17

27 3 0
                                    

ASSASSINO

Sekitar pukul 8 malam. Alena dan Diego meninggalkan rumah Emanuela usai mengobrol sedikit di ruang tamu di temani dua lilin di atas meja. Mereka membicarakan banyak hal, mulai dari pembicaraan penting hingga yang tidak begitu di perlukan untuk di bahas. Sesungguhnya Alena suka berada disana walau sejujurnya tidak menemukan kehidupan yang layak. Hanya ada suara hewan hewan malam di tambah gelap, Alena tidak mengerti mengapa Emanuela tidak takut tinggal disana sendirian.

"Aku tidak bisa menebak apa yang kau fikirkan kali ini"

Alena tidak berniat menoleh pada Diego yang sedang menyetir hingga melempar tatapan keluar jendela mobil menatap langit yang nampak cerah oleh cahaya bulan "nenek mu seru. Aku suka mengobrol dengannya"

"Aku akan sering sering membawa mu kesana"

"Mungkin aku harus mempertimbangkan juga tentang tinggal sendirian seperti nenek mu"

"Ku fikir kau ingin memiliki keluarga?"

"Tapi hidup sendiri nyatanya tidak seburuk itu"

"Kau salah mengartikan tentang dia" suara Diego terdengar sangat lembut, seperti biasa, seolah olah sedang bicara dengan anak kecil "Nenek Ema sebenarnya tidak bisa sendiri. Hanya saja satu satunya orang yang dia inginkan agar terus ada telah tiada. Kau tau, setelah kakek ku meninggal nenek Ema tidak ingin bicara dengan siapapun. Dia hancur, seperti tidak memiliki dunia lagi"

"Separah itu?"

Diego mengulas senyum tipis namun manis, di banding suaranya tatapan nya pun tak kalah lembut "beberapa orang meletakkan dunianya pada orang yang mereka cintai. Dan sekarang aku sedang menghindari itu"

"Kenapa?"

"Karna aku tidak ingin di perbudak cinta. Tapi kau seperti terus memaksa ku untuk begitu"

"Aku tidak melakukan apapun"

"Benarkan? Tapi seperti ada kekuatan sihir. Hanya melihat kau tersenyum aku merasa semakin jatuh cinta"

Alena mendengus "Dari mana kau belajar gombalan gombalan seperti itu"

"Itu bukan gombal. Aku serius"

"Terserah kau saja" Alena bersandar sambil menutup mata "Bangunkan aku kalau sudah sampai" hanya dalam beberapa detik Alena membuka matanya lagi sebab terfikirkan sesuatu "kemarin kau tidak tidur sama sekali kan. Dari saat kita mengerjakan laporan hingga pagi kau tak pernah istirahat sampai sekarang"

"Aku mengambil istirahat di kantor"

"Aku tidak percaya. Kau bahkan melewatkan makan siang karena berkas berkas tidak jelas itu"

"Kata siapa?"

"Kata Giordano" Alena menatap kedepan dan bicara lagi "jangan terlalu terbebani karna aku. Aku bisa menjaga diriku sendiri"

"Kata siapa lagi aku terbebani?"

"Nenek Ema bilang Kau tidak akan bisa tidur lagi karna merasa khawatir"

"Jadi karna kau sudah tau. Bisakah kau menuruti perkataanku mulai dari sekarang"

"Tergantung. Kalau masuk akal aku bisa mendengarkan mu sesekali"

"Alena. Apa boleh aku menciummu?"

"Boleh" 5 detik setelah menjawab Alena melotot "apa? Kau bilang apa?"

Sementara Diego menghentikan mobil nya menepi ke pinggir, melepas seat belt nya dan seat belt Alena kemudian mengangkat wanita itu naik ke pangkuannya dalam posisi berhadapan.

ASSASSINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang