Chapter 52

969 35 0
                                    

Happy reading😘

Sudah hampir 3 minggu Alina berada dirumah sakit, sebenarnya dokter sudah memperbolehkan Alina pulang dari seminggu yang lalu. Hanya saja Alina ingin selalu dekat dengan anaknya, alhasil Ghani menyewa kamar inap sampai anaknya di perbolehkan pulang.

Pagi ini Kyra sudah berada di pangkuan Alina, bobot tubuhnya sudah ideal dan sudah di perbolehkan pulang hari ini. Biasanya setiap pagi, siang dan malam Alina hanya boleh melihat putri kecilnya di balik dinding kaca.

"Cantiknya mama udah bisa pulang sekarang." Alina terus mengajak putrinya bicara sambil menciumi tangan mungilnya.

Alina menoleh saat mendengar pintu terbuka, adiknya ikut datang untuk menjemputnya pulang. Dua hari setelah tau ia melahirkan, Fariz langsung datang dari jogja. Setiap hari adiknya juga datang kerumah sakit untuk menemaninya saat Ghani harus ke kantor.

"Eeh, dia udah disini kak?" Dengan sumringah Fariz menghampiri Kyra yang tengah berada di pangkuan kakaknya. Keponakannya sudah lebih berisi tidak seperti saat pertama kali ia lihat di ruang inkubator.

"Udah, hari ini juga udah boleh pulang."

"Beneran?" Tanya Fariz memastikan dan Alina langsung mengangguk antusias. Fariz senang sekali, rasanya juga sangat lega melihat kakaknya sudah tidak berada dirumah sakit lagi.

Fariz mulai mengajak keponakan bicara, dan menciumi tangannya yang mungil. "Ayah sama mama pasti seneng banget sekarang sudah punya cucu, kenapa mereka cepat banget ya kak, perginya?"

Ada rasa sakit dalam hati kala mendengar pertanyaan dari adiknya, terkadang ia juga bertanya kenapa orangtuanya begitu cepat pergi ketika ia belum bisa memberikan apa-apa. "Jangan gitu dong, kakak jadi sedih nih."

Fariz langsung memeluk kakaknya sayang dan meminta maaf, ia sungguh tidak bermaksud seperti itu hanya saja alangkah bahagianya jika orangtuanya masih ada. "Tapi aku masih bersyukur masih punya kakak yang cantik jelita." Ucapnya diakhiri dengan kekehan.

"Langsung aja, pasti ada maunya!"tebak Alina yang sudah sangat hapal dengan adiknya.

"Kak, besok malam aku tidur di rumah Rendi ya, satu malam aja." Mohon Fariz.

"Hemm_ ya udah, tapi satu malam aja!"

Fariz mengangguk sumringah lalu kembali memeluk Alina sebentar, setelah itu ia membereskan barang-barang milik kakaknya. Sebentar lagi supir datang dan mereka akan pulang.

Suara pintu terbuka menampilkan Ghani yang masih lengkap dengan setelan kantor. "Udah siap sayang? Wah, princess papa lagi dipangku mama ya." Ghani mencuci tangannya terlebih dulu lalu membuka kemejanya meninggalkan kaos dalam berwarna putih, ia mengambil alih putrinya yang ada di pangkuan Alina.

"Mas, kok kesini? Bukanya tadi ada meeting penting?" Tanya Alina. Setiap malam Ghani memang dirumah sakit menemani dirinya, dan akan pergi ke kantor jika memang ada hal penting.

"Udah selesai, sayang. Tadi mama bilang Hendi gak bisa jemput karena lagi bantuin bibik beres-beres dan mau jemput bude di bandara. Hari ini kan, princess papa pulang." Ghani mengecup pipi Kyra dengan hati-hati.

"Bude sama pakde mau datang?"

Ghani mengangguk. "Tadi malam bude Yulia telepon mama, dan katanya siang ini sampai."

"Kak, udah nih. Aku bawa ke mobil sebagian ya. Kakak cek lagi takutnya ada yang ketinggalan."Fariz segera membawa barang-barang keperluan Alina ke dalam mobil, barang kakaknya cukup banyak karena Alina hampir sebulan berada di rumah sakit.

Alina mengangguk sambil tersenyum dan memastikan tidak ada barang yang tertinggal. Semua sudah rapi dan administrasi juga sudah di selesaikan oleh Ghani, sekarang saatnya mereka pulang.

Terjebak semalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang