ASSASSINO
¶
Sudah dari beberapa menit yang lalu Diego dan Giampaolo terus saling menyerang. Walau sama sama sudah terluka di beberapa bagian namun tidak ada yang mau berhenti lantas terus pukul memukul. Sampai ketika pisau Giampaolo menggores lengan Diego, Giampaolo mencuri kesempatan itu dengan menendang Diego sampai terjerembab ke lantai kemudian segera menindih nya dan mencekek lehernya dari atas.
"Mati kau brengsek" Giampaolo semakin menekan batang leher Diego, Wajahnya penuh amarah dan matanya kian memerah karena terlalu emosi. Giampaolo pun tertawa tawa kecil melihat Diego berusaha memukul mukul lengannya agar di lepas.
Nyaris kehabisan nafas, tiba tiba datang Alena dari belakang lantas memukul kepala Giampaolo menggunakan bekas bata yang hancur dari tempatnya. Alena segera membantu Diego berdiri saat pria itu tengah mencuri nafas sebanyak mungkin.
Giampaolo berteriak lagi, dia menyentuh belakang kepalanya lalu tertawa Sumbang melihat bekas Darah di tangannya "berani sekali kau"
Diego mengambil satu langkah maju berdiri di depan Alena "Sudah saatnya kau masuk penjara Giampaolo"
"Kau fikir kau bisa. Bajingan" Giampaolo meludah tepat di depan Diego kemudian secepat kilat berdiri kembali sembari menyerang Diego lagi dengan pisaunya.
Bersamaan dengan itu para anggota Kartel Affilato berdatangan, jadi Alena tak tinggal diam lantaran menghalau mereka yang hendak mendekati Diego dan Giampaolo. Sebelumnya, dia juga sudah menginfokan pada seluruh Eradicatore untuk datang membantu mereka disana.
Diego teralihkan pada Alena begitu Agosto muncul, karna itu lagi lagi dia terjebak oleh pisau Giampaolo. Hampir saja ujung pisau pria itu mengenai wajahnya namun Diego berhasil menahan dengan menggenggam badan pisau kuat kuat sampai darah mengucur dari telapak tangannya. Beberapa detik terasa lama, Diego menendang selangkangan Giampaolo menggunakan lutut, namun gerakan lambatnya menimbulkan masalah yang parah, Giampaolo lebih cepat menusuk perut Diego sampai pisau itu tertancap di perutnya.
Alena melotot, mengeluarkan pistolnya kemudian menembak Giampaolo sebanyak dua kali sebelum berlari ke arah Diego.
"Diego Diego" Alena membawa kepala Diego ke atas pahanya. Syukurnya Giordano dan yang lainnya datang tepat waktu.
Sementara yang lain menghalau para Kartel Affilato yang tersisa, Giordano menghampiri Diego dan Alena dengan raut panik "Diego. Kau bisa dengar aku?"
"Aku tidak tuli bodoh" ujar Diego 3 detik sebelum darah menyembur dari mulutnya
"Bukan saatnya bercanda" Alena memperbaiki kepala Diego di pahanya, dia hampir menangis namun berhasil ia tahan "tetaplah sadar. Kami akan membawamu segera kerumah sakit"
"Kenapa? Kau takut?" Diego tersenyum tipis, tangannya pelan pelan naik membelai pipi Alena "apa aku terlihat seperti akan mati"
"Berhenti bicara" Alena beralih menatap Girordano "Ayo bawa dia cepat ke mobil. Aku akan mengantarnya kerumah sakit"
Giordano menggendong Diego di punggung dan berjalan menuju mobil di ikuti Alena di belakang. Usai meletakkannya di dalam mobil, Giordano kembali berlari kedalam gedung sementara Alena mengambil alih kursi kemudi.
"Tahan terus lukanya agar darahnya tidak terus keluar" Alena berkata sembari menyeka air mata yang berhasil lolos lalu menancap gas.
"Jadi aku harus sekarat dulu supaya kau bisa sepeduli ini" Diego tertawa kecil "Aku tidak akan mati. Hanya tusukan seperti ini sudah biasa Alena"
"Tutup mulutmu"
Diego menyentuh sudut bibir Alena "Kau terluka"
"Kubilang tutup mulutmu. Berhenti memikirkan aku karna kau pun sedang terluka Diego. Kau tau seberapa kesal nya aku padamu. Kenapa kau gagal melawannya, kau bilang jangan terluka jangan ini jangan itu nyatanya kaulah yang terluka. Diego" Alena menutup mulutnya, sebab dia merasa tangisnya akan pecah sekarang juga. Jika dia terus bicara, suaranya akan tersendat di tenggorokan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASSASSINO
عاطفيةMalam itu, Alena menemukan seluruh keluarganya dibunuh dalam rumah mereka sendiri. Satu satu nya yang selamat adalah Alena sebab berhasil kabur dari si pembunuh itu. Pada akhirnya dia bertemu dengan Diego, laki laki yang ia selamat kan nyawanya. Hin...