I. Hiji

252 10 0
                                    

Halooo sebelumnya maaf klo ada yg agak gimana😅😂 soalnya ini kebanyakan sumber dari google. Mohon pencerahan nya yaaa🥰





Kepalanya amat sangat pusing seperti telah terhantam batu besar. Perlahan ia membuka mata. Yang pertama ia lihat adalah bangunan tua bukan rumah sakit. Lalu melirik kesamping dimana ranjang itu seperti ranjang dari zaman kerajaan. Dan ia mulai mengamati sekitar. Ini bukan rumahku! Ini bukan juga di rumah sakit? Lantas dimanakah aku?

Ia bangun sambil memegangi kepalanya yang terasa berat. Dan ia menyadari bahwa ada sesuatu di rambutnya lalu melepaskan benda itu. Ini perhiasan? Terbuat dari emas asli? Pantas saja kepalaku pusing!

"Putri! Anda sudah sadar?!" seru seorang wanita yang mungkin sebaya dengannya datang bergegas menghampirinya.

Ia tersenyum hangat. Apa udah dimulai ya pentas teater itu? Tapi mengapa ini terasa nyata? Amat sangat nyata. Duh mana lupa lagi nama dayang pribadi sang putri dyah itu siapa namanya? Ia mencari-cari tentang putri kerajaan sunda galuh itu tak berhasil menemukan di situs manapun. Tentangnya, kepribadiannya, apa yang ia suka dan tidaknya, dan banyak lagi.
Tapi itu bukan apa-apa, toh ia sudah berhasil mendapatkan peran sang putri. Ia harus profesional! "Duduklah dan ceritakan apa yang terjadi?"

Sang dayang menatapnya nanar kemudian membungkuk dengan kedua tangan menangkup di depan dadanya. "Maafkan hamba yang tak bisa menjagamu putri. Hamba pantas mati!" raungnya.

"Aku tidak apa-apa... Hemmm.." siapa namanya ya?

"Asih. Putri yang memberikan nama itu padaku. Apa putri tidak ingat?"

Kinanti menganga lalu menautkan alisnya.
"Hamba pantas mati. Hamba gagal menjagamu. Saat engkau sedang bejalan ditepian telaga hamba termenung sekilas lalu kejadian itu begitu cepat dan hamba tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi. Engkau tuan putriku terjatuh ke dalam telaga itu."

"Hah?! Bagaimana bisa terjadi?"

"Maafkan hamba. Hamba pantas mati," raungnya semakin kencang.

Bukan, bukan itu maksudnya. Tapi bagaimana bisa? Apa dia dan dirinya bertukar jiwa dengan putri dyah? Ini bukan pentas teater?

"Cubit aku?" suruhnya sambil menyodorkan tangannya ke hadapan Asih yang masih menunduk dan menangis.

"Hamba tidak bisa—"

"Cepat cubit aku. Ada yang harus aku pastikan!"

"Hamba segera panggilkan tabib istana." Kinanti mendesah kecewa. Asih menatapnya kemudian mencubit tangan Kinanti dengan keras. Kinanti berteriak kesakitan. Ini nyata! Bukan mimpi! Bukan sedang pentas! Ini nyata!

"Kau jangan bilang siapapun, aku sedikit lupa dengan ingatanku. Maukah kau memberi tahu hal-hal yang aku lupakan?" Asih mengangguk mantap.

Kinanti termenung harus mulai darimana. "Oke! Apa kau mendengar bahwa aku akan di jodohkan? Dengan seorang raja dari kerajaan besar?" Asih memggeleng sebagai jawaban. Berarti ini belum sampai ke kejadian perang bubat. Ia memegangi kepalanya terasa seperti ada beberapa scene di kepalanya yang terus berputar. Ini sangat menyakitkan. Apakah aku tewas saat kecelakaan itu terjadi? Lalu bagaimana bisa aku memasuki tubuh seorang putri dari kerajaan sunda ini?

Penglihatannya berkabut dan suara terakhir yang ia dengar adalah jeritan dari sang dayang pribadinya. Apakah aku akan kembali ke masa ku?

***

Saat kembali membuka mata ia menghela napas. Tentunya ia masih disini. Di masa Indonesia belum menjadi negara kesatuan. Dan sepertinya ia harus melakukan sesuatu. Tentu saja sepertinya ia di bawa ke masa ini agar bisa menghentikan tragedi tersebut dan ia bisa berumur panjang.

PadmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang