Prolog

250 10 0
                                    

Bulan telah memasukin musim penghujan. Setiap hari dengan kota julukan yang sama, selalu hujan di sore hingga malam di kota hujan. Namun kali ini berbeda, air dari langit terjatuh begitu deras dan brutalnya seolah akan menunjukan peristiwa besar yang tak di pungkiri.

Begitu setelah makan malam tiba, Kinanti mengumumkan bahwasannya ia menginginkan peran taeter menjadi seorang putri yang sangat cantik di kerajaan sunda, Putri Dyah Pitaloka Citraresmi. Begitu kuat dan besar tekadnya untuk mendapatkan peran itu yang akan di selenggarakan di aula seni milik keluarganya.

Pun begitu dengan perusahaan keluarganya. Ia menginginkan hak nya sebagai pewaris sah agar perusahaan itu menjadi miliknya saat ayahnya pensiun nanti. Ini adalah kado untuk ibu saat ayah lebih memilih untuk melanjutkan hubungan perselingkuhan itu. Ia sungguh tak sudi jika perusahaan milik kedua orangtuan nya jatuh ke tangan Ibu dan saudara tirinya. Ini adalah milik ibuku!

Ada saat sehabis gladi bersih dan ia memutuskan untuk segera pulang ke rumahnya karena entah kenapa seluruh tubuhnya merasa lelah dan ia ingin segera tidur. Lambat laun di dalam mobil matanya yang berat itu segera menutup matanya. Namun bisikan dari seorang perempuan membuatnya terkejut. "Bangunlah!"

"Kenapa non?" ucap sang supir sembari melirik nona nya di kaca.

Kinanti menggelengkan kepalanya. Jelas betul tadi ada seorang perempuan yang berbisik. Apa mungkin ini adalah jalan keramat? Kinanti tak yakin karena ia tak pernah mempercayai hal mitos. "Tolong klaksonin ya pak. Jangan sampai saya tertidur," ujarnya sedikit takut dan bulu kuduknya merinding.

Supirpun hanya menganggukan kepala.
Selang berapa menit kemudian saat ia hendak tertidur lagi, suara klakson amat sangat kencang hingga buat jantungnya berdetak sangat kencang. "Ada apa pak?"

"Itu non. Tadi kita hampir tertabrak truk tronton. Bapak mohon maaf atas kekacauan tadi." Namun Kinanti tahu dan merasakan hawa yang tak biasa tiba-tiba masuk dan benar saja rem mobil itu blong. Pak Aji yang panik segera menabrakkan diri ke tebing.

Namun karena kecepatan yang tinggi, mobil itu terbalik dan membuat mereka terjatuh ke dasar jurang. Ia melihat dengan kepala matanya sendiri bahwa supir pribadinya itu tak sadarkan diri dengan tubuh yang penuh luka dan darah yang terus mengalir.

Hingga telinganya mendengar ada suara langkah kaki mendekat. Dengan lirihnya ia sambil berusaha untuk mengangkat tangannya isyarat bahwa ia masih hidup, "tolong saya..."

Kedua pria bertubuh besar dan jangkung itu sepertinya sedang berbincang satu sama lain. "Kata pak Lingga kita harus lenyapkan keduanya."

Salahsatu pria itu mengangguk dan membawa tubuh kesakitannya kemudian melemparkannya ke dasar air, mungkin itu danau atau apalah Kinanti tak tahu.

Rasa perih di tubuhnya, sesak di dada, lebih menyakitkan lagi saat mendengar ayahnya lah yang menginginkan kematiannya. Lantas mengapa ayah menyutujui aku bermain peran teater itu dan bersaing bersama saudara tiriku yang juga menginginkan peran itu . Kenapa ayah membunuhku saat ayah setuju bahwa nanti perusahaan galeri dan aula seni milik keluarga dipegang olehku? Apa itu pengalihan? Ayah benar-benar menginginkanku tak ada di dunia ini? Aku adalah pengacau?

Dengan nanar sekilas ia melihat seseorang menolongnya. Menyentuh tubuhnya dan mengangkatnya hingga ke dasar. Namun ia ragu apa itu seorang pria atau wanita?

***
Terimakasih sudah berkunjung🦩☁

Sumedang, 3 Agustus 2023 23.00

PadmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang