Waktu terus berjalan. Pagi menjadi siang dan siang menjadi sore juga sore berganti malam. Butuh waktu sangat lama untuk mencari bukti nyata agar ia bisa membuang parasit yang menempel sangat lekat. Dan pada saat orang-orang tengah tertidur pulas, Kinanti menyelinap masuk ke dalam ruangan yang sering dipakai ayahnya untuk bekerja di dalam rumah.
Hanya dengan bermodalkan cahaya dari senter ponsel, Kinanti melihat beberapa dokumen yang bisa saja membantunya dalam menangani kasus penggelapan dana perusahaan. Namun itu semua ternyata nihil karena di sana hanyalah dokumen beberapa proposal yang menginginkan lukisan yang di buat oleh ibunya bisa di pamerkan di galeri milik mereka. Dan Kinanti tersadar bahwa ibunya memang sangat menyukai seni rupa. Lukisan-lukisan itu seolah hilang di rumah ini. Apakah Lingga membuang hasil karya ibunya?
Kemudian Kinanti membuka laci bawah dan melihat adanya mesin brangkas. Kalua di film-film biasanya para konglomerat menyembunyikan rahasia pasti di dalam mesin brangkas ini. Mungkin juga ayahnya menyembunyikan sesuatu darinya bahkan dari Vera, si Wanita penghancur keluarganya.
Kinanti memikirkan password dengan benar. Ia mencoba dengan tanggal lahir ayahnya yang ternyata salah. Kemudian tanggal lahir ibunya yang kemudian salah juga. Tidak mungkin kan ayahnya memasukan tanggal lahir ibu tiri itu? Namun ia mencoba untuk memasukan tanggal pernikahan kedua orang tuanya yang ternyata berhasil dibuka.
Kinanti senang bukan kepalang. Dan matanya melihat sebuah kotak buludru yang sangat tak asing di matanya. Kotak perhiasan itu sudah lama hilang dan Kinanti pikir ayahnya memberikan pada ibu tirinya. Dan ternyata ayahnya menyimpan dan menyembunyikan barang berharga milik ibunya yang katanya perhiasan itu ia beli saat pertama kali mendapatkan gaji sebagai suami. Ini emas asli yang mungkin jika dijual saat ini bisa untung banyak. Emas itu bermatakan hijau zamrud. Terdapat sepasang anting, cincin, kalung dan sebuah gelang.
Juga ia melihat adanya sebuah surat yang sudah berantakan seolah telah di remas namun ia masih bisa membaca kalimat yang tertera di sana. Segera ia mendokumentasikan dan menyimpannya di dalam ponselnya karena mungkin sewaktu-waktu ia bisa menggunakan surat laporan ini jika sedang terdesak walaupun ia tak teg ajika harus menghancurkan saudaranya sendiri.
Suara pintu terbuka dan lampu menyala buat Kinanti langsung berdiri dan melihat Vera di sana menatapnya tajam sambil melipatkan tangan. Untung saja ia sudah membereskan semuanya bahkan menutup kembali brangkas tadi.
"Berani-beraninya kamu memasuki ruangan orang tua kamu sendiri? Lihat kamu semakin lancang saja! Setelah suami saya memberikan perusahaan itu untuk kamu, sekarang kamu seenaknya bertindak?"
Kinanti mengerutkan keningnya protes. Saat hendak membalas perkataan Vera, mereka dikejutkan oleh Lingga yang tiba-tiba datang diantara mereka. Kinanti tanpa sadar menggigit bibir bawahnya gugup karena ayahnya melihat tangannya masih membawa kotak perhiasan itu. "Sekarang kamu sudah mendapatkan apa yang kamu ingin ketahui bukan? Pergi ke kamar sekarang, sudah malam waktunya tidur."
Apa ini? Apakah ayahnya sedang membelanya? Namun yang jelas kini ia paham maksud terselubung dari ayahnya yang mengatakan bahwa ia sudah mendapatkan apa yang ingin ia ketahui. Maksudnya adalah surat laporan itu? Surat yang membuat hatinya teriris saat membaca setiap kata yang tertera di sana.
Entah bodoh, tolol atau goblog, meski Vera tahu bahwa suaminya sudah mulai menyayangi putri kandung pria itu dan mulai mengabaikan keluarganya, ia tetap teguh dengan rencana melenyapkan si penghalang keluarga cemaranya. Atau mungkin Wanita itu sudah kehilangan arah tak bisa berpikir panjang. Kerenggangan yang sangat jelas pada hubungan pernikahannya tak buat ia gentar karena ia berpikir masih bisa di perbaiki.

KAMU SEDANG MEMBACA
Padma
Historical Fiction⚠ PERLU DIINGAT BAHWA CERITA INI TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN SEJARAH ASLI⚠ Sebuah insiden tabrakan truk dengan mobil menewaskan sang supir dan seorang wanita berusia sekitar dua puluh dua tahun dengan luka parah. Diketahui dia adalah Kinanti Surya At...