Chapter 19

831 22 0
                                    

Happy reading😘

Ghani meregangkan ototnya lalu melirik jam ditangannya, sudah hampir jam 5 dan ia mulai merasa lelah. Untungnya meeting kali ini tidak ada masalah dan semua berjalan dengan baik.

Hari ini begitu melelahkan, Ghani sudah tak sabar untuk pulang dan memeluk kesayangannya sampai pagi.

Ghani berjalan keruangannya dan melewati beberapa karyawan yang menyapanya. Ia merasa aneh dengan beberapa karyawan saat melihatnya dengan tatapan canggung, apa berita tentang perceraiannya sudah tersebar? pikirnya.

Ghani memang meminta Rendra untuk menyebarkan berita tentang dirinya yang sudah bercerai.

Sebelum pulang Ghani terlebih dulu mengirim chat pada Alina untuk menanyakan ingin makan apa nanti malam. Alina membalas ingin makan sup buntut dan Ghani segera memesannya di restoran biasa tempat ia selalu memesan makanan setiap kali datang kerumah Alina.

tok

tok

"Masuk!"

Rendra segera masuk dan meletakkan beberapa dokumen yang harus Ghani tanda tangani. "Perusahaan Wijaya mengalami penurunan pak, apa tidak sebaiknya jika kita tidak usah memperpanjang kontrak dengan mereka."

"Nanti saya pertimbangkan dulu, Apa masih ada lagi?"

"Dikantor para karyawan sedang membicarakan Alina dan bapak."ucap Rendra membuatnya ditatap penuh tanya oleh Ghani.

"Kenapa? Apa mereka udah bosen kerja!"

Rendra segera duduk dihadapan meja Ghani lalu menceritakan tentang Raya yang datang ke kantin hanya untuk melabrak Alina. Awalnya Rendra hanya mendengar bisik-bisik para karyawan, karena penasaran ia segera keruangan Alina tapi wanita itu tidak ada. Disana Tia menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dikantin. Hal itu tentu saja membuat Rendra terkejut, ia merasa aneh kenapa Raya bisa berpikir demikian jika tidak ada sebabnya.

"Kalo boleh saya tau, apa bapak beneran punya hubungan dengan Alina?" Rendra menautkan alisnya menunggu jawaban dari bosnya ini. 

"Emangnya salah jika saya punya hubungan dengan wanita, toh juga saya sudah bercerai dan Alina juga lagi sendiri." Jawab Ghani yang secara tidak langsung membenarkan gosip yang beredar tentang ia dan Alina. Ghani memang berniat mengumumkan dirinya sudah menikah dengan Alina tapi sepertinya ia butuh persetujuan istrinya dulu.

Rendra masih terdiam dengan jawaban yang diberikan oleh Ghani. Ia bekerja jauh sebelum Ghani memimpin perusahaan ini jadi ia tau bagaimana bisa terjadi pernikahan antara Raya dan Ghani. Rendra juga tau dari awal pernikahan, Ghani memang tidak pernah mencintai Raya.

"Rendra, sebenarnya anak yang dikandung Alina adalah anak saya."beritahu Ghani.

"APA? A-ANAK BAPAK?!"Rendra memekik kaget setengah mati, dirinya baru mengingat beberapa bulan lalu menemani Ghani mencari tau tentang seorang wanita dan wanita itu adalah Alina. Jadi ini alasan Ghani dan kenapa juga ia baru menyadari jika wanita itu adalah Alina.

Ghani mengangguk pelan, Rendra adalah salah satu orang kepercayaannya dan juga papanya jadi, ia akan bercerita apapun mengingat Rendra memiliki usia lebih dewasa dari dirinya.

"Kalo begitu bapak harus segera menikah dengan Alina."ucap Rendra penuh penekanan. Setelah ini ia akan bertanya pada Bella, bisa-bisanya adiknya itu membohongi ia dari hal sebesar ini.

Ghani menunjukkan foto pernikahannya dengan Alina di KUA tadi dan hal itu membuat Rendra ingin pingsan. Rendra memijat pelipisnya yang terasa pening, jika bukan buatan tuhan mungkin jantungnya sudah lepas dari tubuhnya karena terlalu kaget dengan berita yangt baru saja ia ketahui.

Terjebak semalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang