22

29 3 2
                                    

ASSASSINO

"Akhirnya aku bisa melihatmu dengan jelas" kata Alena 1 detik setelah duduk di kursi tepat di hadapan Luca namun di antarai meja dalam ruang interogasi.

Luca tersenyum miring "kau penasaran?" Katanya lalu melirik paha Alena "bagaimana lukamu?"

"Hanya goresan biasa. Kau tidak mahir menggunakan pisau"

"Kau sama. Dengan ayahmu"

"Menurutmu begitu? Tapi menurutku tidak. Ayahku bisa mati di tanganmu sementara aku tidak bisa"

"Benar benar sama" Luca tertawa Sumbang "kau dan ayahmu. Sikap sombong dan percaya dirinya"

"Kenapa kau membunuh ayahku"

"Aku sudah pernah mengatakannya. Diego yang menyuruhku"

Alena berdiri sambil memukul meja "katakan dengan benar"

"Lebih tepatnya Diego membantuku dalam pembunuhan itu. Kalau kau tidak percaya tanyakan saja padanya"

"Tidak perlu. Kau yang membunuh itu artinya aku hanya punya urusan denganmu" Alena memutari meja kemudian berhenti di belakang kursi Luca "Aku tidak akan membunuh mu" katanya sambil menendang kursi Luca hingga pria itu terjatuh ke lantai. Emosi Alena mendadak naik ke kepala saat dia mulai menendangi Luca yang tak bisa apa apa sebab tangannya di borgol.

Bahkan ketika wajah Luca sudah berdarah dan terluka di setiap bagian, Alena tidak mau berhenti. Bahkan ketika Luca muntah darah sekalipun Alena masih terus menghujami Luca Dengan tendangan keras.

"Aku sudah lama menantikan kau berada di hadapanku tak berdaya seperti ini" Alena berjongkok lalu menarik rambut Luca "Gara gara kau aku kehilangan banyak hal. Aku berharap kau mati tapi aku tidak ingin menjadi pembunuh jadi semoga kau mendekam didalam penjara selama hidupmu" Katanya dan menghempaskan kepala Luca kelantai.

Alena kembali berdiri kemudian menendang wajah Luca sekali lagi sebelum keluar dari sana.

"Kau tidak membunuhnya kan?" Giordano yang sejak tadi menunggu di depan pintu menahan Alena.

"Dia pingsan. Apa Diego sudah datang"

Giordano menyusul Alena menuju ruang tengah "baru saja"

Alena mengambil posisi duduk di sebelah Geo sementara Giordano di sebelah Diego. Tidak ada yang bicara kecuali Diego yang tengah menjelaskan beberapa rencana, walau sempat melirik Giordano seolah bertanya ada apa tapi Giordano menggeleng jadi Diego tetap melanjutkan omongannya.

"Kau biasakan nanti malam?" Geo berbisik pada Alena.

Alena menoleh sambil tersenyum balas berbisik "Tentu saja"

"Dimana aku menjemputmu?"

"Tidak perlu menjemput. Katakan saja dimana lokasinya aku akan datang sendiri"

"Akan lebih romantis kalau aku menjemputmu"

"Kalau begitu berikan nomor mu. Aku akan mengirimimu lokasi rumahku"

"Alena?"

Alena dan Geo terkejut refleks mengangkat kepala menatap Diego.

"Pindah kesini" Ujar Diego sehingga Giordano bergeser sedikit memberi tempat kosong di samping Diego.

"Lanjutkan saja. Aku bisa mendengarmu dari sini"

Diego cukup lama menatap Alena dengan ekspresi datar sebelum melanjutkan lagi "seluruh kartel Affilato tidak selamanya berada dalam satu tempat yang sama. Jadi walau kita kalah banyak, akan lebih baik menyerang mereka secara bergiliran di hari yang sama agar mereka tidak memiliki waktu mengatur rencana" selagi bicara Diego sesekali melirik Alena yang masih terus mengobrol dengan Geo "usahakan hindari Giampaolo, Giampaolo biar aku yang urus. Agosto serahkan pada Zoha"

ASSASSINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang