9

36 4 2
                                    

ASSASSINO

Lagi lagi tindakan impulsif Alena membuatnya malu sendiri. Sekarang bagaimana lagi dia bisa menghadapi Diego setelah dengan bodoh mencium pria itu, maka dari itu malam itu juga Alena pulang kerumahnya dan membawa semua barang barangnya tanpa memberitahu siapapun. Namun rupanya pergi dari rumah Diego tidak cukup jadi solusi, bayangan bayangan dia duduk di pangkuan Diego terus muncul dalam kepalanya. Bahkan cara Diego membelit lidahnya masih terasa mengikuti hingga kerumahnya bersama dengan sentuhan jemari Diego yang meraba sekitaran pinggulnya. Sangat jelas, walau mungkin jika Alena memecahkan kepalanya Sensasi itu tetap muncul.

Alena mengerang sambil menjambak rambutnya sendiri "aku akan bunuh diri" katanya lalu mencekek lehernya sendiri. Namun detik berikutnya Alena menghempaskan tubuhnya kekasur dan menyembunyikan wajahnya di balik bantal "Dasar bodoh. Bodohh, tidak ada orang bodoh di dunia ini kecuali aku. Aku bodoh" teriaknya lalu bangun lagi "Aku tidak akan datang ke rumah Diego ataupun kemarkas lagi"

Tapi kenyataannya, Alena di jemput Giordano besok paginya untuk mulai menjalan misi penyelamatan dan harus ke markas dulu menjemput Ilaria disana. Alena berharap tidak ada Diego, sudah cukup dia merenungi dirinya sepanjang malam dan berdoa semoga Diego melupakan apapun yang terjadi di kantornya kemarin.

"Apa menurutmu Ilaria akan memberi tahu dimana Agosto sembunyi?" Alena menyalakan pemantik untuk membakar rokoknya

"Sedikit kekerasan mungkin bisa memaksanya bicara"

Alena berdecak "Aku rasa Ilaria telah terperdaya"

"Aku fikir juga begitu. Aku merasa dia hanya gadis yang dipaksa bekerja di bawah tekanan" Giordano mendesis "Saat aku melihat matanya. Aku menemukan ketidak berdayaan dan ketakutan besar, tapi dia mencoba menyembunyikan itu dengan wajah perlawanan yang di buat buat"

"Aku tidak salah ingat. Saat Agosto membawaku ke ruang bawa tanah rumah nya aku melihat Ilaria didalam sel dengan leher di rantai. Apa mungkin pernyataan mu benar?"

Mereka sampai di markas dalam beberapa menit kemudian. Alena dan Giordano langsung masuk kedalam dan menemukan Francesco di ruang tengah bersama dengan Diego.

"Siapa saja yang ikut denganku dan Alena hari ini?" Saat Giordano menoleh ke sebelahnya, dia tidak menemukan lagi Alena disana sehingga dia menoleh kesana kemari mencari wanita itu "Alenaa" panggilnya "dimana dia?"

"Aku baru saja melihatnya buru buru berlari pergi" ujar Francesco

Diego tertawa kecil "Mungkin menghindari seseorang yang memang harus dia hindari"

Giordano mengabaikan lantas mengulangi ucapannya "Siapa yang ikut dengan ku dan Alena hari ini?"

"Leonardo dan Cedro" Diego beralih menatap Francesco "Kau dan yang lainnya juga ikut untuk mengawasi dari jauh"

Diego berdiri menuju ruang interogasi dan berpapasan dengan Alena yang sudah membawa Ilaria keluar "Aku....."

"Giordano aku menunggumu di luar" Sela Alena cepat dan terbirit birit berjalan keluar membawa Ilaria bersamanya

Sementara Diego hanya tersenyum "terus berada satu langkah di depan Alena. Dia selalu bergerak tanpa berfikir dulu"

Giordano, Leonardo dan Cedro pun menghampiri Alena di mobil. Sikembar itu duduk didepan, Cedro yang mengemudi sedang Alena dan Giordano duduk di belakang bersama Ilaria untuk mencoba memaksa wanita itu mengarah kan kemana mereka harus pergi. Tetapi rupanya Ilaria jauh lebih keras kepala dari apa yang Alena duga, Mobil sudah hampir sepotong jalan tanpa tujuan tapi Ilaria belum juga mengeluarkan suara meski hanya satu dua kata.

ASSASSINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang