Bagian 24.

159 48 0
                                    

Pagi harinya saat alarm berbunyi sean membuka matanya, dia lekas bangkit dan merenggang kan ototnya yg kaku. Dia menoleh ke samping serta menatap bingung karena kasur disamping nya kosong, padahal seingat sean airlangga tadi malam tidur dengan nya kenapa sekarang sudah tidak ada. Tanpa membuat sakit kepala dia lekas bangkit dan turun dari ranjang nya dan menuju kamar mandi, dia akan mencari airlangga kalau sudah selesai mandi sudah tidak ada waktu lagi buat memikirkan hal itu. Karena pagi ini dia ada rapat dengan dimas dan staff dari brand yg bekerja sama dengan nya.

Tidak butuh satu jam sean sudah selesai mandi, dia memilih mengenakan pakaian formal ala kantoran. Tidak lupa dia sedikit berdandan untuk menunjang penampilan nya. Dirasa sudah rapi sean lekas keluar dari kamarnya, saat hendak turun ke bawah sean tersenyum mendapati airlangga tengah berdiri sambil memegang ponsel di telinga nya.

"Gue bakalan balik kalau misi gue udah selesai, kal."

"Tapi berapa lama, bang. Itu toko selam lo tutup tiba-tiba pelanggan pada tanya sama gue semua."

"Lo Handel dulu sementara gapapa kalau uang nya mau lo pake."

"Gue mau aja, bang. Tapikan cafe gue gimana gak ada yg urus."

"Gue minta tolong sama lo."

"Berapa lama lo pergi? Kasih tau gue dulu. Lo gak ada pamit sama gue tiba-tiba udah di jakarta aja."

"Tiga bulan. Kurang lebih tiga bulan mungkin gue udah balik."

"Oke, gue bakal Handel toko selam lo. Tenang aja uang penjualan bakalan gue putar buat modal lagi. Jadi gue gak ada ambil sepersen pun."

"Iya. Lo atur dah gimana baiknya. Gue tutup dulu."

Airlangga lekas menutup telpon nya lalu dia membalikan dan tersenyum tulus saat Sean baru saja turun dan sudah siap dengan penampilan yg menawan, sean juga begitu dia tersenyum senang karena Airlangga memakai pakaian yg dia beli semalam. Hanya karena kaos dipadukan jaket denim serta celana jeans membuat penampilan Airlangga jauh lebih keren dari yg dia duga.

"Morning" sapa Airlangga.

"Morning too, kamu tadi habis hubungi siapa?"

"Haikal. Kan kamu bilang saya harus pamit sama haikal agar dia tidak kecarian saya."

"Kamu kasih tau kalau tinggal di apartemen aku?"

"Saya tidak segila itu, Sean. Lagian buat apa saya beritahu haikal kalau kita tinggal satu atap. Hm."

"Ya mana tau. Kamu kan terlalu jujur."

Airlangga geleng-geleng kepala saja Sean belum sepenuhnya mengenal dirinya seperti apa, Airlangga mengajak Sean buat sarapan pagi. Lagi dan lagi Sean merasa takjub dengan apa yg dia lihat, Airlangga bahkan sudah menyiapkan sarapan di meja makan nya.

"Kamu bangun pagi seperti ini hanya buat menyiapkan sarapan?"

"Hm, maaf saya meninggalkan kamu tadi pagi. Saya pikir kalau saya membuat sarapan dan kamu tinggal menikmati nya saja."

"Air... Sumpah kamu kenapa begitu effort melakuan ini?"

"Hahaha, karena saya suka aja, sean. Saya suka memasak bahkan dulu saya belajar memasak sejak di bangku sekolah waktu ibu saya masih hidup" ungkapnya membuat Sean terdiam.

Airlangga menatap sendu Sean seolah ada gurat kesedihan yg terpancar dari mata Airlangga, Sean melangkah buat mendekati Airlangga. Lalu dia memeluk lelaki putih itu membuat Airlangga membalas pelukan dia.

"I'am sorry, karena aku sudah banyak tanya sama kamu."

"Gapapa. Lagian saya sudah merasa lebih baik sekarang."

"Aku tahu perasaan kamu, air. Aku harap kamu bisa bercerita seperti apa ibu kamu. Aku pengen mengenal beliau."

"Kalau mau mengenal beliau harus jadi menantunya dulu, itu berarti kamu harus menerima cinta saya sepenuh hati."

"Apaan sih! Ayo sarapan aku nanti telat ke agensi."

Sean merasa pipinya memanas karena ucapan yg terlontar dari bibir Airlangga, air dengan segala kebajingan nya sudah membuat jantung Sean tidak sehat di pagi hari yg cerah ini.


Airlangga dengan setia menunggu diruangan Sean, saat ini Sean tengah rapat dengan dimas dan juga staff dari brand yg akan dia kerjakan nantinya. Airlangga memainkan ponsel membaca segala artikel yg berhubungan dengan Sean, Airlangga tersenyum saat melihat foto-foto Sean yg terpampang nyata didalam sebuah akun sosial media. Atau disebuah akun gosip yg selalu memuat berita nya.

Airlangga tidak menyangka akan dekat dengan seorang model yg sepak terjang nya kadang naik dan kadang turun, air juga membaca tentang skandal atau gosip tentang Sean. Namun itu tidak merubah perasaan nya untuk Sean. Baginya rumor apapun yg dialami atau di landa oleh Sean baginya hanya sebatas rumor, karena yg dia tahu seorang publik figur memang selalu di ekspos cerita di kehidupan nya.

Hingga pintu ruangan itu terbuka menampilkan Sean dengan senyum yg khas nya, disusul oleh dimas yg menatap bingung dengan kehadiran Airlangga.

"Sejak kapan lo disini, air?" tanya dimas.

"Udah dari tadi. Lo gak lihat gue datang bareng dia" bukan air yg menjawab melainkan sean.

"Tekad lo boleh juga, sean. Gue harap tidak ada media satupun yg meliput lo tadi. Karena gue udah capek mengurusin skandal lo."

"Yaelah mas. Lo tenang aja gue gak akan buat macam-macam. Udah lo keluar deh gue mau berduaan sama air."

"Besok jangan sampai telat karena besok hari pertama kita pemotretan."

"Hm."

Dimas menghela nafas saja lalu dia keluar dari ruangan sean, sean melangkah kaki lalu duduk di pangkuan Airlangga. Dia memeluk leher Airlangga dan membenamkan wajahnya.

"Aku capek banget" keluhnya membuat Airlangga terkekeh.

"Cuman rapat aja tapi sudah capek."

"Meeting itu berat tau! Mana tau aku gak paham konsepnya apa. Keburu ngantuk."

"Mau pulang?"

"Hm, tapi nanti dulu."

Sean mendongak kearah wajah Airlangga "kamu laper gak? Kalau laper aku akan beli makanan dulu."

"Biar saya belikan saja. Kamu disini tungguin."

"Eh, gak usah. Biar aku aja yg beli makanan nya. Soalnya aku lagi pengen makan masakan di kantin agensi, kamu kan gak tau kantin nya dimana."

"Baiklah."

Sean lekas bangkit dari pangkuan air "tunggu sebentar, gue gak akan lama."

Airlangga hanya mengangguk patuh sementara itu Sean lekas keluar ruangan nya menuju kantin, dengan langkah riang dia menuju ke lantai satu. Banyak staff agensi yg dia tegur satu persatu karena memang suasana hatinya sedang baik.

Masih dengan langkah riang dia pun langsung berjalan kearah kiri membelokan badan nya kearah kantin, beruntung nya dia karena kantin sedang sepi maka dengan cepat dia masuk kedalam kantin sana.

Namun langkahnya terhenti kala melihat seseorang yg selama ini dia benci, bahkan seumur hidup nya dia tidak akan pernah mau bertemu orang ini lagi. Namun apa daya takdir hari ini sangat sial buatnya karena dia harus bertemu dengan orang yg paling dia benci seumur hidup nya.

"Hai.. Long time no see, sea."













Tbc.

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang