Sudah satu minggu sejak airlangga memutuskan buat pulang kerumah nya yg berada di pulau, kehidupan sean justru semakin memburuk. Bukan memburuk dalam artian sekarat hanya saja sean yg di kenal sebagai pribadi yg periang tetapi sejak kepergian airlangga menjadi pribadi yg pendiam, dulu sean cenderung suka berpesta pora bahkan sering kali ke club malam buat menghilang stress. Namun sekarang dia lebih memilih untuk pulang sesudah kerja, begitu selama satu minggu ini.
Tidak ada kecerian dia mata sean hanya melamun dan melamun, bahkan sky yg notabene kakak nya sudah membujuk berbagai cara namun sean tetaplah sean yg menutup diri nya sekarang. Seperti sekarang ini sean lebih memilih mengalihkan perhatian dengan mendesain atau sekedar menggambar lalu dia edit, bahkan melukis adalah hobi dia yg sekarang. Mengurung diri diruang kerja membuat sky, dimas, bahkan hujan sangat khawatir dengan kesehatan sean.
"Mau sampai kapan lo begini, sean" ucap hujan yg melihat sean sudah seperti robot yg tidak berguna.
"Jangan ganggu gue! Gak lihat gue lagi sibuk."
"Setidaknya kalau lo mencintai dia susul deh kesana, gue bukan gak suka lo berubah menjadi lebih baik. Tidak ke club pulang kerja langsung pulang, tapi gue ngeri lihat perubahan lo yg mengurung diri di ruang kerja begini, makan juga pasti gak tepat waktu. Gue lihat banyak gelas kopi di meja kerja lo tadi."
Sean melepaskan kacamatanya lalu memijit pelipis nya yg sedikit pusing, dia menatap hujan dengan tatapan yg sulit diartikan. Entahlah sean hanya bingung dengan perasaan satu minggu ini.
"Jangan mencoba mengalihkan perasaan lo, sean. Terkadang kita mengalihkan perasaan kita justru semakin sangat sulit buat melupakan."
"Setidaknya gue udah berusaha, jan. Udah berusaha selama satu minggu ini buat mengalihkan apa yg terjadi."
"Sekali lagi gue tanya lo mencintainya?"
"Gue gak tau!"
Hujan menghela nafasnya "terserah lo deh. Gue harap lo gak kehilangan dia selamanya."
Hujan pun bergegas buat meninggalkan sean diruang kerja nya, sementara sean menatap dengan nanar kepergian hujan. Dia juga menatap kearah tong sampah yg mana masih tergeletak kotak warna biru navy yg berisi gelang pemberian airlangga.
"Gimana?" tanya dimas melihat hujan yg turun dari lantai dua rumah sean.
"Gagal. Dia tetap dalam pendirian nya."
Semua orang yg ada dirumah sky hanya bisa mendesah pasrah, mereka tentu bakalan melakukan apa saja agar sean bisa hidup seperti sedia kala. Jujur sejak kepergian airlangga sean yg mereka kenal sudah tidak ada lagi.
"Apa kalian punya rencana?" tanya badai kepada semuanya.
"Kalau rencana gue gak punya. Tapi yg jelas sean tentu mencintai airlangga, hanya saja dia gengsi buat mengatakan nya" ungkap sky.
"Gue setuju dengan sky setidaknya kita harus lebih ekstra menyadarkan sean kalau dia sebenarnya mencintai air" ujar dimas.
"Sayang... Apa gak bisa suruh kak air ke Jakarta lagi?" tanya hujan kepada badai.
Badai hanya menjawab celengan kepala tanda tidak bisa, bukan nya badai tidak mencoba buat membujuk sang kakak agar kembali ke Jakarta. Airlangga menolak keras buat ke Jakarta lagi alasan nya karena dia tidak bisa meningggalkan usaha nya di pulau itu.
"Menurut lo airlangga masih cinta sama adek gue gak?"
"Kalau itu gue gak tau, bang. Perasaan bang air hanya dia yg merasakan nya. Gue sebagai adik nya dari dulu tidak pernah tau apa isi hati bang air, bang air orangnya susah ditebak. Namun satu hal yg harus kalian tau kalau bang air sekali jatuh cinta dia tidak pernah main-main."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Sea
Fanfictionseorang model terkenal yg sedang naik daun namun harus terkena sedikit skandal hingga akhirnya dia di asingkan di sebuah pulau terpencil, dia yg membenci laut harus bertemu dengan seorang penyelam andal yg sialnya si penyelam utusan dari meneger san...