1

70 4 0
                                    

ASSASSINO

"Bersiaplah. Diego Laurenzo akan tiba dalam 3 menit" suara dari luar kamar tidak membuat tatapan Alena berpindah dari lautan. Sejak satu jam yang lalu dia berdiri di jendela kaca sambil merokok dan menikmati suara ombak.

Sudah tiga tahun berlalu sejak kejadian malam itu. Tetapi Alena masih bisa merasakan begitu mencekamnya suasana yang di guyur hujan dalam gang sempit ketika seluruh keluarganya di bunuh dan menemukan seorang pria di ambang kematian. Sudah tiga tahun lamanya, tiga tahun pula dia tidak pernah bertemu dengan pria itu lagi usai di beri tempat tinggal, pakaian, serta pekerjaan. Alena tidak pernah tau pasti siapa itu Diego Laurenzo, bahkan Alena pun secara harfiah tidak tau wajah pria yang ia selamatkan itu sebab malam itu benar benar gelap gulita sehingga Alena tidak bisa melihat dengan jelas. Selama tiga tahun Alena hanya sekedar tahu nama tanpa pernah bertemu dan hari ini Diego tiba tiba ingin bertemu dengannya.

Hanya saja, Alena merasa gugup dan kalut. Entah apa yang membuatnya begitu bimbang padahal selama ini dia begitu penasaran seperti apa sebenarnya Diego.

"Alena?"

Alena membuang sisa rokoknya ke lantai lalu menginjak nya dengan high heels hitam yang ia kenakan hari ini. Dia menarik nafas dalam dalam sebelum menghampiri Giordano-sekertaris Diego-di ruang tengah.

"Kenapa kau tampak tak senang?" Giordano menyilangkan kaki saat Alena mengambil posisi duduk di sebrang sofa tepat dihadapan nya.

"Kenapa menurutmu dia tiba tiba ingin bertemu denganku?" Ujar Alena "setelah menghilang selama tiga tahun"

"Dia tidak ingin bertemu dengan wanita lemah"

"Maka dari itu dia mempekerjakan ku dalam organisasi rahasia ini?"

"Itu untuk kau sendiri agar bisa menemukan pembunuh keluargamu"

Alena tau. Alena lah yang meminta dan memohon untuk membantunya menemukan pembunuh keluarganya demi balas dendam. Alena juga masih ingat telah berjanji untuk mengapdi pada Diego Laurenzo apapun yang terjadi selama hidupnya. Saat di tawari untuk masuk kedalam organisasi rahasia di bawah kepemimpinan Diego, Alena menerima tanpa tau apa apa. Sehingga pada akhirnya dia diajari segala macam cara bela diri, menggunakan senjata tajam, dan Alena pun telah melakukan banyak pemberantasan narkoba, prostitusi, dan segala macam bentuk tindak kriminal di Italia.

"Dia sudah sampai. Kau tidak merasa gugup" Giordano berdiri di ikuti Alena "mungkin kau akan sedikit terkejut"

"Kenapa aku akan terkejut?"

Belum Giordano menjawab, Diego kini muncul dan berjalan menawan mendekati mereka. Pria yang sangat tampan, dengan segala pesonanya Diego datang dengan kacamata hitam nya bertengger di atas hidung nya yang mancung. Diego hanya mengenakan kemeja hitam yang lengannya di lipat hingga siku serta celana bahan yang membentuk otot pahanya.

Sejujurnya Alena terkejut, kekacauan tiga tahun malam itu benar benar menyembunyikan betapa tampannya pria terluka yang hampir kehilangan nyawanya ini.

Begitu Diego duduk, Giordano membungkuk sedikit kepada sang bos lalu pergi dari sana meninggalkan Alena hanya berdua. Setelah keheningan beberapa detik begitu Giordano menghilang, barulah Alena ikut duduk.

"Kurasa aku tak perlu memperkenalkan namaku" Diego mengawasi ekspresi terkejut Alena dan tertawa kecil "kurasa yang kau lihat sekarang sedikit meleset dari apa yang kau fikirkan selama ini"

"Aku hanya tidak mengerti kenapa kau sembunyi begitu lama"

"Aku menunggu waktu yang pas"

"Menurutmu ini waktu yang pas?" Alena melirik tato kecil angka 12 di dekat ibu jari Diego saat pria itu mengambil gelas teh di meja lalu melanjutkan "setelah mengirimku ke kandang kartel Affilato? Pura pura jatuh cinta pada Agosto tanpa penyamaran sama sekali dan sekarang aku jadi incaran kartel itu dan kau bilang ini waktu yang pas"

ASSASSINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang