7

38 3 0
                                    

ASSASSINO

"Kau baik baik saja?" Giordano membantu Alena untuk berdiri "Alena?"

Alena berdecak, menghempaskan tangan Giordano yang memegang pundaknya "aku baik baik saja"

"Hidungmu luka"

Alena mengusap darahnya menggunakan tangan "Hanya goresan" katanya kemudian kembali ke mobilnya "kenapa kau masuk kesini? Mana mobilmu?"

"Aku membiarkan Ilaria pulang sendiri. Kita searah kan kerumah Diego" Giordano menjeda sejenak lalu melanjutkan "biar aku yang menyetir"

Tapi Alena tidak mendengarkan lantaran menancap gas "kenapa kau tau aku disana?"

"Diego. Mobil eradicatore dipasangi alat pelacak. Tadi dia menelfon ku dan menyuruh ku mengikutimu" Giordano Masih menatap Alena dari samping lalu bicara lagi "Siapa yang kau temui disana?"

"Orang yang membunuh keluargaku"

"Bagaimana bisa?"

"Dia menelfon Ku. Aku tidak tau dari mana dia mendapatkan nomorku"

Giordano tiba tiba memukul kepala Alena "setidaknya kau mengajak satu orang untuk ikut denganmu bodoh. Bagaimana kalau kau mati tadi"

"Kau berani memukulku" Alena balas memukul Giordano dengan satu tangan "pria tua kurang ajar"

"Nyatanya wajah ku dan wajahmu tidak jauh berbeda. Semua orang berfikir kita seumuran"

"Semua orang siapa. Hanya satu orang dan itu kamu bodoh"

"Begitukah caramu berterimakasih. Andai saja aku tidak datang tadi kau sudah tewas"

"Aku tidak memintamu datang"

"Sialan kau Alena"

"Persetan dengan mu"

Sesampainya dirumah Diego. Alena langsung masuk kedalam, dia sempat melihat Diego di dapur tengah menatap nya namun Alena tidak peduli dan langsung naik ke kamarnya. Pertama kali Alena mengambil handuk lalu membuka seluruh bajunya, sesekali meringis merasakan punggugnya berdenyut.

Setelah membalut tubuh telanjangnya dengan handuk, Alena berdiri membelakangi cermin agar bisa melihat punggungnya yang ternyata lebam akibat terbentur di tembok tadi. Alena mendesis, mengambil salep untuk di oles kan di atas memarnya.

Tetapi, satu satunya yang menganggu fikirannya sejak tadi adalah tato angka 12 di punggung tangan pria bertopeng itu. Alena tidak tau, 3 tahun lalu tato itu juga muncul di pandangannya namun samar. Sekarang Alena melihat dengan jelas kalau pria pembunuh itu memiliki tato yang sama dengan tato milik anggota eradicatore.

"Alena"

Alena terkejut refleks menutupi dadanya dengan kedua tangan "apa yang kau lakukan?"

Diego masuk kesana tanpa persetujuan lantas mendekati Alena "Sampai kapan kau akan bersikap ceroboh begini?" Diego membalik tubuh Alena agar membelakangi nya untuk melihat punggung wanita itu "Berlari menemui musuh sendirian itu hal paling ceroboh" pandangan Diego bertemu dengan mata Alena didalam cermin. Dan Alena belum mengatakan sepatah katapun, bahkan saat Diego mengambil alih salep di tangannya.

ASSASSINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang