XVIII. Dalapan Belas

61 4 0
                                    

Happy Reading💐

Pindha samudra pasang kang tanpa wangenanTresnaku mring sliramu sayangCahyaning mbulan kang sumunar abyor ing tawangYekti sliramu kang dadi lamunanSumribid angin ratri tansah hangantheniSetya nrajang telenging atiAngen angen tumlawung suwung ing w...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pindha samudra pasang kang tanpa wangenan
Tresnaku mring sliramu sayang
Cahyaning mbulan kang sumunar abyor ing tawang
Yekti sliramu kang dadi lamunan
Sumribid angin ratri tansah hangantheni
Setya nrajang telenging ati
Angen angen tumlawung suwung ing wengi sepi
Tansah angranti tekamu duh yayi
Wong ayu age nyedhak a ing sandhingku
Nyawang manising esemu
Gawe lerem e rasaku tentrem ing atiku
Haywa pegat tresnamu sayangku
Pindha samudra pasang kang tanpa wangenan
Tresnaku mring sliramu sayang
Cahyaning mbulan kang sumunar abyor ing tawang
Yekti sliramu kang dadi lamunan
Wong ayu age nyedak a ngekep ragaku
Sirnakna lara branta ing atiku
Amerga kabidhung wewayangmu ing pikirku
Haywa pegat tresnamu duh sayangku
Pindha samudra pasang kang tanpa wangenan
Tresnaku mring sliramu sayang
Cahyaning mbulan kang sumunar abyor ing tawang
Yekti sliramu kang dadi lamunan
Pindha samudra pasang kang tanpa wangenan
Tresnaku mring sliramu sayang
Cahyaning mbulan kang sumunar abyor ing tawang
Yekti sliramu kang dadi lamunan
Yekti sliramu kang dadi lamunan






🪷

Malam yang panjang dan sunyi hanya ada suara dari mesin yang berusaha membuat seorang gadis untuk tetap bertahan hidup. Enam bulan lamanya setelah insiden kecelakaan itu, Kinanti tak kunjung membuka matanya. Hanya terkadang ia menggerakan jari telunjukanya atau mengeluarkan air matanya. Tanda bahwa sebetulnya jiwanya masih berada didalam raganya.

Sang ayah, Lingga surya atmaja hanya bisa terus beedoa agar putri semata wayangnya segera membuka matanya. Tanpa tidur ia terus mengawasi putrinya yang masih terbaring lemah.

Kemarin ia sempat berkunjung ke makam mendiang istrinya. Dahulu putrinya setiap bulan selalu mengunjungi makam wanita yang sudah melahirkan buah hati mereka dan sekarang semenjak Kinanti terbaring di ranjang rumah sakit, ia lah yang menggantikan kebiasaan putrinya. Karena rasa beesalahnya pada wanita yang ia cintai buat ia merasa tak pantas datang ke makamnya.

Namun kali ini berbeda, raut wajahnya penuh dengan keputus-asaan dan rasa penyesalan yang mendalam. Berulang kali ia menghapus air matanya. "Tolong jangan kau ambil putri kita. Berikan aku kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya. Aku berjanji akan mengeluarkan semua rasa kaaih sayangku pada putri kita. Aku mohon padamu, Lydia."

Dan kini ia hanya bisa pasrah. Menurut dokter kekuatan doa jauh lebih besar daripada apapun yang ada di dunia ini. Ia hanya bisa menatap putrinya yang terus saja menutup mata. Seolah sedang tidur nyenyak dengan mimpi yang indah.

"Sayang, kapan kau akan membuka matamu? Kamu sangat marah pada ayah? Sangat membenci ayah?" Setelah mengucapkan itu Lingga gerkejut melihat Kinanti yang mengeluarkan air matanya.

Selang beberapa menit kemudian matanya perlahan terbuka dan Lingga terburu-buru memanggil dokter intuk segera memeriksa putrinya. Ia melihat tubuh Kinanti mulai melepaskan beberapa alat bantu hidup itu. Itu artinya anak gadisnya berhasil selamat?

PadmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang