Bagian 19.

214 59 3
                                    

Sky tersenyum mendapati dimas tertidur di dekat nya, tadi malam semacam mimpi indah buat sky karena kedatangan dimas untuk menjenguk dirinya. Dia tidak menyangka jika dimas bakalan datang mengingat hubungan mereka sudah tidak lagi sama, tapi sky sangat bersyukur setidaknya tadi malam dimas menemani dirinya bahkan menginap dirumah sakit.

Ingatan tadi malam masih terukir di pikiran sky kala dimas mau mencoba menata kembali hubungan mereka, tentu saja sky menerima dengan sangat baik mengingat sampai saat ini dia masih mencintai dimas. Bahkan sky tidak peduli nantinya jalan mereka akan sulit yg jelas sky bakalan selalu ada di pihak dimas apapun yg terjadi.

Soal masa lalu dan kenangan yg pahit telah mereka lalui, sekarang sky akan mencoba membuka lembaran baru. Bahkan kalau bisa sky akan merahasiakan sementara hubungan nya dengan dimas sampai waktu yg belum di tentukan, tentunya dia sudah mengetahui fakta jika keluarga hadiningrat tentu tidak akan pernah setuju kalau dia menjadi gay, mengingat semua keluarga nya menikah dengan pasangan lawan jenis, maka dari itu kenapa reza menantang hubungan nya dengan dimas karena keluarga mereka menentang keras hubungan sesama jenis.

Mungkin jika Sean mengetahui hubungan nya dengan dimas bakalan membencinya, namun  sky tidak mengetahui fakta jika sang adek menyukai hal yg sama dengan dirinya.

Sky tersenyum kembali sambil mengelus surai dimas dengan lembut, tak lama dimas membuka matanya dan membalas senyuman sky. Lalu dia merenggangkan ototnya yg kaku sehabis bangun tidur.

"Jam berapa sekarang?" tanya dimas kepada sky.

"Jam tujuh pagi, kamu tidur nya nyenyak banget jadi gak tega bangunin."

"Aku harus menjemput Sean ke bandara karena hari ini dia kembali ke Jakarta."

"Dia kembali? Tapi kamu tidak beritahu kan kalau aku dirumah sakit, ya. Kalau di kasih tau juga pasti dia tidak akan mau menjenguk."

"Aku belum memberitahu kan dia, tapi. Pasti akan kasih tahu dia kalau kakak nya lagi dirawat."

"Jangan!"

"Why?"

"Kamu tau bukan hubungan aku sama Sean seperti apa, aku gak mau dia datang kesini hanya untuk mengejek aku."

Dimas menatap kearah sky dengan pandangan sulit di artikan "dia tidak mungkin melakukan itu."

"Dia pasti melakukan itu mengingat aku masih membenci nya."

Dimas menghela nafas sejenak "apa masih ada dendam dihati kamu, sky. Apa tidak bisa memaafkan dia walaupun kamu benci dia toh kamu masih bertanggung jawab atas dia."

"Aku bertanggung jawab atas dia hanya karena amanah papa agar selalu menjaga dia."

"Kamu mungkin sangat gengsi buat ungkapin jika kamu sayang adik mu, kamu mengetahui kalau dia gak salah tapi kamu masih tetap membenci nya serta menyalahkan dia atas kematian orang tua kalian."

"Kamu tidak tahu apapun, dimas. Kalau saja dia tidak berniat buat berenang di lautan mungkin kejadian nya tidak akan seperti ini."

"Sudahlah. Aku akan bersiap berdebat dengan kamu pasti tidak akan ada ujungnya."

Sky hanya diam saja dimas bangkit dari duduknya dan akan bersiap-siap menjemput Sean di bandara, dimas menuju kearah kamar mandi buat mencuci muka. Sky hanya bisa terdiam sambil menatap lurus kedepan entah apa yg dia pikirkan yg pasti pikiran nya saat ini penuh dengan sang adik.

Tak lama kemudian dimas keluar dari kamar mandi dengan muka yg lebih segar, dia mengambil ponsel dan serta kunci mobil memasukan nya kedalam kantong celana.

"Aku harus pergi" kata dimas dengan lembut.

"Apa kamu nanti akan kesini lagi?"

"Hm, aku belum tau. Yg jelas aku sedikit ada rapat dengan Sean buat membicarakan soal pekerjaan Sean nanti. Lagipula reza pasti akan menjenguk kamu kesini dan aku tidak mau terjadi keributan."

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang