Bagian 16.

182 59 0
                                    

"Kasih tau alasanya kenapa gue gak boleh balik ke Jakarta?" tanya Sean yg masih sedikit tidak percaya dengan permintaan air.

Airlangga kembali duduk masih menggenggam tangan Sean, dia menatap serius kearah Sean entah apa yg dipikirkan oleh Airlangga membuat Sean tidak mengerti.

"Saya menyukai mu. Ralat mencintai kamu" ucap Airlangga membuat Sean terkejut.

Sean masih menatap tak percaya dengan apa yg dikatakan oleh Airlangga, suka, jatuh cinta, lelucon apalagi ini.

"Kita baru kenal Airlangga, mustahil lo jatuh cinta sama gue."

"Terserah apa kata kamu! Apa yg saya ucapkan itu dari hati saya yg sesungguhnya."

Sean tidak bisa berkata-kata dia terlalu terkejut dengan ucapan Airlangga, bagaimana bisa air mengucapkan kata itu sedangkan dia tidak punya perasaan apapun kepada air. Bahkan dia menganggap air sebenarnya hanyalah partner sex bahkan buat jatuh cinta saja dia sama sekali tidak kepikiran.

Sedangkan air hanya bisa terdiam hatinya mendadak perih karena mendapatkan penolakan secara tidak langsung dengan Sean, namun Airlangga merasa bodoh karena terlalu cepat buat mengungkapkan apa yg dia rasakan. Dia pikir dengan dia ungkapan perasaan itu pada Sean setidaknya membuat Sean tertahan di sisi nya. Namun dia salah ternyata Sean mengucapkan kata itu.

"Gue bakalan coba buat tinggal beberapa hari disini, nanti gue bakalan bilang sama mas dimas" kata Sean setelah dia terdiam.

"Tidak perlu! Maaf sudah membuat kamu tidak nyaman dengan pernyataan saya."

"Bisakah lo membujuk gue lebih dari ini. Kayaknya gue butuh di bujuk lebih keras."

Airlangga tertawa harusnya dia sadar jika Sean memiliki gengsi yg sangat tinggi, dia mencoba memberanikan diri buat bicara dan menahan Sean agar selalu disisinya. Dengan keberanian itu dia mencoba memegang tangan Sean bahkan sesekali mengecup nya. Membuat perasaan Sean berdesir hebat.

"Bisakah kamu tinggal lama dengan saya" ucap Airlangga dengan sunguh-sungguh membuat Sean terpaku.

Sean melepaskan genggaman tangan Airlangga lalu menghapus air mata air, air tentu terkejut saat Sean menghapus air matanya. Tidak menyangka dia bisa memohon seperti ini sambil menangis, air tidak mengerti mungkin karena dia emosional takut jika Sean pergi meninggalkan nya.

"Jangan nangis. Nanti gue bakalan bicara sama dengan mas dimas, setidaknya untuk beberapa hari ke depan gue masih stay disini."






"Gak bisa Sean janji lo cuman dua minggu. Dan besok lo harus balik ke Jakarta."

"Mas please. Kasih waktu tiga hari lagi buat stay disini ya."

"Kasih alasan buat gue kenapa lo mau stay di pulau itu, seingat gue lo gak mau pergi ke pulau bahkan merengek sama gue. Kenapa jadi tiba-tiba begini."

"Gue gak bisa kasih alasan nya mas! Yg jelas tolong kasih pengertian nya sama gue."

"Gak bisa Sean! Keputusan gue udah bulat. Lagian lo mau apa brand yg selama ini lo inginkan memutuskan kerjasama nya. Mereka udah setuju loh dan gue udah acc juga, dan sehari lo di jakarta langsung syuting buat pemotretan."

"Jadi, gak bisa nih."

"Gak bisa! Hujan  juga sudah merengek tanyain lo kapan pulang."

Sean hanya mendengus lalu mematikan sambungan telepon sepihak, dia pikir dengan memohon kepada dimas maka meneger nya itu mengabulkan. Namun nyatanya dimas tetap kekeh menyuruh dia pulang besok.

Airlangga melihat wajah cemberut Sean bisa memastikan jika Sean kecewa karena dimas tidak mengizinkan Sean buat tinggal beberapa hari lagi, dia berjalan kearah Sean dan lalu memeluk nya dari belakang dengan dagu nya dia tempelkan ke leher Sean.

"Gue tetap pergi besok."

"Yah, mau bagaimana lagi pekerjaan kamu tentu lebih penting dari yg saya bayangkan."

"Gue udah tanda tangan kontrak dengan sebuah brand dan kalau gue mangkir bisa kena denda penalti. Lo pasti paham."

Airlangga mengangguk paham dia masih betah memeluk Sean dari belakang, sedangkan Sean dia menatap lurus mencoba berpikir supaya dia tetap tinggal bersama Airlangga. Senyum nya mengembang kala dia mendapatkan ide yg sangat konyol.

"Air" panggil Sean membuat air berdeham.

"Hm."

"Gimana kalau lo ikut gue ke Jakarta" kata Sean membuat Airlangga membalikkan tubuh Sean menghadap nya.

"Saya ikut dengan kamu?"

"Iya. Tapi sebelum itu gue bakalan buat perjanjian diatas hitam dan putih, lo akan mengerti kenapa gue gak mau menjalin hubungan dengan siapapun. Kasar nya begini lo dibayar mas dimas buat jagain gue. Nah, gue bakalan bayar lo buat temenin gue dan ikut gue ke Jakarta."

"Saya tidak dibayar oleh dimas."

Sean terkekeh "jangan bohong gue udah tau semuanya sejak awal. Gak mungkin orang seperti lo gak mau dibayar buat jagain gue."

Airlangga menatap dengan datar kearah Sean "serendah itu saya dimata kamu."

"Loh, gue gak anggap lo rendah. Lo kerja sama dimas buat jagain gue secara profesional kan. Apa salahnya gue bayar lo buat temenin gue secara profesional juga."

Air diam tampak dia berpikir sejenak, sejujurnya bukan ini yg dia mau tapi entah kenapa tawaran Sean sulit buat di tolak. Bukan karena Sean akan membayar nya tetapi karena dia sudah mempunyai perasaan kepada lelaki manis tersebut.

"Berapa lama saya akan menemani kamu di jakarta?" tanya Airlangga dengan nada yg datar.

"Cukup tiga bulan."

"Oke saya setuju. Tapi, saya buat penawaran juga sama kamu."

"Apa?"

"Dalam waktu tiga bulan izinkan saya mengejar kamu, izinkan saya membuat kamu jatuh cinta sama saya. Izinkan saya mendapatkan kamu dan kamu jadi milik saya. Gimana?"

Sean menggaruk kepalanya yg tidak gatal, dia merasa salah tingkah mendengar ucapan Airlangga. Dia hanya mengangguk mantap, dan siap menerima tawaran Airlangga.

"Silahkan. Silahkan lo berusaha sekuat mungkin."

"Saya tidak akan menyerah sampai kamu jatuh cinta sama saya."

"Gue mau buat surat perjanjian kita dulu dan gue bakalan transfer biaya uang mukanya."

Sean pun pergi meninggalkan Airlangga untuk masuk kedalam kamar nya, Sean tidak ingin berlama-lama menatap wajah air yg menjadi titik tidak fokus nya. Tanpa air sadari Sean sebenarnya selalu salah tingkah jika bertemu dengan Airlangga. Namun yg namanya Sean dia bisa mengendalikan semuanya.





Dimas berlari kencang di lorong rumah sakit, sejak dia mendapatkan telpon dari rumah sakit jika sky sedang dirawat akibat kecelakaan yg di alami pria tampan itu, membuat nya sangat khawatir dan takut. Sudah dua minggu ini dia tidak pernah ketemu lagi dengan sky, terakhir ketemu sky saat di cafe dimana dia pergi meninggalkan sky dengan penolakan nya.

Namun sekarang dia harus mendapatkan kabar jika mantan kekasih nya mengalami kecelakaan dan harus dirawat dirumah sakit, dimas lekas menghampiri sangat resepsionis yg bertugas malam ini.

"Permisi suster, selamat malam. Ruang rawat pasien atas nama sky hadiningrat dimana?"

"Sky hadiningrat di rawat di ruangan VVIP lantai tiga, nanti sudah dilantai tiga belok kanan."

"Makasih sus."

Sesudah mendapatkan kamar rawat inap sky dimas lekas bergegas kesana, saat sudah sampai di lantai tiga langkah dimas berhenti saat mendapati ada anggota keluarga sky yg sedang berkumpul. Dimas mengurungkan niatnya buat menjenguk sky, akhirnya dia membalikan badan agar tidak berurusan dengan keluarga sky. Namun langkah nya berhenti saat seseorang memanggil namanya.

"Kak dimas."














Tbc.

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang