4

36 2 0
                                    

ASSASSINO

"Bagus akhirnya kau pulang juga"

Alena terkejut atas keberadaan Agosto. Dia baru saja tiba di rumahnya dan menemukan pria itu duduk disofa sambil merokok.

"Kau menerobos kedalam rumahku"

"Sulit sekali menemukanmu Alena. Malam itu, siapa yang membawamu pergi dari club? Diego?"

"Apa ini Masi masalah Diego?" Alena mencoba untuk tenang, walau sebenarnya merasa takut "aku sudah bilang padamu kalau aku dan Diego hanya sebatas pekerjaan. Aku dibayar olehnya"

Agosto tertawa Sumbang dan menghembuskan asap rokoknya "membayarmu untuk menemaninya ke pesta pernikahan? Lalu apa? Kau juga tidur dengannya?"

"Jangan kuno Agosto. Hal seperti itu biasa terjadi. Aku bisa melakukan apapun demi uang"

"Tapi kau menolak saat aku hendak melemparmu keranjang"

"Kau belum memberikan tawaran yang menarik"

Agosto berdecak lalu berdiri, dia mendorong Alena Kedinding dan mencekik leher wanita itu dengan satu tangannya "kau mencoba membodohiku? Kau fikir aku tidak tau siapa itu Diego?"

Wajah Alena memerah, dia hampir kehabisan nafas dan mencoba memukul mukul tangan Agosto agar dilepas. Seluruh badan Alena sampai bergetar akibat sesak, sampai akhirnya Agosto menarik tangannya hingga Alena menarik nafas dalam dalam sambil terbatuk.

"Aku tidak pernah salah menduga. Kau adalah anggota eradicatore" Agosto mundur satu langkah saat tidak sengaja melihat tato angka 12 didada Alena.

Sadar tatapan Agosto, walau Masi terengah Alena memperbaiki bajunya yang sedikit terbuka menutupi tato nya disana. Setelah hampir mati ditangan Agosto, Alena tidak tau harus mengelak bagaimana lagi sekarang selain melawan pria itu. Hanya saja, jelas Alena tau bahwa Agosto bukanlah tandingannya.

Alena melirik ke pintu beberapa detik lalu menatap Agosto lagi, kemudian memutuskan untuk segera berlari, namun sayangnya Agosto berhasil menangkap tangannya lalu menamparnya sampai Alena tersungkur ke lantai.

"Setelah mencoba muncul didepan mataku. Aku harap kau tidak pernah berfikir untuk bisa lepas dariku Alena sayang" Agosto merampas pistol Alena begitu wanita itu mengeluarkannya dari saku, kemudian menggendong Alena di pundaknya.

"Kau mau bawa aku kemana, lepaskan aku brengsek, bajingan" Alena melawan sekuat yang dia bisa, menghentakkan tubuhnya, memukul mukul punggung Agosto sampai dia di banting kelantai. Merasa mendapat kesempatan Alena buru buru berdiri untuk segera lari, tapi Agosto memukul kepala nya hingga akhirnya pingsan. Barulah Agosto kembali menggendong Alena lagi.

Alena tidak menyadari apapun setelah itu selain saat terbangun sudah berada di atas ranjang dengan tangan terikat di atas kepala. Ketika membuka mata, Alena tak melihat apa apa kecuali kegelapan dan aroma aneh yang sangat menyengat. Alena melenguh, merasakan perih di pipi dan di pergelangan tangannya. Dia mencoba untuk melepaskan tangannya namun ikatan itu terlalu kuat. Beberapa menit didalam ruangan asing itu, Alena mulai merasa tak nyaman, seluruh badannya menjadi terasa panas. Kaki Alena bahkan kini bergerak kesana kemari dan merasakan sensasi berbeda dari sebelumnya. Alena mengeluh lagi sambil menggigit bibirnya, saat ketika seseorang membuka pintu dan masuk kesana. Alena mengawasi bayangan bayangan itu yang berjalan pertama kali mendekati saklar lampu 1 detik sebelum akhirnya menjadi terang. Barulah Alena tau kalau itu adalah Agosto.

Alena masih bergerak gelisah di tempatnya bahkan ketika Agosto perlahan mendekatinya. Walau dengan mata sayu Alena masih bisa melihat dengan jelas kalau Agosto tersenyum selagi dia tersiksa disana.

ASSASSINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang