14

29 4 2
                                    

ASSASSINO

Sekarang sudah hampir pukul 2 malam. Tapi Diego, Alena, Francesco, dan Giordano masih berada di tempat yang sama bergelut dengan laptop dan kertas. Sudah berlalu sekitar 7 jam, namun tidak ada tanda tanda laporan itu akan selesai dan tidak yakin bisa rampung dalam satu malam. Belum lagi Giordano kini tertidur di meja, Francesco pun kepalanya sudah terhuyung sana sini karna terlalu mengantuk. Alena berusaha menghalau tapi sejak tadi pun dia terus terusan menguap. Sementara Diego menopang dagu dengan tangan sembari menatap Alena sambil tersenyum, dan dia melakukan itu sejak mereka mulai duduk disana. Alena yakin bahwa Diego pastinya belum mengetik apapun meski hanya satu huruf.

Sekali lagi Alena menguap, dan terkejut sebab Diego membantu menutup mulutnya kemudian bergeser menjauh.

Diego mengulas senyum tipis "Pergilah tidur"

"Dari tadi kau tidak mengerjakan apapun dan sekarang kau menyuruhku tidur"

"Aku yang akan selesaikan"

"Kau yakin? Ini masih sangat banyak"

"Tidak masalah" Diego menarik dagu Alena kemudian dengan ibu jari dia mengusap matanya "Kantung matamu menghitam"

Alena mendorong tangan Diego dan lagi lagi bergeser menjauhi pria itu "Aku tidak mau makan gaji buta"

"Bukan masalah. Hanya kau yang boleh"

"Giordano dan Francesco akan mengamuk kalau mendengar mu"

"Mereka tidak akan berani"

Saat Diego hendak menyentuhnya lagi Alena buru buru menghempaskan tangan pria itu sambil mendesis "Bisa diam tidak. Kerjakan saja punyamu"

"Kenapa jadi tidak penurut seperti ini hmm? Sebelum bertemu kau tidak pernah membantah apapun yang kukatakan"

"Seiring berjalannya waktu semua orang bisa berubah Diego"

Diego mengusap puncak kepala Alena "mau kugendong ke kamar atau pergi sendiri?"

"Sudah kubilang aku tidak mau makan gaji buta"

"Tidak masalah. Kau bekerja atau tidak aku tetap akan memberimu uang. Semua uangku milikmu"

Alena memicing dan mengangkat kepalanya menatap Diego. Sebab Diego duduk di atas sofa sementara Alena duduk di bawah "Semuanya?"

"Semuanya"

"Kalau begitu mana?" Alena menengadahkan tangannya.

Diego mencium telapak tangan Alena "Giordano sudah membocorkan semuanya padamu. Termasuk password hp dan password kartu ku. Transfer sendiri"

Alena ingat. Saat Giordano menyelipkan informasi tidak penting itu dalam percakapan panjang dalam pesawat saat dia mencari cari informasi mengenai Diego. Giordano mengatakan, kalau Diego benar benar sudah tergila gila sampai sampai password hp dan password kartu debit nya pun tanggal dan bulan di mana Alena dan Diego bertemu pertama kali.

"Pipimu memerah"

Alena berdehem "ini karna aku terlalu mengantuk"

"Karna itu aku menyuruhmu istirahat tapi kau menolak" Diego menutup laptop Alena .

Alena memutar bola mata jengkel namun pada akhirnya berdiri juga. Hanya saja kakinya terasa keram sebab terlipat sejak tadi sehingga menimbulkan masalah baru, badannya tidak bisa berdiri tegak lalu tangannya mencari tumpuan namun tak menemukan apapun 5 detik sebelum merasakan tangan Diego menyelinap ke balik pinggulnya untuk menahan. Sialnya, mereka sama sama terjatuh di atas sofa dan terjebak dalam posisi intim.

ASSASSINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang