Chapter 28

606 18 0
                                    

Happy reading😘

Sudah sebulan Alina dan Ghani tinggal dirumah Sarah. Padahal waktu itu niatnya hanya sehari, tapi dengan segala bujuk rayu Sarah membuat pasangan suami ini luluh.

Sejak Alina di rumahnya, Sarah jarang pergi ke restoran. Seharian ia akan menemani Alina dan memasak semua yang menantunya inginkan.

Kehidupan Alina jauh berbanding terbalik dengan Raya, mantan menantunya itu akan selalu pergi berkumpul dengan teman sosialitanya. Sedangkan Alina lebih suka dirumah membaca buku tentang Parenting.

"Mah, ada yang bisa Alina bantu?"tanya Alina saat ia pergi kedapur, niatnya ingin mengambil minum tapi melihat Sarah sedang mengolah makanan ia juga ingin membantu.

"Gak perlu, kamu duduk aja. Ini udah selesai."Sarah membawa Alina agar duduk di kursi lalu ia juga menyajikan potongan buah sebagai camilan. "Kalian jadi periksa ke dokter hari ini?"

"Jadi mah, nanti jam makan siang mas Ghani katanya mau pulang." Jawab Alina. Setelah itu Sarah kembali ke dapur, Alina segera mengecek ponselnya yang sepertinya ada pesan masuk. Ternyata adiknya yang mengirim pesan.

Fariz
Hai kakakku sayang, apa kabar keponakan aku? Kak, libur semester aku ke kerumah kakak ya.

Anda
Iya, tapi kakak lagi dirumah mamanya mas Ghani, nanti kabari lagi ya kapan kamu pulang.

Fariz
Oke, my love love sister.

Anda
Kamu baik-baik ya, jangan main terus!

Cup

Cup

Alina terlonjak kaget saat keningnya dicium tiba-tiba."Mas kok udah pulang?!"

"Chat dari siapa sampai senyum-senyum sendiri. Sampai suami pulang, kamu gak sadar!" ucap Ghani merajuk. Ia duduk disebelah Alina lalu menyapa anaknya dan tak lupa memberi kecupan disana.

"Dari Fariz, katanya libur semester mau pulang." Jawab Alina dan seketika raut wajah Ghani berubah.

"He he he, mas pikir tadi siapa."kekeh Ghani merasa malu. "Kapan dia libur, suruh kesini aja."

"Aku gak enak mas sama mama, Fariz kan adik aku."

"Lah, dia kan adik mas juga, itu artinya Fariz juga anak mama. Lagian dia juga palingan cuma seminggu disini." Ghani memberikan senyum terbaiknya agar Alina tidak perlu lagi merasa canggung. Ghani mencintai Alina bukan hanya Alina seorang, melainkan semua yang berhubungan dengan istrinya. Terutama Fariz, Keluarga satu-satunya yang Alina punya.

"Makasih mas."

Alina memasukan buah ke mulut Ghani dan mereka mulai menceritakan kegiatan masing-masing. Semenjak Alina di rumahnya, Ghani tidak pernah lagi mendengar keluhan istrinya yang suka kesepian saat di apartemen. Ia juga merasa lega karena ada yang menjaga Alina selama ia bekerja.

"Mas."

"Hum_ kenapa sayang, pengen makan apa?" Ghani sudah siap jika Alina menginginkan sesuatu.

Alina menggeleng pelan."Raya apa kabarnya ya, apa dia udah baik-baik aja mas?"

"Perusahaannya udah diambil alih sama Jefri dan katanya, Raya lagi proses penyembuhan ke psikolog."beritahu Ghani.

Terjebak semalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang