Annales menarik selimut hingga ke atas leher. Musim dingin di Rusia malam itu benar-benar terasa menusuk kulit. Annales berguling kesamping, meraih guling dan mendekap erat benda itu. Ia sudah mencoba memejamkan kedua mata. Berharap rasa kantuk segera datang menjemput—-namun perempuan itu tetap terjaga sampai ketukan suara di pintu mengalihkan perhatian Annales.
Perempuan itu mengernyit saat melihat siluet seseorang yang berdiri di balik pintu balkon yang mengarah luar balkon kamarnya. Annales langsung bangun terduduk dengan siaga, jantungnya berdebar tidak karuan saat merasa familiar dengan bayangan itu.
Seorang pria dengan tubuh tinggi kekar, serta rambut panjang yang di ikat di belakang kepala menjadi ciri khasnya.
Alih-alih takut dan mencurigai sosok itu sebagai seorang penjahat, Annales malah turun dari atas kasur dan melangkah menuju pintu. Dan benar seperti dugaannya, saat Annales membuka pintu balkon kamarnya itu, Annales langsung disuguhi pemandangan Oya yang berdiri disana, dengan wajah dan bibir kering memeluk lengannya sendiri yang berotot itu.
"Mr Yakuza?!" Annales menatap tak percaya sosok pria itu. Annales hampir berpikir bahwa itu hanyalah bagian dari mimpi tidurnya selama ini, namun saat tubuh besar itu limbung kearahnya, Annales yakin dia sedang tidak bermimpi. Yang dihadapannya adalah asli. Kulit tubuh Oya terasa dingin sekali saat bersentuhan dengan kulit tubuh Annales.
"Mr.Yakuza.... bukankah kau..." Seakan menyadari sesuatu, Annales buru-buru menarik pria itu masuk ke dalam kamarnya. Ia mengunci pintu balkon itu dan membawa Oya duduk diatas ranjangnya.
Annales melangkah menuju jendela untuk memastikan gorden sudah tertutup dengan rapat, baru berjalan kembali kearah suaminya itu.
"Kau aman di sini." Oya menaikkan satu alisnya menatap tingkah istri kecilnya itu. "Polisi tidak akan menemukanmu."
'Ah! Annales mengira ia baru saja kabur dari penjara dan sedang menjadi buronan polisi', batin Oya
Annales kemudian berdiri di hadapan pria Yakuza itu dan meletakkan kedua telapak tangannya yang hangat menempel di pipi Oya. "Kau dingin sekali Mr. Yakuza dan juga kau tampak jauh lebih kurus." Annales menatap Oya dengan mata berkaca-kaca. Oya kemudian menarik pinggang Annales dan membiarkan perempuan itu duduk di atas pangkuannya, memeluknya dan menumpahkan air matanya disana. "Aku merindukanmu Mr. Yakuza. Aku senang kau datang."
Oya bisa merasakan kejujuran Annales ketika mendengar kalimat itu. Untuk pertama kalinya, Oya merasakan perasaan senang yang—-luar biasa. Hatinya menghangat hanya dengan mendengar kata rindu yang keluar dari mulut Annales.
Oleh karena itu, Oya semakin mengeratkan pelukannya, memeluk istri kecilnya itu.
"Aku juga merindukanmu," Oya berbisik tepat di telinga Annales membuat perempuan itu semakin menangis sedih. Bahunya naik turun apalagi saat merasakan lembut bibir Oya yang menempel dilehernya. Pria Yakuza itu mengecup sepanjang kulit leher Annales dan menghirup aromanya dengan rakus.
"T-tunggu.. Mr. Yakuza. Badanmu hampir beku."
Annales menyadari, ia tidak boleh larut dengan situasi itu karena tubuh Oya yang dingin itu. Annales kemudian menarik diri, turun dari atas pangkuan pria itu saat Oya hendak menciumnya. "Aku akan siapkan air hangat untuk kau mandi dulu, Mr. Yakuza. Lihat bibirmu mulai membiru."
Oya tidak mengelak maupun membantah sedikitpun. Membiarkan Annales pergi meninggalkannya masuk kedalam kamar mandi untuk menyiapkan air hangat dalam bath up. Tak lama setelah itu, Annales sudah kembali lagi menuju kearahnya.
"Berdiri Mr. Yakuza. Biar kubantu buka pakaianmu." Entah disadari atau tidak, Annales kini menunjukkan sisi keibuannya untuk yang pertama kalinya dihadapan Oya. Annales yang selama ini Oya kenal adalah putri manja yang bahkan tidak bisa melipat baju. Namun, tuan putri ini sekarang malah sedang ingin memandikan Oya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Yakuza
Romantizm[21+] Annales ingin keluar dari bayang-bayang gelap dunia Mafia. Namun Ayahnya sendiri malah menjualnya pada bos Yakuza bernama Toyama Natsuke.