31

28 5 6
                                    

ASSASSINO

"Apa aku harus pergi dengannya?" Alena menunjuk Laura. Perempuan itu dan Giordano baru saja datang ke markas, dan Giordano langsung memberitahu kalau Alena harus pergi bersama dengan Laura mengurus satu pekerjaan.

"Aku tidak pernah mengatakan apapun kalau bukan atas perintah Diego"

"Aku akan bicara padanya" Alena hendak meraih ponselnya untuk menelfon Diego namun Giordano menahannya.

"Diego sedang ada meeting. Pergilah dengan Laura, apa masalahnya"

Alena dan Laura saling tatap kemudian sama sama membuang muka. Kalau seperti ini, Alena bukannya menyerang penjahat tapi menyerang Laura, mereka bisa saling menyerang kalau lengah sedikit saja.

Alena mendesah panjang "Kau saja yang pergi aku tidak mau"

"Alena. Diego...."

"Oke oke" Alena menjeda omongan Giordano lantas berjalan kesal keluar dari sana sementara Laura mengikuti di belakang "cepat naik"

Laura melompat naik ke mobil sambil bersedekap "aku tidak mengerti mengapa Diego berusaha membuatku berteman denganmu"

"Itu karna kau terlihat tidak punya teman sama sekali"

"Kau bicarakan dirimu sendiri" Laura tertawa.

"Menurutmu itu lucu"

"Lucu sekali. Tidak ada yang mau berteman dengan orang sepertimu"

Alena menutup mata dalam waktu singkat, meredam emosi yang kian menumpuk di atas kepala. Kata Diego jangan bertengkar lagi dengan Laura, tapi kalau begini Alena tidak mungkin terus diam membiarkan mulut kasar wanita itu berucap seenak hatinya. Tapi Alena berhasil menghalau rasa ingin memukul Laura, mobilnya kini berhenti didepan sebuah rumah mewah ber cat coklat sehingga akhirnya dia buru buru turun.

"Kau yakin ini rumah nya?"

Alena tidak menjawab lantaran memencet bel di dekat pintu gerbang. Berselang lama tak ada yang datang, Alena mendorong sendiri pagar besi itu dan ternyata tidak di kunci.

"Apa tidak apa apa menerobos begini?"

Alena lagi lagi tetap diam, mengabaikan pertanyaan Laura. Sekarang dia memencet bel kedua di pintu utama rumah. Kali ini seorang wanita membukakan pintu jadi Alena langsung menyapa dengan ramah. Sejenak dia mengamati perempuan itu, lebam di sudut bibir sebelah kanan, bekas cakaran di bahu sebelah kiri, rambutnya berantakan, matanya sembab, terlihat kacau sekali, tetapi dari yang apa Alena lihat perempuan ini sepertinya bukan pembantu atau semacamnya.

"Ingin bertemu siapa?"

"Apa Signore Minano ada di rumah?"

"Ada di dalam. Silahkan masuk"

Alena menoleh sebentar pada Laura sebelum memutuskan melangkah kedalam lalu duduk di kursi. Memastikan perempuan itu sudah hilang dari pandangan, barulah Alena kembali berdiri sembari menarik tangan Laura agar mengikutinya. Setelah menemukan satu pintu ruangan yang di duga adalah ruang kerja Minano, Alena memutar kenop pintu dan masuk kesana. Praduganya tidak meleset, sekarang pria itu nampak terkejut di kursinya saat dia muncul disana.

ASSASSINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang