Happy reading😘
Alina meregangkan ototnya lalu melirik jam di ponselnya, sudah jam 7 pagi dan Ghani sudah tidak ada di sampingnya. Apa Ghani sudah pergi? Tapi ponselnya masih ada di nakas sebelah tempat tidur. Terdengar suara air dari dalam kamar mandi dan sepertinya Ghani sedang melakukan rutinitas paginya.
Drrtt
Nama Rendra tertera di ponsel Ghani sedang memanggil, berhubung yang menelpon Rendra jadi Alina memberanikan diri untuk mengangkatnya. "Halo mas Rendra?"
"Loh Na, kok kamu yang angkat? Pak Ghani belum pergi ya?"
"Lagi mandi mas."
"Ooh, Na tolong sampaikan aja kalo mr Albert menunda pertemuannya jadi ke besok pagi, jadi pak Ghani suruh langsung ke kantor aja."
"Oke mas, nanti aku sampaikan."
"Makasih ya Na."
Alina segera menutup ponselnya tapi tanpa sengaja mata Alina melihat satu pesan masuk tanpa nama. Ia pun segera membuka dan membacanya. Alina meremat ujung baju tidurnya dengan hati berdebar, untuk apa Nola mengirim pesan seperti ini, meminta Ghani datang ke apartemen wanita itu.
"Sayang."
"Huh_" Alina menoleh lalu meletakkan ponsel Ghani kembali. "Tadi mas Rendra telpon, katanya mas disuruh ke kantor aja soalnya mr Albert batalin pertemuannya." beritahunya.
"Ooh_ mau kemana?"tanya Ghani saat melihat Alina beranjak dari kasur.
"Mau mandi!"
"Sayang, kamu kenapa? kok kayak panik gitu mukanya?" Ghani menangkup pipi Alina, mencoba mencari tau ada apa dengan istrinya.
"Aku mau mandi, Iihk_!" Alina mencubit pinggang Ghani lalu mendorong tubuhnya, Setelah itu Alina berlari ke kamar mandi. Di kamar mandi Alina tidak dapat menghentikan airmatanya, ia menangis tanpa suara.
Saat keluar dari kamar mandI, Alina pikir Ghani sudah keluar dari kamar tapi ternyata Ghani masih berdiri didekat jendela sedang menghubungi seseorang. Alina segera menghampiri Ghani mencoba mendengar pembicaraannya.
"Segera hubungi gue secepatnya, awas lo ngaret!" ancam Ghani pada seseorang di sebrang sana lalu memutuskan penggilannya.
"Mas, lagi ngomong sama siapa?"
Ghani segera berbalik badan dan memeluk Alina yang hanya menggunakan bathdrobe, aroma wangi sabun yang ada ditubuh Alina membuat Ghani enggan pergi bekerja. "Theo, sayang. Sayangnya Mas hari ini mau kemana?"
"Gak tau! aku bosen, mau cari kerja aja." ucap Alina asal.
"Eeh_ gak boleh! dirumah aja. Ya udah mas kerja dari rumah aja biar bisa temenin kamu."
Alina mendongakkan kepalanya menatap Ghani dari bawah."Beneran?!"
"Iya sayangku, my love, my universe."sahut Ghani panjang lebar, Tumben sekali respon Alina seperti ini saat ia tidak ke kantor.
Alina langsung tersenyum lalu membalas pelukan Ghani, jika Ghani berada dirumah sudah di pastikan dia tidak akan menemui Nola. Ingin rasanya Alina bertanya secara langsung tapi ia takut hanya akan menjadi perdebatan, jadi lebih baik ia mengalah saja dan percaya pada Ghani sepenuhnya.
"Kamu kok tumben manja banget sama mas, biasanya ngusir mas buat ke kantor mulu!" tanya Ghani saat mereka sudah berada di meja makan, pagi ini mereka hanya sarapan berdua karena Sarah sudah pergi ke resto untuk mengurus sesuatu.
"Ya lagi pengen aja!" dengus Alina memanyunkan bibirnya.
Ingin sekali rasanya Ghani melumat habis bibir pink yang sedang cemberut di sampingnya ini, tapi Ghani takut Alina akan marah. Sejenak Ghani menyadari sesuatu, ia mencoba meraba perut Alina dan menekannya sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak semalam
ChickLit#dewasa Alina dan Ghani bangun dalam keadaan tanpa sehelai benang,keduanya berada dalam kamar hotel yang sama. keduanya mencoba mengingat apa yang terjadi semalam tapi hanya Alina yang mengingatnya. Sementara tidak dengan Ghani,pria itu bingung sete...