ASSASSINO
¶
Sekarang yang harus Alena hindari adalah terbangun di rumah Diego tanpa tau apa yang terjadi malamnya. Sebab kenyataannya, walau tampak biasa saja Alena merasa malu dan terus memaki dirinya sendiri sejak sampai di rumahnya. Walaupun mungkin saja tidak terjadi apa apa, tapi tetap saja bangun di ranjang Diego menjadi hal paling memalukan. Alena ingin membangun jarak seperti semula, menjalani hubungan hanya sebagai anak buah dan bos, Alena mencoba menghindar dari segala hal termasuk melupakan kalau mereka sudah pernah tidur bersama.
"Kufikir ada Diego disini. Aku melihat mobilnya di depan" Giordano membuka sepatu dan menggantinya dengan sandal rumah lalu menghampiri Alena di sofa setelah melempar satu tiket pesawat ke atas meja
"Apa ini?"
"Tiket. Kau tidak buta. Apa tiket itu terlihat seperti kodok di matamu?"
Alena memutar bola mata sambil mendesis "Maksudku untuk apa ini? Kita mau kemana?"
"Ke Moldova. Matias berada disana"
"Lalu?"
"Lalu kita harus kesana menangkapnya"
"Oh tolonglah. Kita bisa tunggu dia sampai kembali kesini. Kenapa kita harus repot repot mengejarnya hingga ke negara orang lain dan mengacau disana. Lagi pula kau bisa telfon teman Nicolo di Moldova untuk menangkap Matias kalau memang bajingan itu berada disana. Polisi itu ada di mana mana, bukan cuman di sini saja"
"Polisi tidak menangkap orang sembarangan tanpa ada bukti. Memangnya ada apa, ini kali pertama kau membantah tugas. Sebelumnya kau selalu menurut sesuai apa pekerjaan yang Diego berikan. Apa karna kau sudah tidur dengan Diego? Jadi kau betingkah begini? Kau...."
Alena melompat ke arah Giordano memukulinya secara spontan menggunakan tangan "kau tidak mau berhenti bicara hah, mau berhenti bicara tidak" setelah meras puas Alena duduk kembali sambil menghela nafas panjang "aku benar benar ingin menjauh" Alena menjeda sejenak lagi lagi menghela nafas "Menjauh dari segala hal yang berhubungan dengan Diego"
"Ada apa? Kenapa kau bicara begitu?"
"Diego brengsek. Kau tau, dia menidu..."
"Jangan bicarakan itu dengan ku. Sangat tidak pantas"
Alena menarik lengan Giordano yang hendak beranjak agar tetap duduk "Hanya kau teman ku. Aku sedang ingin bercerita" ketika Giordano pada akhirnya memutuskan untuk mendengarkannya Alena kembali bicara "Kau tau kan. Dia memperko.."
"Tidak. Jelas kau juga mau"
"Giordano?"
"Diego tidak akan pernah menyentuhmu kecuali jika kau mengizinkan"
Dan itu benar adanya. Alena mengakui mereka tidak akan sampai sejauh itu kalau bukan Alena yang memulai. Bahkan sebelum melakukan itu, Diego sempat meminta izin secara tidak langsung dan Alena tak mengindahkan segala macam perkataan saat itu sebab di butakan gairah. Ya ampun, Alena rasanya ingin berteriak sekencang mungkin atas kebodohan yang membuatnya pusing sendiri. Ingin pergi tapi kemana, Alena tidak bisa hidup tanpa Diego-tanpa uang Diego.
"Giordano maukah kau membawaku pergi. Kemana saja, menjauh dari negara ini"
"Kau dan aku sama sama bergantung hidup pada Diego. Kau tidak akan pernah bisa meninggalkan pria itu" Giordano kemudian berdiri "bersiaplah pesawat kita akan berangkat 2 jam lagi"
Alena mengusap wajahnya kasar. Kenyataan buruknya adalah itu, Alena tidak akan pernah bisa lepas meski ingin sebab selain air, Diego juga telah menjadi sumber kehidupannya. Satu satunya cara adalah, bersikap seperti biasa seolah tidak ada yang terjadi. Niat awal memang begitu tapi tidak bisa, Alena tidak pernah bisa bersikap biasa saja jika berhadapan dengan pria yang bercinta dengannya pertama kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASSASSINO
عاطفيةMalam itu, Alena menemukan seluruh keluarganya dibunuh dalam rumah mereka sendiri. Satu satu nya yang selamat adalah Alena sebab berhasil kabur dari si pembunuh itu. Pada akhirnya dia bertemu dengan Diego, laki laki yang ia selamat kan nyawanya. Hin...