Happy reading 😘
"Mas, buruan dong!" Alina terus memburu Ghani agar cepat keluar dari kamar mandi. Sedari tadi ia sudah meminta Ghani untuk menghentikan pekerjaannya, tapi suaminya itu selalu menunda-nunda. Padahal ini adalah hari minggu tapi Ghani masih saja berkutat pada laptopnya.
Hari ini adalah hari pernikahan sahabatnya, Bella. Alina harus menyaksikan akad sampai acara resepsi selesai. Bahkah ia sudah menghadiahkan lingerie seksi berwarna nude untuk malam pertama Bella dan Alan.
"Sayang, bajunya mana?" Ghani berjalan cepat menghampiri istrinya yang sudah akan mengeluarkan taring.
"Sini, Dari tadi di suruh mandi! Bandel banget sih papa kamu dek. Nanti jangan kayak papa ya, yang suka buat mama kesel." Sambil mengomel Alina mengancingkan kemeja Ghani. Setelah rapi, Alina juga menyemprot parfum kesukaannya. Ghani sendiri hanya diam saja tak menyahut apapun dari perkataan istrinya, ia takut.
Alina dan Ghani tidak jadi memakai baju couple, pasalnya baju yang Alina beli tiba-tiba saja tidak muat saat ia pakai. Hanya dalam hitungan hari berat badan Alina naik hingga 5 kilo, Alhasil ia memakai dress yang ada dilemari saja.
"Sayang, jam tangannya?"
Alina mengambil salah satu jam tangan milik Ghani lalu memakaikannya, semuanya sudah lengkap dan rapi. Kini saatnya mereka berangkat.
Alina berpamitan dengan Sarah, tak lupa ia juga mencium punggung tangan mama mertuanya. "Alina sama mas pergi dulu ya mah."
"Iya sayang, have fun ya."
Tangan kanan Ghani menggandeng tangan Alina, sedang tangan kirinya menenteng tas milik Alina. "Pelan-pelan sayang." Ucap Ghani saat melihat Alina sangat terburu-buru masuk kedalam mobil.
"Mas, sih! Kelamaan." Ketus Alina.
Ghani hanya bisa tersenyum manis lalu menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. "Maaf." cicitnya.
Di dalam mobil kedua mengobrol seperti biasa, lebih tepatnya Ghani masih penasaran tentang hubungan Alina dengan tantenya yang bernama Dewi. Jujur saja Ghani masih kesal dan berencana memecat Wahyu.
"Waktu aku kecil, tante Dewi baik mas. Tapi semenjak mama meninggal tante Dewi berubah. Di tambah lagi om Wahyu udah naik jabatan jadi pimpinan pabrik, jadinya ya gitu. Aku juga baru tau kalo mama sama ayah punya hutang sama tante Dewi setelah ayah pergi." Ujar Alina membuat Ghani terenyuh dan langsung menautkan jarinya dengan jemari Alina.
"Aku baik-baik aja mas."
"Terus, kenapa kamu pindah dari rumah peninggalan ayah. Apa karena bayar hutang?" tanya Ghani memastikan.
"Iya, di tambah lagi biaya pendaftaran kuliah Fariz cukup besar waktu itu." Alina bisa melihat wajah Ghani tampak khawatir dan sedih. "Udah lah, semua udah lewat mas. Sekarang semua udah baik-baik aja dan aku udah bahagia nikah sama mas, kuliah Fariz juga lancar dan gak kekurangan apapun karena bantuan mas. Makasih sayang." Tutur Alina lagi.
Cup
Kecupan singkat di pipi Ghani, membuat ia tidak bisa menahan senyumnya. Andai saja waktu itu Alina tidak menolaknya, mungkin semua ini tidak akan terjadi pada wanita yang kini sangat Ghani cintai.
"Kamu harus tau, mas akan selalu ada untuk kamu, dan selalu cinta sama kamu." Ucap Ghani sepenuh hati dan Alina mengangguk paham.
Mereka sudah tiba di tempat acara, beberapa dari tamu undangan adalah teman kuliah Alina. Alina juga tak lupa mengenalkan Ghani pada teman-temannya. Dengan ramah Ghani bersalaman dengan teman Alina.
"Ini mah lebih ganteng dari Deon, kayaknya lebih kaya juga Al." Bisik salah satu teman Alina.
Alina hanya mengangguk sambil tersenyum bangga. Selain tampan, Ghani juga selalu terlihat kaya walau hanya berpenampilam sederhana. Alina dan para temannya mengobrol satu sama lain menceritakan kehidupan mereka saat ini. Mereka juga menceritakan keluarga mereka dan bagaimana kehidupan setelah menikah
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak semalam
ChickLit#dewasa Alina dan Ghani bangun dalam keadaan tanpa sehelai benang,keduanya berada dalam kamar hotel yang sama. keduanya mencoba mengingat apa yang terjadi semalam tapi hanya Alina yang mengingatnya. Sementara tidak dengan Ghani,pria itu bingung sete...