PROLOG

81.7K 2.5K 49
                                    

sebelum membaca ada baiknya vote terlebih dahulu
.
.
.
Happy Reading

Seorang gadis cantik yang tak lain tak bukan Divana Veronika sedang berjalan dengan tergesa-gesa di pinggir jalan. Hari ini ia akan mengembalikan novel sahabatnya dua hari lalu ia pinjam.

Novel yang dirinya nilai paling buruk di antara semua novel yang dirinya baca. Bagaimana tidak? Si protagonis pria yang sudah beristri malah mencintai seorang wanita miskin dari desa yang bekerja di perusahaannya yang sangat sialnya adalah protagonis.

Mana si protagonis wanita menye-menye lagi, ck.

"Sumpah, kalau bukan ini novel punya sahabat gue udah gue banting, gue bakar dari tadi, emosi gue" gerutunya sambil menunggu lampu merah.

Lampu yang tadinya berwarna hijau kini berganti merah, Divana mulai menyebrang tetapi novel ia genggam dari tadi terjatuh membuat ia harus mengambilnya walau ada keinginan untuk meninggalkannya saja tapi sahabatnya yang bawel itu mungkin akan menggoroknya jika ia membuang novel kesayangannya.

Bisa bisanya sahabatnya itu menyukai novel menurutnya paling buruk.

"Syebel gue tau nggak"Divana kembali bergerutu setelah mengambil novel dan kembali melangkahkan kakinya tapi.

Tit tit

Bruk

Kejadian yang begitu cepat, di mana Divana tertabrak mobil dengan laju tak main main membuat ia terlempar beberapa meter dan terbentur ke aspal yang panas jangan lupa berguling guling seperti yang ada di kebanyakan film membuat beberapa orang yang menyaksikan kejadian itu berteriak histeris.

Sebelum ia menutup matanya ia sempat menatap benci ke arah novel yang sudah terlempar kepinggir jalan itu. Semua ini gara-gara novel itu jika saja novel itu tidar terjatuh atau ia mengambilnya maka kejadian ini tidak akan terjadi tapi nasi sudah menjadi bubur tidak mungkin bisa menjadi nasi lagi kan?

'Novel sialan, gara-gara lo gue harus mati, awas aja kalau gue masuk neraka, pertama yang gue salahin adalah lo!' batinnya sebelum semuanya menjadi gelap.

Hari ini, tanggal 19 September seorang wanita berinisial DV meninggal dunia dan sang penabrak tidak mau bertanggung jawab karena kekuasaannya.

Jika Divana mengetahuinya tidak mungkin sang pelaku bisa hidup tenang tapi sayangnya Divana tak bisa mengetahuinya, ia malah menatap bingung ruangan saat ini ia tempati.

"Gue di mana ini? Ini surga yah ica?"

"Ah, masa? Emang surga ada rungan se moderen ini yah? Wow"Divana berdecak kagum menatap setiap inci rungan saat ini ia tempati tanpa menyadari jika tubuh saat ini ia tempati bukanlah raganya.

Tak lama suara knop pintu menyadarkannya dari kekagumannya, ia berbalik ke arah suara itu terdengar dengan satu alis terangkat menandakan ia bingung apalagi orang yang membuka pintu menunduk sambil berjalan ke arahnya.

"Siapa?"tanya Divana singkat, ingatlah Divana adalah cewek cuek bersama sahabatnya saja ia dipaksa banyak bicara juga tertawa dengan ancaman.

Sekilas wanita tak dikenalinya itu mendongak ke arahnya kemudian kembali menunduk dengan kedua tangan meremas baju Divana duga adalah baju khusus pelayan tapi emang ada yah pelayan di surga? Atau mungkin di depannya ini bidadari? Tapi kan bidadari itu cantik tapi kok ini? Cantik sih tapi wajah biasa biasanya saja jauh lebih baik dari wanita di depannya ini.

'Ck, cukup Divana, dirinya yah dirinya jangan merendahkan orang lain karena lo bukan Tuhan!' Divana seketika menggelengkan kepalanya kemudian kembali mengulang pertanyaan.

"Saya ulangi lagi kau siapa?"tanya Divana membuat wanita ia duga pelayanan itu bergetar ketakutan itu membuat Divana kembali kebingungan lagi.

'Sumpah anjir! Masa gue di giniin sih? Baru bangun tidur juga malah di buat kebingungan sama semua ini, dan lo! Kalo di tanya itu yah jawab apa susahnya sih njir? Taik' batin Divana menggerutu. Ingin sekali ia mengeluarkan unek-unek tapi yah..

Itu tidak termasuk sopan, apalagi orang di depannya ini terlihat lebih tua darinya.

Divana seakan melupakan jika ia pernah memukul ayahnya hingga masuk rumah sakit hanya karena ia mendapati ayahnya berselingkuh tapi hebatnya ia tak masuk neraka. Sungguh nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?

Oke balik topik lagi tentang kenapa orang di depannya ini tak menjawab jawab pertanyaannya malah terlihat ketakutan membuat ia tadinya bingung bertambah bingung.

'Tahan Div, tahan' batinnya lagi merasa gemes dengan wanita di depannya ingin sekali ia mencekik lehernya.

"Bisa kau menjawab pertanyaan saya? Kau siapa? Ini di mana?" Divana kembali bertanya malas, malas mengeluarkan suara banyak banyak apalagi hal yang tak penting.

Pelayan itu tadinya gugup semakin gugup, tapi ia berusaha menghilang rasa ketakutannya itu. "Na-nama saya Audrey nyonya, da-dan ini kediaman Wheeler nyonya" jawabannya gugup juga sedikit bingung. Mengapa majikannya bertanya seperti itu? Padahal nyonya sudah lima bulan tinggal di mansion juga bersama tuanya.

"Kediaman Wheeler?"

"I-iya nyonya, apa anda melupakannya?"tanya Audrey memastikan.

"Melupakannya? Emang apa yang saya lupakan?" perasaan nggak ada deh' Lanjut Divana di dalam hati.

"Apa jangan jangan nyonya lupa ingatan gara gara terbentur? Sebentar saya menelpon dokter dulu nyonya" ujar Audrey melupakan rasa ketakutannya.

Divana ingin mencegah tapi wanita ia ketahui bernama Audrey itu berlari keluar kamarnya membuat ia menurunkan kembali tangannya yang ingin menggapai lengan Audrey tadi.

Sekilas ia tersenyum. "Dasar, sikapnya buat gue ingat sama sahabat gue, bagaimana yah keadaannya? Andai lo aja yang mati Vio"

×××××

"Bagaimana keadaan nyonya saya dok?"tanya Audrey setelah melihat dokter itu menyimpan semua peralatannya kembali.

"Keadaannya nyonya Wheeler sudah membaik, tidak ada yang terjadi"jawab dokter sambil tersenyum.

"Tapi, kenapa nyonya saya melupakan saya dok? Apalagi tempat saat ini ia berada" balas Audrey membuat sang dokter kebingungan. Ia menatap ke arah wanita sedari tadi diam menatap lurus kedepan.

"Nyonya?" panggil sangat dokter menyadarkan Divana dari lamunannya.

"Ah, iya?"

"Apakah nyonya mengetahui nama anda?"tanya sang dokter membuat Divana termenung, dialog dokter tadi lontarkan membuat Divana dejavu, apa jangan jangan?

Seketika Divana menggelengkan  kepalanya menghilangkan fikiranya yang tak mungkin terjadi yang di salah artikan oleh dokter dan Audrey.

Seketika Audrey menutup mulutnya dengan mata berkaca kaca berusaha menahan isakannya. Tapi ia sedikit bersyukur kejadian itu di lupakan oleh nyonya.

"Sepertinya nyonya lupa ingatan atau bisa di bilang amnesia"kata dokter kembali menyadarkan Divana.

Divana menatap dokter kemudian Audrey memintanya menyebutkan siapa dirinya saat ini lewat tatapan, walaupun perpindahan jiwa tak mungkin tapi bisa saja akan terjadi bukan?

"Maafkan saya bila menyebut nama panjang nyonya, na-nama nyoya Adelle Charlotte Calista Wheeler "ucap Audrey membuat seketika dunia Divana rasa berhenti.

Deg

×××××××

Namanya kepanjangan ga sih? 😭

Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan yah😊

See you💞

Transmigration | Divana Or CalistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang