34

8.6K 400 17
                                    

××××××

Jangan lupa vote ✨

×××××

°°°

Di sebuah bangunan mewah bak istana, seorang wanita paruh baya terlihat meminum secangkir teh dengan elegannya menikmati pemandangan didepannya. Dimana seorang wanita terlihat berwajah empat puluhan namun tak sesuai dengan umurnya. Emangnya umurnya berapa? Dua puluh tujuh.

Penampilannya begitu glamor, dengan seluruh badan dipenuhi emas. Emang nggak pegal? Tanya saja kepadanya jika ingin mendapatkan tamparan dan jambakan.

Wanita berpenampilan glamor dengan makeup sangat menor itu ditampar berulangkali oleh seorang pria paruh baya dengan pipi sudah dibasahi air mata. Itulah mengapa wanita menikmati secangkir teh sangat menyukai pemandangan didepannya.

"Dasar tidak tahu diri!! Ngapain kamu jodoh jodohkan Aldrich dengan wanita tidak jelas itu!? Kurang ajar"setelah itu suara tamparan kembali terdengar juga suara mohonan.

"Lepas.. Iya aku janji nggak bakalan buat kesalahan lagi, aku janji, hiks"mohon wanita itu disela tangisnya,

"Ck, kamu pikir saja akan mengampunimu begitu saja!? Cih jangan mimpi. Dasar wanita menjijikkan"hina pria paruh baya itu membuat wanita paruh baya sedang menikmati teh harus terhenti dengan bangkit kemudian melayangkan tamparan pada pria paruh baya itu.

"Terus kenapa kamu nikahin dia apalagi tanpa izin dari saya? Ditambah kamu nikahin dia gara gara dia hamil!? Bukankah itu termasuk menjijikkan? Saya kira kamu hanya keluar negeri untuk pekerjaan ternyata tidak sibuk dengan pekerjaan melainkan sibuk dengan wanita lain tak lain tak bukan dia"wanita itu menunjuk ke arah wanita bermake-up menor yang sedang terduduk menangis.

"Kalian berdua sama saja, menjijikkan! Dan kamu, jika kamu menjodohkan anak saya dengan orang lain, habis kamu"ancam wanita itu sebelum pergi dari sana. Meninggalkan dua orang itu.

Pria paruh baya menghentakkan tangan wanita itu dan ikut pergi juga dari sana tanpa berkata lagi.

Wanita itu bangkit dari duduknya sembari menghapus bekas air mata dipipinya. Raut wajahnya kini terlihat kurang enak dipandang.

"Hiks, sialan! Aku nggak bakalan nyerah gitu aja, keponakan aku harus jadi menantu keluarga ini. Kalau keponakan aku jadi menantu, aku bisa lebih berkuasa disini"wanita itu menyeringai tak lupa tertawa bak orang gila jika ada yang melihatnya.

Seseorang sedari tadi bersembunyi dibalik dinding hanya menggelengkan kepalanya kemudian pergi menyusul sang nyonya.

*****

"Oliv, mau kemana?"tanya Calista sembari menghampiri Olivia terlihat akan keluar.

Ditanya seperti itu membuat Olivia sedikit gugup. "Em, sa-saya mau keluar sebentar dulu nona, yah keluar"jawaban Olivia membuat Calista sedikit kurang percaya.

"Emangnya kamu mau pergi ke mana?"tanya Calista lagi dan Olivia hanya bisa membuang nafasnya kasar.

"Saya mau ke rumah kerabat saya nona"alibi Olivia dan saat itu juga Calista langsung mengangguk percaya.

Olivia keluar tak lupa menghela nafas lega sembari mengusap usap dadanya.

"Selamat"

Transmigration | Divana Or CalistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang