Happy reading 😘
"Alina baik-baik aja, saya sudah kasih obat untuk meredakan nyeri tapi, saya harap Alina untuk tidak melakukan kegiatan apapun sementara ini. Sedari awal saya sudah bilang kandungan Alina sangat rentan jadi untuk kedepan ya tolong diperhatikan lagi."ujar Alan.
"Apa saya sudah bisa lihat istri saya?"
Alan mengangguk."Silakan, benturan itu sangat bahaya untuk kandungan Alina dan saya harap anda bisa menjaganya lebih baik lagi." pesan Alan lalu pergi meninggalkan Ghani.
"Ghani, gimana keadaan Alina?"tanya Sarah khawatir.
"Kata dokter baik-baik aja mah, tapi Alina harus banyak istirahat."jawab Ghani lalu menggenggam tangan Sarah.
"Mah, Ghani minta maaf karena sembunyiin pernikahan Ghani sama Alina."ucap Ghani merasa bersalah.
Sarah menggeleng lalu tersenyum. "Mama gak akan marah kalo kamu ceritain apa yang sebenarnya terjadi antara kamu sama Alina."
Ghani mengajak Sarah untuk duduk terlebih dulu, setelah itu barulah ia menceritakan dari awal pertemuannya dengan Alina sampai ia bisa menikah. Ghani juga menceritakan perjuangannya untuk mendapatkan hati Alina.
"Terus orangtua Alina gimana? Apa mereka gak marah sama kamu?"tanya Sarah.
"Orangtua Alina udah gak ada mah, Alina cuma punya satu adek laki-laki sekarang lagi kuliah di jogja."beritahu Ghani.
"Ghani ikhlas kalo mama mau marah, yang penting mama udah tau kalo Ghani udah nikah sama Alina."ucap Ghani lagi.
"Mama gak marah sama kamu, mama marah kalo kamu gak bertanggung jawab atas apa yang kamu buat sama Alina." Sarah memeluk Ghani sayang, semenjak suaminya meninggal Ghani memang jarang ada dirumah. Hubungannya dengan Ghani juga tidak sedekat hubungan Ghani dengan suaminya. Dari kecil Ghani memang lebih dekat dengan Gunawan dari pada dirinya.
"Mama tau Alina gadis yang baik dan pekerja keras, mama restui kamu kok."ucap Sarah lagi.
"Makasih mah."
"Ya udah yuk masuk, mama mau liat menantu sama calon cucu mama."ajak Sarah dan Ghani segera mengangguk.
Alina terlihat sedang terbaring dengan tangan yang terus mengelus perutnya. Ghani pun segera menghampirinya. "Sayang, apa ada yang sakit?"
"Mas."
Ghani segera memeluk Alina lalu mencium pipinya sebentar. Hal itu membuat sarah tersenyum melihat Ghani yang sepertinya sangat menyayangi Alina.
Sarah tidak pernah melihat Ghani seperti ini sekalipun kepada Raya yang jelas-jelas adalah istrinya. Mata Ghani jelas menggambarkan jika putranya ini benar-benar mencintai Alina.
"Alina."
"Ta-tante makasih." Sekarang Alina merasa canggung dengan Sarah, tadi dirinya bisa mendengar dengan jelas saat Ghani memanggil Sarah dengan sebutan Mama.
"Kenapa panggil tante, panggil Mama aja."ucap Sarah lalu mengelus rambut Alina. Wanita yang sempat menjadi perdebatan antara Ghani dan Raya waktu itu adalah Alina yang ia kenal.
Suara pintu terbuka menampilkan Hendi yang datang membawa sesuatu lalu memberikannya kepada Sarah."Maaf bu, saya gak nemuin orang yang nabrak mbaknya tadi tapi saya sempat foto plat motornya."
Ghani langsung mengambil ponsel dari Hendi lalu mengirim foto tersebut ke ponselnya. Ghani harus memberi balasan kepada siapapun yang menyakiti Alina.
"Ghani, apa gak sebaiknya Alina tinggal dirumah aja, biar mama bisa ikut jagain."usul Sarah tapi Ghani menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak semalam
ChickLit#dewasa Alina dan Ghani bangun dalam keadaan tanpa sehelai benang,keduanya berada dalam kamar hotel yang sama. keduanya mencoba mengingat apa yang terjadi semalam tapi hanya Alina yang mengingatnya. Sementara tidak dengan Ghani,pria itu bingung sete...