Bagian 14.

205 60 1
                                    

Langkah kaki dimas terhenti sejenak kala melihat sky sudah berdiri sambil melipat tangan nya di dada tepat di sisi mobil mewah nya, dimas menghela nafas mencoba untuk tidak gugup atau bersifat yg berlebihan. Dia cenderung menatap datar kearah sky yg menatap dirinya dengan senyuman tipis seperti biasanya, ada getaran samar dihatinya namun sebisa mungkin dimas abaikan.

Dia melangkah sedikit demi sedikit kearah mobilnya berharap sky tidak menghalangi untuk dia bekerja, namun sepertinya dimas kalah cepat karena sky sudah memegang lengan dimas untuk tidak masuk kedalam mobil, dimas menatap sky dengan datar akan tetapi sky tidak akan pernah gentar.

"Aku kesini karena ingin bicara sekali lagi sama kamu, dim. Izinkan aku ngobrol sama kamu karena sudah beberapa hari ini kamu menghindari aku" kata sky dengan nada memohon.

"Aku sibuk, sky. Kerjaan aku tidak bisa di tinggal di agensi."

"Sean lagi berlibur kan, bagaimana mungkin jika kamu sibuk sementara artis kamu sedang berlibur disana."

"Artis aku bukan cuman Sean, ya. Walaupun Sean lagi liburan bukan berarti aku juga libur kan."

"Tapi semalam aku ke agensi kamu dan kamu tidak ada."

Dimas menghela nafas lelah "menyingkirlah pekerjaan aku masih banyak, dan aku sudah telat ke agensi."

"Sebentar aja hanya lima menit."

Dimas diam sejenak mencoba berpikir apakah dia bisa menerima tawaran sky atau tidak, akhirnya dimas mengangguk sebagai syarat kalau dia setuju buat bicara empat mata dengan sky.

"Oke, aku bakalan dengerin kamu. Tapi setelah itu tolong jangan pernah temuin gue lagi."

Sky tentu tersenyum senang dan tidak mengiyakan kalau dia tidak akan menemui dimas lagi, rencananya masih sama dia akan terus mengejar cinta dimas sampai kapan pun. Karena mereka dulu punya hubungan dan putus hanya kesalahpahaman semata. Yg pastinya sky sendiri lah yg salah paham dan dia berniat akan meminta maaf pada dimas.

Dimas masuk kedalam mobilnya sendiri namun sky menahan nya agar dimas masuk kedalam mobilnya dia, dimas pun menurut saja karena dia lelah berdebat dengan pria yg dulu pernah singgah di hatinya.

"Kita sarapan di cafe tempat kita pernah kencan dulu" ucap sky membuat dimas menoleh.

"Kejauhan, kita cari cafe yg dekat dengan agensi aku. Soalnya aku takut nanti atasan marah. Aku bicara jujur soal banyak pekerjaan, sky. Jadi, tolong jangan di persulit."

"Oke, fine. Kali ini aku mengalah."

Sky menghidupkan mesin mobilnya lalu meninggalkan area perumahan dimas, begini saja sky sudah bahagia nya bukan main. Apalagi jika dimas mau kembali ke sisi nya, dia berjanji jika itu terjadi dia bakalan turunin ego nya sendiri.



"Sayang.. Aku udah mikirin kalau kita bakalan liburan ke pulau yg mana sean singgah" ucap hujan kepada sang kekasih.

"Kamu tau lokasi nya, beb?" tanya badai penasaran.

"Hm, nggak sih. Soalnya sean gak balas chat aku lagi kemaren setelah dia kirim foto sebuah danau."

"Danau?"

"Iya loh. Aku belum bilang ya kalau semalam sean bisa aku hubungi dan dia tengah kencan dengan seseorang, aku sih gak tau siapa tapi feeling aku suruhan mas dimas."

"Kalau kamu ingin liburan ke pulau yg mana sean tinggal tanyakan alamatnya, tapi apakah kamu yakin sayang. Sebentar lagi sean bakalan balik ke Jakarta. Atau gini aja coba kamu tanyakan lagi sama sean dia ada di pulau mana tepatnya di kota apa."

Hujan mengangguk patuh lalu dia mengambil ponselnya didalam tas, dia mencari nomor sean dan mencoba menghubungi namun sayang nomor itu tidak dapat di hubungi atau tidak aktif.

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang