23

28 4 3
                                    

ASSASSINO

"Kenapa? Apa kau melakukan semua ini karna kau ingin aku menahanmu? Kau ingin aku memperjuangkan mu?"

Alena Sekali lagi berusaha beranjak dari pangkuan Diego, tetapi pria itu malah semakin menekan pinggulnya sehingga sekarang mereka lebih rapat lagi.

Alena memukul dada Diego jengkel "Lepaskan aku. Pahaku sakit kalau terlipat begini"

"Masih sakit?" Tidak kehabisan cara, dengan gerakan cepat Diego menidurkan Alena ke sofa kemudian dia merangkak di atasnya "aku punya seribu satu cara membuatmu berada dalam pelukanku. Jadi jawab aku?"

"Menjawabmu? Aku lupa pertanyaannya"

"Kau melakukan semua ini karna kau ingin aku memperjuangkan mu?" Diego mengulangi

"Mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk memilihmu. menahan ku dekat dengan pria lain artinya kau benar benar menginginkanku"

Diego menggesekkan hidungnya gemas di pipi Alena "aku posesif kau sendiri yang akan repot nanti"

"Sejujurnya aku suka di paksa. Aku suka pria dengan sifat mendominasi yang kental. Karna...."

"Karna wanita keras kepala sepertimu butuh pria seperti itu" Diego menyela "aku ingin mencium mu?"

"Aku tidak mau. Minggir"

Satu tangan Diego menyelinap ke tengkup Alena bersamaan dengan bibirnya mendarat di atas bibir wanita itu, memberikan sedikit lumatan sekitar 30 detik lalu menarik kembali kepalanya "aku sedang melakukan sifat pemaksa seperti yang kau inginkan. Bagaimana? Kau suka?"

Alena mendorong Diego lalu buru buru bangun "bukan begitu maksudku. Bukan memaksa dalam hal mesum begitu. Aku..."

"Intinya aku membebaskan mu dalam memilih siapapun yang kau ingin kan Alena. Aku tidak melarang mu dengan yang lain bukan berarti aku benar benar tak menginginkanmu, tapi aku tidak ingin memaksamu denganku" Diego mengecup kening Alena "Minggu depan kau boleh ikut dalam penyerangan tapi dengarkan aku. Kalau aku bilang sesuatu turuti"

"Aku boleh?" Alena tersenyum sumringah.

"Boleh. Tapi..."

"Iya iya. Aku akan mematuhi semua perintah mu tuan" Alena membungkuk hingga 90 derajat.

"Sayang"

"Berhenti memanggilku begitu" Alena membuat gerakan seperti akan memukul Diego namun tertahan di udara.

"Sayangg"

"Berhenti kubilang"

"Sayangggggg"

"Diego"

"Apa sayang"

Alena menutup telinganya sembari kabur kedalam kamarnya meninggalkan Diego di sisa sisa tawa sebelum menutup laptopnya serta memakai baju. Sejenak Diego kembali duduk sambil memijat pelipis serta tulang hidungnya, sekilas pandangannya menggelap beberapa detik. Merasa lebih baik, barulah dia berdiri lagi kemudian keluar rumah. Sudah ada mobil Cedro di depan menjemput nya sejak 5 menit yang lalu.

"Dimana Giordano? Aku menelfonnya tadi untuk datang menjemput Alena"

"Dalam perjalanan"

"Bagaimana Leonardo?"

"Kakinya masih terperban. Kata dokter tulangnya keseleo, membutuhkan waktu lama untuk kembali pulih"

"Dovo?"

"Dia sudah ada di markas. Hanya luka tembak biasa katanya" Cedro tertawa sementara Diego hanya menggeleng geleng kecil.

"Kau tidak tidur lagi?"

ASSASSINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang