chapter 21

842 24 0
                                    


Happy reading😘

"Maaf pak, saya gak ketuk dulu." Ucap Rendra tak enak.

"Santai aja." Sahut Ghani yang masih memangku Alina, ia tak perduli walaupun Alina terus bergerak ingin turun.

"Sayang, diem dong jangan gerak terus."

Rendra hanya terkekeh melihat kelakuan pengantin baru ini. "Kamu tenang aja Na, saya udah tau kok." Rendra memberikan beberapa dokumen untuk Ghani tanda tangani. Setelah itu membahas beberapa hal dan membiarkan Alina yang sedari tadi tertunduk malu.

"Kalo gitu saya permisi dulu pak, Mari bu Alina."Goda Rendra yang diakhiri kekehan.

Setelah Rendra menutup pintu, Alina dengan segera mencubit pinggang Ghani karena kesal. Padahal suaminya ini sudah berjanji tidak akan memberitahu kepada siapapun tentang pernikahan mereka, sampai Alina menyelesaikan kontraknya disini.

"Awwsshh, sayang sakit."

"Bodo amat!" Alina segera turun dari pangkuan Ghani tapi saat ingin keluar, tubuhnya malah diangkat lalu di dudukkan di atas meja.

"Jangan ngambek dong, rencananya mas mau buat pengumuman kalo kamu udah sah jadi istri mas."

"Aku bisa jadi bahan gosip satu kantor!" sahut Alina, Dirinya belum siap karena menurutnya ini terlalu cepat.

"Sayang, mas cuma mau_"

"Mas." Alina menutup mulut Ghani dengan telunjuknya. "Aku gak keberatan kalo mas kasih pengumumannya sehari sebelum aku keluar dari sini."

Ghani tak lagi menyahut ucapan Alina, ia hanya mengangguk setuju. Bagi Ghani apapun yang menjadi permintaan wanitanya saat ini, itu adalah prioritas yang harus ia kerjakan. kini ia memeluk Alina sayang dan tak lama Alina pamit kembali keruangannya.

Sampainya Alina di ruangannya, semua orang tengah berdiri seperti sedang menunggu cerita darinya."Pada ngapain sih?!"

"Ya nungguin kamu Na, pak Ghani bilang apa? apa ada masalah?" tanya Romi penasaran.

"Aaa hmm itu, itu soal aku salah kasih tanggal jadi pak Ghani bingung." bohong Alina, semoga saja teman-temannya ini percaya.

"Itu doang?" tanya Bagas memastikan dan Alina hanya mengangguk lalu duduk dikursinya dan melanjutkan pekerjaannya.

Sorenya Alina pulang lebih dulu karena Ghani masih ada pekerjaan di luar, Alina memesan taksi online seperti biasa tapi para driver belum juga ada yang menerima pesanannya.

Tiin

Tiin

"Al, ayok."

Alina langsung sumringah saat melihat mobil Bella yang berhenti tepat di depannya, ia pun segera masuk.

"Lo darimana?"

"Tadi habis dari rumahnya Alan, jengukin dia sakit. Biasalah_"jawab Bella.

"Lah, pak dokter bisa sakit juga ya."sahut Alina terkekeh.

"Ya dia manusia, lo kira dia apaan, transformers?"celetuk Bella membuat Alina terkikik geli.

Sebelum pulang Alina dan Bella memutuskan untuk mampir ke cafe sebentar. Semenjak mereka tidak bekerja dikantor yang sama lagi, Alina dan Bella tidak memiliki banyak waktu untuk me time seperti dulu.

"Hubungan lo sama pak Ghani gimana, Al? Baik-baik aja kan?" Tanya Bella.

"Baik, baik banget malah. Kadang gue ngerasa aneh juga, apa iya Ghani bener sesayang itu sama gue? Menurut lo gimana, Bel?"

Terjebak semalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang