Bagian 27.

175 49 6
                                    

Gue gak begitu mengenal Sean tetapi pacar gue kenal dekat dengan Sean.

Sean setahu gue pria yg arogan tetapi hatinya baik.

Skandal yg dulu dia pernah perbuat itu semacam ke club, terus mengencani beberapa pria yg tidak ada ikatan. Semacam fwb.

Sean... Orang yg dikenal sebagai model problematik itu sebenarnya hanya pria kesepian.

Lo pasti paham bang gimana kesepian itu anak.

Gue gak menyangka kalau lo kenal Sean, gue juga tidak menyangka dia diasingkan dengan dimas di pulau tempat tinggal lo.

Selama ini gue selalu mencari lo, hubungi lo, tapi gak pernah bisa. Gak nyangka jika takdir membawa lo kesini.

Soal mantan pacar Sean gue gak mengetahui nya, tapi gue bisa tanya sama kekasih gue.

Itulah segelintir ucapan sang adik badai dengan dia, air menghela nafas panjang setelah mengetahui fakta betapa menyakitkan hidup seorang Sean. Dia pikir trauma tentang air laut dan pantai sudah membuatnya menderita tetapi dia harus menderita karena di cap sebagai orang problematik.

Air tidak tidur dia masih setia menatap wajah Damai Sean, dia bakalan sekuat tenaga untuk bisa menjaga Sean. Dengan penjelasan badai tadi cukup air mengerti jika Sean selama ini hidupnya cukup kesepian.

"Saya janji bakalan jagain kamu sampai batas mampu saya, kalau kamu memang meminta saya pergi bakalan saya lakukan. Tapi, izinkan saya berjuang dulu buat mendapatkan kamu."

Ucapan air tidak pernah main-main dia serius dengan Sean, dia serius dengan ketertarikan Sean dan dia serius mengatakan kalau dia sudah jatuh cinta dengan Sean.

"Izinkan saya berjuang semampu saya. Sampai saya mengatakan lelah. Namun kata lelah tidak akan pernah saya katakan, karena saya sudah jatuh cinta sama kamu."

Paginya mata Sean terbuka sempurna cukup terkejut melihat air yg tengah tertidur di samping dirinya sambil duduk, Sean menatap penuh kebingungan bukan kah air semalam tidur dengan memeluk nya. Tapi kenapa dia bangun justru tidur di samping dirinya sambil terduduk.

"Air" panggil Sean dengan pelan.

Air membuka matanya perlahan "pagi."

Airlangga lekas mengecup bibir Sean dengan singkat, sambil tersenyum manis melihat wajah bangun tidur Sean.

"Yak! Kenapa mencium aku?"

"Apa ada masalah saya mencium kamu? Bahkan kita sudah melakukan lebih dari ciuman."

"Kamu kenapa tidur disini seingat kamu tidur di atas kasur tapi pas aku bangun malah tidur begini, air. Nanti badan mu sakit."

"Tidak akan sakit. Semalaman saya menjaga kamu."

"Thank you. Hari ini aku ada jadwal pemotretan apa kamu mau ikut?"

"Hm, saya hari ini ada janji dengan seseorang mungkin saya bisa menjemput kamu jika sudah selesai dengan pemotretan nya."

"Janji? Kamu janji sama seseorang? Apakah itu spesial?" tanya Sean bertubi-tubi.

Airlangga mengangguk mantap ada rasa cemburu yg menghampiri di dada Sean, Sean lekas bangkit dan turun dari ranjang. Dan langsung menuju ke kamar mandi namun sebelum langkah nya terayun Airlangga sudah memegang tangan Sean.

"Mau kemana?"

"Mau mandi!"

"Cemburu, hm."

"Hah! Cemburu!!! nggak lah. Ngapain aku cemburu juga. Lagian hak kamu mau bertemu sama siapa. Mau orang spesial atau bukan."

Air merapatkan tubuh Sean agar lebih menempel padanya, hingga hembusan nafas air terasa di wajah Sean. Gugup sudah pasti karena aksi gila air tanpa kata air melumat bibir Sean dengan penuh perlahan. Membuat Sean tenggelam akan ciuman air, Sean bahkan tidak mampu untuk menghindari ciuman bersama air, karena selalu ciuman itu bagaikan candu buatnya.

Sekitar lima menit ciuman Airlangga melepaskan tautan bibir mereka, dia mengusap lembut permukaan bibir itu. Membuat Sean memejamkan matanya.

"Saya tidak mungkin bertemu dengan orang spesial yg seperti ada dalam pikiran mu. Saya hanya bertemu dengan adik saya" ucapnya membuat mata Sean terbuka.

Sean memukul dada Airlangga membuat air terkekeh, merasa lucu melihat Sean yg cemburu padanya. Namun karena Sean gengsi sulit buat mengungkapkan.

"Lepasin aku mau mandi!"

Airlangga dengan terpaksa melepaskan Sean lalu dengan cepat berlari kecil masuk ke kamar mandi, menutup keras pintu kamar mandi. Lalu menutup wajahnya yg memerah malu.

"Bisa-bisanya gue cemburu, aish. Menyebalkan!"






Langkah Sean terhenti kala melihat sang kakak sky sudah berdiri di lobby agensi, dia menahan nafas kala melihat kakak nya yg secara mendadak datang ke kantor. Sean ingin mengumpat karena dimas tidak memberitahukan jika sky datang ke agensi nya, begitu pun sky yg sudah melihat sang adik langsung berjalan menuju kearah sean.

"Kamu sibuk? Aku ingin bicara empat mata sama kamu" ucap sky membuat Sean terkejut.

"Sebenarnya gue sibuk banget, kak. Tapi. Apalagi rencana kali ini. Mau menyalahkan gue kenapa tidak datang kerumah sakit buat jenguk lo, atau. Cuman mau bilang kalau semua yg terjadi ini karena kesalahan gue akibat gue anak pembawa sial."

Sky membuang mukanya ke samping merasa sedih melihat sang adik berbicara begitu, padahal niat dia kemari ingin bertemu adiknya dan membicarakan tentang apa yg reza katakan kemaren malam. Dia penasaran dan ingin tahu kebenarannya.

"Kenapa tidak pulang kerumah?"

"Ingin tahu sekali. Bukan nya malah senang jika gue gak dirumah. Lo bebas bukan bahkan lo gak ngerasa di hantui dengan bayang-bayang meninggal nya mama jika melihat wajah gue."

"Sea" lirih sky memanggil adik nya.

"Pulang lah, kak. Gue gak ada waktu buat bicara sama lo."

Sean berjalan melewati sky begitu saja, Sean sudah terlanjur sakit hati dengan perlakuan mereka yg membenci dirinya. Dia tahu kalau dia salah tapi apakah etis jika menyalahkan dia bertahun-tahun.

"Kamu tidak mau pulang karena sudah memiliki kekasih, jika iya maka kenalkan dengan kakak."

Langkah Sean terhenti saat sky mengucapkan kata itu, dia berbalik dan memandang remeh kakak nya bahkan dia melipat tangan nya dada.

"Urusan sama kak sky apa?"

"Karena kamu masih adik kakak, sean."

"Adik yg udah dianggap membunuh kedua orang tuanya itu maksud kak sky."

Usai mengatakan itu Sean berjalan dengan cepat, hatinya kembali luka jika mengingat semua kejadian yg dia alami selama ini. Sementara sky dia menatap dengan pandangan sendu, padahal niat hati dia mau berbaikan dengan Sean atas saran dari dimas. Namun sepertinya Sean tidak akan pernah mau memaafkan nya.

Didalam ruangan Sean menangis dalam diam, dia tidak menyangka jika sky mengatakan hal itu. Sejak kapan sky mengatakan dia adik nya, sejak kapan mengakui kalau dia sebagai kakak. Yg ada selama ini yg Sean tahu sky menganggap dia pembawa sial.

Ponsel Sean bergetar tanda ada pesan masuk dia menatap bingung ke layar, ada nomor asing yg mengirim nya pesan gambar. Lekas dia membuka betapa terkejut nya dia saat melihat foto Airlangga tengah berantem dengan orang yg tidak di kenal.

"JACKSON BERENGSEK!"












Tbc.

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang