Happy reading
Ghani dan Theo sudah mendatangi kantor tempat Dira bekerja tapi ternyata wanita itu sudah tidak bekerja lagi disana. Ghani pun melanjutkan untuk mencari Dira di rumahnya, tapi lagi-lagi ia tidak menemukan Dira. Menurut Art disana Dira pergi menemani mamanya.
"Kita mau kemana lagi Ghani?" tanya Theo, hari sudah semakin senja dan ia mulai lelah.
"Gue mau lapor polisi."
"Alina belum hilang 2 kali 24 jam, polisi gak akan terima laporan lo!" Theo menggelengkan kepalanya, disaat seperti ini Ghani mulai kehilangan akalnya.
"Terus gue harus gimana? Tolongin gue, Theo. Suruh orang-orang lo buat cari istri gue!" Ghani benar-benar bisa gila jika tidak menemukan Alina. Alina tidak memiliki banyak teman, sahabat satu-satunya hanya Bella. Sekarang ia tidak tau harus mencari Alina kemana lagi.
Theo memegangi kepalanya yang mulai pusing karena melihat Ghani dengan keadaan seperti ini, 10 tahun mereka berteman ini adalah pertama kalinya Ghani benar-benar frustasi karena wanita. Saat Ghani terpaksa harus mengakhiri hubungannya dengan Nola dulu karena restu orangtua, Theo tidak sepusing sekarang saat menenangkan sahabatnya ini.
"Apa mungkin Alina tidur di hotel!" celetuk Theo membuat Ghani menegakkan kepalanya.
Ghani pun segera menghubungi beberapa pemilik hotel yang ia kenal, ia pun segera mengirim foto juga nama lengkap istrinya sebagai data untuk di cocokkan dengan pengunjung hotel. Ghani sangat berharap ini membuahkan hasil.
"Ghan, udah malam mending lo pulang. Gue yakin Alina baik-baik aja tapi mungkin dia pengen sendiri dulu."
"Iya tapi dia dimana?!" pekik Ghani yang tak terima dengan ucapan Theo.
Theo mengelus dadanya, memberi kesabaran pada dirinya sendiri saat menghadapi sikap childish Ghani yang kambuh. "Dia pengen sendiri Ghani, lo ngerti gak sih?! kasih ruang buat Alina buat berpikir."
"Tapi, setidaknya gue harus tau dia dimana?!"
"Udah lah gue capek! Ayok gue anter lo pulang sekarang." Dengan terpaksa Theo harus mengantar Ghani sampai rumah. Dirinya harus memastikan Ghani berada dirumah dan tidur dikamarnya karena jika dibiarkan, sudah pasti club malam akan menjadi tujuan Ghani disaat seperti ini.
Sepanjang perjalanan kerumah Ghani, Theo harus bisa menahan dirinya untuk tidak meninju Ghani. Sahabatnya ini terus mengoceh layaknya orang depresi padahal Alina belum pergi 24 jam tapi Ghani sudah seperti ini. Theo tidak bisa membayangkan jika Alina benar-benar pergi selamanya, mungkin Ghani akan menemani Raya dirumah sakit jiwa.
Theo memarkirkan mobil diluar pagar lalu mengantar Ghani masuk kedalam rumah, ia sempat tersentak saat Ghani berjalan sedikit berlari saat menemukan Dira dirumahnya sendiri.
"Ghani, kamu kenapa?!" Sarah terperanjat kaget menahan tangan anaknya yang tiba-tiba mencengkram kerah baju Dira.
"Lo ngomong apa sama Alina, lo gak tau apa-apa Dira. Sekarang Alina pergi gara-gara lo, Sialan!" Ghani bisa melihat Dira sedikit takut karena tindakannya dan Ghani sama sekali tidak perduli.
"Ma-maksud kamu apa? Aku gak ngerti!"elak Dira lalu memalingkan wajahnya.
"Gak usah pura-pura bego, kenapa lo bilang sama Alina soal Nola dan gue udah baik-baik aja? Apa maksud lo ngomong gitu. Sekarang Alina salah paham dan pergi gak tau kemana."ujar Ghani membuat Sarah terkejut lalu meminta penjelasan pada Theo.
Theo pun menjelaskan jika Alina salah paham dan pergi entah kemana, ia juga berkata mereka sudah mencari Alina ke semua sudut kota tapi hasilnya nihil.
"Ghani, jangan begini kasian Dira? Theo tolongin." teriak Sarah. Putranya semakin mencengkram kuat kerah baju Dira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak semalam
ChickLit#dewasa Alina dan Ghani bangun dalam keadaan tanpa sehelai benang,keduanya berada dalam kamar hotel yang sama. keduanya mencoba mengingat apa yang terjadi semalam tapi hanya Alina yang mengingatnya. Sementara tidak dengan Ghani,pria itu bingung sete...