XXXI. Tilu puluh Hiji

55 5 0
                                    

halooo selamat malam...

bagaimana hari ini di kota kalian guys? klo di Sumedang sekarang sdh mulai musim hujang, dan hari ini pun dari siang sampai malam terus hujan dan sedikit ada kilat petirnya. well, pokonya jgn lupa untuk jaga kesehatan kalian yaaa....


happy reading~~~








Tahun akhir 1997

Di sebuah jalanan kecil pada waktu malam hari tepatnya pukul sembilan, suatu hal mengerikan terjadi. Ada sebuah kecelakaan tunggal di tengah derasnya hujan turun ke bumi. Mobil yang membawa sepasang suami istri dan juga ketiga anak-anak mereka menabrak sebuah pohon besar.

Kelima orang tersebut langsung dibawa menuju rumah sakit terdekat untuk segera mendapatkan perawatan. Namun di tengah jalan menuju rumah sakit sepasang suami istri dan juga kedua anaknya kehilangan nyawa, sementara si adik kecil mereka masih bisa bertahan. Hingga enam bulan lamanya ia di rawat di salah satu rumah sakit di Surabaya.

Dan setelah mendapatkan perawatan lainnya setelah siuman, adik kecil yang bernama Satya Anugerah itu dengan cepat tubuhnya kembali pulih seperti biasa buat takjub para dokter dan juga perawat di sana. Apalagi pada tahun itu jelas keadaan rumah sakit belum secanggih seperti sekarang.

Namun Satya kecil tak bersuara. Dan mereka memutuskan untuk memberi psikolog agar rasa trauma yang ada di dalam dirinya bisa sembuh. Satya kecil bahkan tak pernah mengedipkan matanya, berekspresi, ataupun menggerakkan tubuhnya. Ia hanya diam menatap kosong dan juga terus tertidur di ranjang.

Hingga akhirnya entah bagaimana caranya Asih bisa mengetahui bahwa ia telah menemukan 'Sang Prabu' di rumah sakit tersebut dengan keadaan yang cukup mengenaskan. Kurus kering, rambut gondrong juga keadaan psikisnya yang masih syok berat.

Untuk itu ia segera membawa Satya bersamanya di Bali. Ia dengan meyakinkan para perawat bahwa ia adalah keluarganya. Keluarga jauhnya, sehingga setelah itu ia pun diperbolehkan untuk membawa Satya keluar dari rumah sakit dan membayar seluruh biaya perawatannya.

Satya menatap Asih yang menggangdengnya menuju kapal laut. Kemudian pada saat ia tengah berada di luar ia menatap lautan biru yang luas dan ia mendongakkan kepala saat Asih berada di sampingnya. "Katanya kamu saudara jauhku?" itu adalah kalimat pertama setelah kecelakaan tersebut.

Asih menunduk menatapnya. "Ya. Kita hampir saja menjadi keluarga. Kita hampir berbesanan."

"Lalu siapa namamu? Dan aku harus panggil kamu apa?"

"Asih."

"Hanya Asih?" tanyanya buat Asih menganggukkan kepala. "Tapi bukankah itu sangat tak sopan. Kamu jauh lebih tua dariku."

Asih tersenyum padanya. "Suatu saat nanti kamu pasti paham, mengapa kamu bisa memanggilku hanya nama saja."

Satya hanya bisa menatapnya penasaran dan tak menjawab kalimat Asih.

***

Setelah sampai di kediaman wanita itu, segera Satya melihat ruangan yang akan menjadi kamarnya kemudian ia segera untuk mandi. Ia keluar dari kamarnya setelah membereskan barang-barangnya dan melihat banyak sekali orang di kediaman ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PadmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang