Sean keluar dari kamar penginapan dengan setelan yg santai, dia berjalan pelan kearah Airlangga yg telah menunggu nya. Sean agak ragu untuk menghampiri pria putih pucat itu karena aksi konyol nya tersebut, bagaimana bisa dia menggoda lelaki menyebalkan seperti Airlangga ini. Sungguh diluar kendali nya.
Airlangga yg mendengar langkah kaki mendekat kearahnya tentunya menoleh, dia mematikan rokok yg sempet dia hisap tadi. Tersenyum tipis menjadi andalan nya sebagai sapaan buat Sean, akan tetapi Sean tidak pernah melihat senyum tipis itu. Karena memang Airlangga tersenyum sangat samar.
"Mau sarapan dulu sebelum kita jalan-jalan" tawar Airlangga membuat Sean memutar bola matanya saja.
"Gue mau makan! Gak perlu jalan-jalan. Lagi pula apa yg bisa dilihat di pulau ini selain pantai, gue gak suka mending diem di kamar penginapan."
Airlangga terkekeh geli mendengar penolakan Sean, namun bukan Airlangga namanya jika dia menyerah begitu saja.
"Ada banyak pemandangan indah di pulau ini selain pemandangan pantai nya, lagi pula..." Airlangga sedikit mencondongkan tubuhnya kearah telinga Sean membuat Sean lagi dan lagi menahan nafasnya.
"Lagi pula .. jika kamu punya trauma lebih baik hadapi."
"Lo gak tau dan gak akan pernah tau tentang gue!"
"Siapa bilang! Saya tau segalanya tentang kamu."
"Lo..."
Airlangga lekas menarik tangan Sean untuk ikut dengan nya, Sean hanya diam tanpa melawan karena pegangan tangan Airlangga sangatlah kuat. Bukan berarti menyakiti nya, mereka berdua terus berjalan tanpa Sean tau dia akan dibawa kemana dengan lelaki pucat ini.
Hingga keduanya berhenti didepan cafe minimalis, Airlangga mengajak Sean masuk kedalam dengan masih menggenggam tangan Sean. Entah kenapa Sean merasa nyaman dan tidak mau melepaskan nya.
"Duduk! Silahkan mau pesan apa disini lengkap."
Buku menu telah disediakan diatas meja, dengan perasaan gugup Sean membuka buku itu. Mengamati satu persatu menu yg akan dia pesan, hingga akhirnya dia mendapatkan menu salad yg dia mau.
"Gue pesen salad! Dan Lo jangan protes kalau gue gak makan nasi."
"Sebenarnya makan yg kamu pesan itu tidak akan kenyang, paling sejam dua jam kamu akan lapar lagi."
"Gue diet! Jadi, jangan protes."
"Badan kecil begitu pake diet segala."
"Body shaming Lo" ucap Sean sedikit keras suaranya namun Airlangga tetap acuh saja.
Tidak ada lagi percakapan keduanya Sean memilih menikmati angin sepoi-sepoi, dia menghirup udara pagi yg mana terasa sejuk. Sudah sangat lama dia tidak menghirup udara sejuk seperti ini, mengingat kota jakarta banyak nya polusi udara yg membuat dada nya sesak.
"Lo dibayar berapa sama mas Dimas?" Tanya Sean.
"Saya gak dibayar" jawab Airlangga berdusta.
"Bohong banget! Kalau gue bayar lo. Lo bisa stop gak ikutin gue. Gue mau liburan sendiri tanpa ada yg ngawasin. Gue bayar dua kali lipat deh."
Airlangga tersenyum tipis "kamu pikir saya di anggap apa, lagian saya tidak di bayar. Dimas meminta tolong sama saya buat jaga kamu. Hal hasil saya menerima tanpa harus di gaji."
"CK! Padahal gue bisa bayar lo 5 juta kalau Lo bersedia buat gak ikutin gue."
Airlangga menatap dengan intens kearah Sean membuat Sean jadi salah tingkah, lalu Airlangga tersenyum lebar menampilkan tampilan senyum gusinya yg menawan membuat Sean terpaku sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Sea
Fanfictionseorang model terkenal yg sedang naik daun namun harus terkena sedikit skandal hingga akhirnya dia di asingkan di sebuah pulau terpencil, dia yg membenci laut harus bertemu dengan seorang penyelam andal yg sialnya si penyelam utusan dari meneger san...