang karena Sean mau makan, sungguh dia sangat khawatir disaat Sean memutuskan masuk kamar tanpa mau menyentuh makanan sedikit pun. Airlangga takut jika Sean sakit, maka dengan inisiatif Airlangga membuat masakan makanan kesukaan Sean berbekal bertanya kepada dimas.

"Sudah! Aku sudah kenyang."

"Tapi ini belum habis sean."

"Nggak air. Aku takut muntah. Pleaseee..."

Air menghela nafas "baiklah, baiklah, saya mengalah memang buat kamu. Sebentar saya ambilkan minum dulu."

Begitu telaten dan baiknya Airlangga sampai minum Sean pun dia ambilkan, dia menyerahkan gelas tersebut kepada Sean. Dan sean menerima nya dan langsung minum air putih itu dengan sekali teguk.

"Aku mau istirahat."

"Mau saya temenin."

Sean tentu mengangguk saja lalu dia pun berjalan kearah tempat tidur nya, air sekali lagi melakukan hal tak terduga yaitu mengambil selimut buat menutupi tubuh Sean agar tidak kedinginan, lalu air naik ke tempat tidur dan langsung memeluk Sean.

"Airlangga" panggil Sean dengan nada lembut.

"Hm."

Sean berbalik badan menghadap air lalu mengelus rahang tegas itu dengan perlahan, Sean juga mengecup rahang itu membuat air tersenyum.

"Kalau misalnya aku meminta buat kamu meninggalkan aku, bagaimana?" tanya Sean membuat air menatap dengan pandangan datar.

"Saya tidak akan meninggalkan kamu, ingat sea hanya mencintai air."

Sean tersenyum lalu membalikkan badannya menyamping, air memeluk tubuh Sean dengan erat membuat Sean menahan tangis nya. Airlangga masih berpikir tentang pertanyaan Sean yg tidak masuk akal, dia bahkan berpikir jika misi dia buat menaklukan Sean sebelum tiga bulan bakalan gagal. Tidak, air tidak akan membiarkan itu terjadi karena Sean akan tetap menjadi miliknya. Dia akan pastikan itu.




Duduk termenung dengan asap rokok yg mengepul, dia menyendiri sambil terus berpikir pertanyaan orang yg dia cintai. Tadi setelah Sean tertidur air langsung keluar dari kamar dan menuju keruang tengah dengan duduk termenung sambil merokok, pikiran dia melayang bebas dengan rencana dan pertanyaan Sean. Tidak habis pikir kenapa Sean begitu mempertanyakan seolah dia bakalan di campakkan.

"Sebenarnya dia kenapa? Gue merasa aneh saat dia pulang dari agensi. Apa ada yg salah?"

Pertanyaan demi pertanyaan begitu muncul dalam benak air, dia tidak Terima jika ada menyakiti Sean hingga meminta Sean berpikir akan meninggalkan dia. Namun semakin dia berpikir semakin dia sakit kepala karena tidak menemukan jalan keluar.

Akhirnya dia merongoh kantong celana mengambil benda pipih lalu mengetik pesan ke seseorang, dia harus mencari tahu lebih dalam lagi soal Sean. Selama ini airlangga tidak begitu mengenal Sean walaupun banyak artikel mengatakan skandal Sean tetapi airlangga tidak mempercayai nya seratus persen.

Kita ketemu ke club biasa.

Airlangga tersenyum puas karena seseorang itu mau bertemu dengan nya, dia pikir setelah lama tidak bertemu seseorang itu akan menolak. Tetapi dia salah justru seseorang itu malah mengajak ketemu di club tempat yg dulu pernah dia sering datangi sebelum dia di asingkan di sebuah pulau.

Dengan semangat ia pun beranjak dari duduknya dan langsung bersiap untuk pergi menemui seseorang yg dia percayai selama ini, bukan hanya sekedar dekat dengan seseorang itu melainkan lebih dari dekat.

Setelah rapi dia masuk ke kamar Sean berpamitan dengan Sean dengan mengecup kening lelaki pujaan itu, dia tersenyum melihat Sean yg tertidur dengan begitu damai nya.

"Saya hanya pergi sebentar, saya musti mencari tahu semuanya."



Disinilah dia akhirnya di club tempat yg dijanjikan oleh Airlangga dan seseorang itu, seolah sudah biasa menginjakan kakinya di club malam. Airlangga mencari keberadaan seseorang itu, dengan tersenyum tipis akhirnya dia menemukan keberadaan orang yg dia temuin.

"Bro" sapa air menepuk pundak itu kuat.

Orang itu menoleh lalu tersenyum senang, memeluk air dengan perasaan suka cita.

"Akhirnya gue bisa ketemu sama lo" ucapnya membuat air terkekeh.

"Sekangen itu lo sama gue, hm."

"Sialan. Duduk dulu sepertinya penting banget minta ketemuan sama gue."

Airlangga menurut dia duduk didepan orang tersebut yg tidak lain dan tidak bukan adik kandung nya sendiri, sejak kepergian sang mama mereka pisah karena tidak tahan hidup dengan ayah nya. Bahkan betapa beruntungnya sang adik bisa kabur sehingga tidak di asingkan seperti dirinya.

"Gue mau lo mencari tau tentang kehidupan Sean hadiningrat" ucapnya membuat orang didepan matanya membola sempurna.

"Lo serius mau mencari tau tentang model itu, sejak kapan lo mengenal sean?"

"Lo kenal sean?"

"Astaga bang. Jelas gue mengenal Sean karena pacar gue itu sahabat baik Sean. Sekarang gue mau tanya sejak kapan lo kenal Sean, jangan bilang-" ucapnya membuat Airlangga mengangguk pelan.











Tbc.

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang