Chapture 3

13K 570 12
                                    

Annales membuka pintu kamar saat terdengar suara pintu yang diketuk. Sudah tidak heran lagi kalau Kazuma yang muncul di balik pintu.

Annales baru selesai mandi dan hanya mengenakan kimono satin. Rambutnya pun masih basah pagi itu.

Perhatian Annales terpaku pada jari kelingking Kazuma yang yang buntung--- sudah diobati.

"Pemandangan seperti ini sudah biasa terjadi di Yamaguchi kami. Jadi, jangan lemparkan tatapan menyedihkan seperti itu, Nyonya."

Kazuma masuk ke dalam kamar hanya untuk mendapati pemandangan kamar yang layaknya kapal pecah. Benar-benar terlihat mengerikan.

Isi koper yang berceceran. Ranjang yang berantakan. Bahkan terlihat pula celana dalam di dekat kaki ranjang sana. Menyadari tatapan Kazuma, Annales pun meringis malu.

"Aku belum terbiasa tanpa pelayan wanita yang biasa melayaniku."

"Anda harus terbiasa mulai sekarang." Kazuma berjalan ke arah koper-koper itu dan membereskannya. Tadinya Annales ingin melarangnya karena malu, tapi dia tidak punya pilihan lain. Annales malas membereskan semua itu. Akhirnya Annales biarkan saja Kazuma yang menata barang-barang miliknya lagi.

"Tolong pertimbangkan untuk merekrut satu saja pelayan wanita untukku. Setidaknya aku juga butuh teman bicara," bujuk Annales.

"Itu melanggar aturan Yamaguchi. Tidak sembarangan orang boleh masuk klan kami."

"Selain itu. Kami terlalu sibuk--- sekedar mencari pelayan wanita untuk Anda."

Oh, harusnya Annales tersinggung karena kata-kata Kazuma tadi. Namun, Annales tidak ingin menambah masalah yang lain. Apalagi mengingat kebaikan Kazuma selama ini. Bisa dibilang, Kazuma lah satu-satunya orang yang memperlakukannya lebih baik selama ini.

Annales menempati kursi dan melipat tangan di depan dada. Melihat Kazuma yang membereskan bajunya ternyata cukup menyenangkan. "Berapa usiamu?"

"30 tahun."

"Wow. Apa semua pria Jepang memiliki wajah yang lebih muda dari usia kalian. Kupikir kau baru 27 tahun."

"Bos berusia 35 tahun."

"Kenapa kau memberitahuku."

"Karena Anda adalah istrinya." Annales memutar kedua bola matanya malas. Mengingat Oya malah membuat suasana hati Annales memburuk lagi. Pria tidak punya hati itu, kenapa harus dia yang jadi suami Annales.

"Aku tidak menyukainya. Aku lebih tertarik denganmu."

"Tolong jaga bicara Anda Nyonya. Lain kali saya bisa kehilangan kepala saya alih-alih jari kelingking lagi."

Annales tiba-tiba melompat turun dari kursi saat Kazuma sudah selesai membereskan barang-barangnya. "Aku serius. Bagaimana kalau kita berselingkuh. Lihat... Ranjang ini masih terasa dingin karena Oya tidak datang semalam. Aku terpaksa melewatkan malam pengantin dengan tidak bisa tidur di tempat asing ini. Karena kau biasa menggantikannya, aku tidak keberatan kalau kau menggantikannya menghangatkan ranjang ini juga."

"Kepala saya akan menggelinding sebentar lagi." Kazuma melangkah menuju jendela dan membukanya lebar-lebar. Annales ikut mengintip, lalu pemandangan jauh di bawah sana pun terlihat. Oya yang tengah bicara dengan seseorang, entah siapa itu Annales tidak tahu karena posisi duduknya yang membelakangi Annales. Tapi kalau dilihat dari ciri-cirinya sepertinya itu Yakuza dari klan lain.

Mungkin karena sadar tengah diperhatikan, Oya tiba-tiba melihat ke arah mereka berdua. Annales langsung menarik diri dan menjauh, enggan bertemu tatap dengan pria itu.

"Bos bisa mengawasi Nyonya dari sana," kata Kazuma.

Annales menghela napas kesal mengetahui hal itu. Ternyata, ini salah satu alasan Annales ditempatkan di kamar lantai ini. Toyama bisa mengawasi Annales dari bawah sana meskipun pria itu harus tetap bekerja.

Mr. YakuzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang