25

23 4 0
                                    

ASSASSINO

Kenyataan terbesarnya adalah Diego tidak main main soal pernyataan cinta yang entah sudah berapa kali dia katakan, termasuk lamaran sederhana dengan mengajak menikah di momen momen biasa yang selalu ia buat jadi luar biasa. Alena mengaku telah patah pertahanannya walau belum tau pasti apa yang dia rasakan, Ketulusan Diego pada akhirnya membuatnya bimbang dalam keputusan yang sebenarnya ada di atas telapak tangannya.

Alena ragu karna beberapa hal, tentang hati yang selalu merasa bahwa tidak seharusnya dan tidak sepantasnya, meski sampai detik ini mereka berdua mungkin sudah terlalu melampaui batas.

"Ayo turun. Jari mu sudah berkeriput karna kedinginan"

Alena menghela nafas panjang "kau kesal?"

"Karna apa?"

"Karna aku"

Diego tersenyum tipis "sulit sekali memahami mu Alena. Aku tidak tau apa yang kau fikirkan tentangku saat kita bercinta, saat aku memeluk mu, saat aku menciummu, dan kau menerima semua itu. Tapi sewaktu waktu kau bersikap tidak peduli seolah kita tidak pernah melakukan apapun" Diego membuka jas nya lalu di pakaiakan ke bahu Alena "Masih mau disini?"

Alena hanya diam. Bersamaan dengan itu ponsel Diego berdering lantas segera mengangkat panggilan dari Giordano "ada apa?"

"Markas Eradicatore terbakar"

"Terbakar?"

"Tadi siang, Agosto datang kesini mengacau dengan beberapa anggotanya karna tak menemukan Alena. Namun kami berhasil mengusir nya pergi. Jadi mungkin dia menyuruh teman temannya kembali untuk membakar markas"

"Jadi bagaiaman keadaan markas sekarang?"

"Hampir habis terbakar"

"Aku pulang malam ini" Diego memutus sambungan lalu menatap Alena "ganti bajumu. Kita kembali ke Milan malam ini"

Seperti perkataan Diego. Usai mengganti baju, mereka langsung pamit dan pulang menggunakan privat jet milik Diego. Alena bersumpah sejak saat itu ponsel Diego menjadi sangat sibuk, panggilan bergiliran masuk entah itu dari anggota eradicatore atau karyawan kantornya. Alena tau kalau Diego memang orang yang sibuk, datang ke acara keluarganya pastinya harus merelakan banyak pekerjaan tak terurus namun Diego menyanggupi itu.

Mereka sampai di milan besoknya, Diego dan Alena langsung menuju markas saat itu juga. Namun seperti yang di sampaikan Girordano di telfon, semuanya hampir habis terbakar.

"Malam ini mereka akan menuju rumahmu" Tommaso datang menghampiri lantas berdiri di sebelah Diego "Agosto sekalian membawa Giampaolo bersamanya"

"Aku tidak ingin mereka mengacau di rumah ku. Alihkan mereka ke tempat lain"

"Alena" Tommaso melirik Alena "Satu satunya umpan saat ini"

"Mereka mengincar seluruh anggota eradicatore" Alena membalas ketus "aku manusia bukan umpan"

Diego menarik nafas panjang "arahkan mereka ke gedung rumah sakit kosong di pinggir hutan Milan, kita berkumpul disana malam ini"

"Tapi mereka menargetkan rumahmu malam ini" Giordano yang baru saja datang menimpali.

"Karna itu aku bilang arahkan mereka ke tempat lain"

"Bagaimana caranya?"

"Aku tau"

Diego refleks menoleh pada Alena "tidak boleh"

"Aku bahkan belum bicara"

"Apapun ide mu selalu buruk" kata Giordano.

ASSASSINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang