36

38 4 4
                                    

ASSASSINO

5 hari berlalu cepat namun terasa lama. Alena mencoba menyibukkan diri selama itu dari segala isi kepala yang membuat kesehatannya menurun akhir akhir ini. Karna itu, tiba tiba dua hari yang lalu dokter Bianca datang. Katanya di beritahu Giordano kalau Alena merasa lemas setiap hari akibat kurang tidur dan kurang makan. Alena tidak tau bagaimana caranya Giordano tau, tapi kata dokter bianca dia memang sering datang kesini atas perintah Diego untuk mengontrol Nenek Ema yang kian renta. Alena juga sempat menanyakan pada dokter Bianca apakah dia pernah bertemu dengan Diego, namun katanya pria itu tidak pernah muncul lagi sejak satu Minggu yang lalu, hanya ada Giordano yang mengambil alih pekerjaannya di kantor.

Tapi Alena berusaha tidak peduli, sesuai perkataan Nenek Ema perihal Diego pasti kembali Alena pun coba untuk percaya meski sampai sekarang masih tidak ada kabar sama sekali. Namun sepersekian detik, sewaktu waktu Alena merasa ingin kabur dan berlari kembali ke Milan, sebab walau berkali kali membohongi diri Alena pun sering berfikir tidak seharusnya hanya berdiam diri disana seperti pecundang yang di bawa lari.

Jadi pada saat dokter bianca datang, Alena meminta agar ikut pulang tetapi jelas saja Nenek Ema menahannya sampai memohon agar tak melakukan hal apapun yang bisa melukai dirinya sendiri dan membahayakan kandungannya, pada akhirnya Alena tidak bisa mendebat lagi.

"Mau ikut tidak?"

Alena tersadar dari lamunan lalu menoleh pada nenek Ema "kemana?"

"Memetik buah sekalian berendam di sungai"

"Memetik buah se pagi ini?" Sekarang baru pukul 7 pagi, tapi meski bertanya begitu Alena tetap mengikuti Nenek Ema di belakang "Memangnya ada sungai dekat sini"

"Ada. Aku baru terfikirkan sekarang membawamu kesana"

"Airnya tidak kotor kan"

"Lihatlah kekasih dari pria kaya raya ini"

Alena tertawa "aku tidak pernah mandi di sungai. Lagi pula kan kalau air nya kotor nanti kulit ku dan kulit nenek Ema bisa rusak"

"Air kotor tidak akan bisa membuat kulitmu rusak" Nenek Ema meletakkan keranjang buah ke tanah begitu tiba di bawah pohon apel dan mulai memetik "ayo bantu nenek memetik"

"Minggir, aku bisa memanjat agar mendapatkan lebih banyak"

"Jangan macam macam. Ambil yang bisa kau ambil saja"

Alena berdecak sembari mengelilingi pohon untuk mengambil buah satu persatu. Tetapi tiba tiba teringat, saat dia dan Diego juga memetik buah yang sama hari itu. Saat pertama kali Alena datang dan bertemu nenek Ema.

"Moment moment seperti ini biasanya terjadi sebelum jatuh cinta"

Suara dan perkataan Diego hari itu kembali teringat membuat Alena tersenyum. Waktu itu dia melompat dari pohon dan nyaris terjatuh namun Diego berhasil menangkapnya.

"Aku tidak suka film seperti itu. Aku juga tidak pernah seperti ini sebelumnya, hanya karna kau, setelah bertemu denganmu"

"Kau boleh memaafkan ku? Andai tau akan bertemu wanita secantik dirimu aku pasti akan mengabaikan semua wanita di dunia ini"

Alena terkekeh kecil sambil menggeleng geleng. Diego dengan segala rayuannya, Ternyata kalau di ingat ingat kembali terasa lebih menggelikan. Tetapi mampu membuat Alena rindu. Sialan sekali, Setelah kembali Alena bersumpah akan memukul dan mengomelinya sampai puas.

"Ayo. Keranjangnya sudah ful"

Alena mengangguk kemudian menghampiri nenek Ema "dimana sungainya? Apa jauh dari sini?"

ASSASSINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang