Happy reading😘
"Sah."
Alina mencium punggung tangan Ghani lalu menatapnya. Siapa yang mengira hidupnya akan sebercanda ini. Malam dimana ia patah hati karena Deon membuat Alina bertemu dengan Ghani. Sampai hari ini Alina tidak mengingat sama sekali apa yang terjadi antara ia dan Ghani pada malam itu.
Acara akad benar-benar hanya dihadiri oleh orang terdekat saja tapi, ada satu hal yang membuat Alina sedikit khawatir yaitu orangtua Ghani tidak ada.
"Selamat Al, gue bahagia banget lo sekarang udah ada yang jagain 24 jam." ucap Bella senang, Alina sudah menceritakan bagaimana sikap Ghani yang manis terhadap sahabatnya selama ini. Awalnya Bella tidak yakin tapi setelah mendengar cerita dari Rendra tentang pernikahan Ghani yang memang tidak baik, membuat Bella selalu mendukung Alina agar mau mencoba menerima Ghani.
Bella berharap Alina benar-benar mendapat kebahagiannya bersama Ghani. Ia juga berharap agar Ghani benar-benar memperlakukan Alina dengan baik.
"Makasih Bel, you're my besti." peluk Alina pada Bella.
"Pokoknya lo harus segera kasih tau gue kalo pak Ghani macem-macem."
"Iya bella."sahut Alina.
"Al, gue harus balik kekantor."ucapnya lalu melepaskan pelukannya. "Lo baik-baik ya dan selalu inget pesan gue segera kabari gue kalo Ghani macem-macem."
"Iya! Astaga." kedua terkekeh lalu Bella segera pergi.
Kini Alina sedang duduk bersama Fariz dan juga Henri, mereka sedang menunggu Ghani untuk mengambil beberapa berkas yang tertinggal.
"Alina, maafin pakde ya. seharusnya pakde kasih kamu kehidupan yang baik. pakde gak bisa jaga amanah ayah kamu."ucap Henri merasa bersalah.
"Enggak pakde, pakde udah jagain Fariz disana aja itu udah lebih dari cukup. Alina baik-baik aja." Alina memeluk Henri lama. Sebenarnya ia sangat merindukan ayahnya disaat moment penting ini tapi apalah daya Alina, takdir adalah satu hal yang tidak bisa ia lawan.
Tak lama Ghani pun datang, karena sudah tidak ada kepentingan lagi di KUA jadi ia memutuskan untuk mengajak semuanya makan siang terlebih dulu. Hari ini Fariz dan Henri harus pulang ke jogja mengingat Fariz besok harus kembali kuliah.
Sebelumnya Ghani sudah membuat reservasi di salah satu restoran mewah untuk makan siang mereka. Ia juga mengajak Theo, Theo adalah saksi dari pernikahannya tadi.
Saat makan bersama pandangan Ghani tidak lepas dari Alina, wanitanya sangat cantik sekali dengan kebaya putih pilihannya. Ghani sudah mempersiapkan ini semua saat ia mulai dekat dengan Alina.
Makan siang hanya diisi oleh suara Theo dan Fariz entah kenapa dua orang ini sangat cocok membuat Ghani jadi iri. Theo yang bertanya tentang bagaimana jogja dan Fariz yang bertanya tentang bagaimana cara mendaftar menjadi polisi.
"Mas, kenapa liatnya gitu banget," bisik Alina ditelinga Ghani.
"Kamu cantik banget."
Alina hanya menggelengkan kepalanya mencoba bersikap biasa atas pujian yang Ghani berikan walaupun dalam hati ingin meledak.
Setelah makan siang, Kini Ghani mengantar Fariz dan Henri ke bandara tapi sebelumnya ia sudah mengantar Alina ke apartemennya terlebih dulu.
"Pakde makasih udah izinin dan restui saya buat menikah dengan Alina." ucap Ghani saat mereka sudah tiba di bandara.
"Iya, pakde harap kamu bisa menjaga dan bertanggung jawab atas Alina. satu pesan pakde tolong kembalikan Alina jika kamu sudah tidak ingin bersamanya dan jangan pernah sekalipun kamu melukai hati dan juga fisiknya." ujar Henri dan Ghani mengangguk yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak semalam
ChickLit#dewasa Alina dan Ghani bangun dalam keadaan tanpa sehelai benang,keduanya berada dalam kamar hotel yang sama. keduanya mencoba mengingat apa yang terjadi semalam tapi hanya Alina yang mengingatnya. Sementara tidak dengan Ghani,pria itu bingung sete...