Annales tidak bisa tidur. Mungkin karena efek obat dari rumah sakit yang harus ia konsumsi agar cepat pulih. Padahal tubuhnya menjerit ingin istirahat. Ia menarik lepas pelukannya dari Oya, namun pria itu malah mempererat dekapannya. Annales melotot karena hal itu.
"Tidur Annales."
"Aku insomnia. Dimana kuaci ku tadi?" Annales menjulurkan tangan meraba-raba meja nakas samping kamar. Namun belum sempat ia meraihnya, tangan Oya sudah lebih dulu terulur meraih tangannya lagi dan memasukkan kedalam selimut. "Kuaci bukan solusi dari insomnia."
"Aku butuh camilan supaya mengantuk."
"Pejamkan kedua matamu." Annales melotot lagi saat Oya menepuk-nepuk bokongnya. "Mr.Yakuza aku bukan bayi!"
"Aw..." Annales mengerang kesal karena Oya meremas pinggangnya secara sengaja. Tangannya yang lain bahkan tidak berhenti terus menepuk bokong Annales. Oya benar-benar memperlakukannya seperti anak bayi. Annales sampai speechless mendapatkan perlakuan seperti itu dari bos Yamaguchi ini.
"Tidur atau kau mau ku tiduri."
"Coba saja kalau berani." Annales tahu Oya tidak akan melakukannya. Karena itulah, Annales memilih merapatkan diri dan semakin meringkuk kedalam pelukan pria itu. Nyatanya tepukan di bokong Annales menghadirkan perasaan tersendiri. Annales menguap sebelum menutup mata dan pelan-pelan jatuh tertidur. Oya menyusul di detik berikutnya.
Sampai keesokan paginya, Annales bangun dengan segar bugar. Namun perutnya demo minta diisi. Annales melihat Oya yang masih terlelap memunggunginya. Sejenak, tatapan Annales tampak seperti sedang berusaha mengingat sesuatu. Ia seperti dejavu melihat punggung pria itu.
"Sialan kau Oya!" Annales menggertakkan gigi. Ia langsung naik keatas tubuh Oya dan mencekik leher pria itu dengan kesepuluh jemari tangan lentiknya. Oya yang terkejut langsung membuka mata dan berusaha melepaskan tangan Annales dari lehernya. "Jadi itu kau! Kau pria yang meniduri ku di Kelab waktu itu."
Oya langsung membalik posisi hingga Annales terbaring di bawahnya kini. Kedua tangan Annales Oya tahan diatas kepala wanita itu dan sepasang kakinya Oya apit menggunakan paha. Tenaga Annales jelas tidak sebanding dengan kekuatan Oya. Ia tidak bisa berkutik ataupun berontak sama sekali. Ia hanya bisa melayangkan tatapan tajam yang tidak menimbulkan efek sama sekali pada diri Oya yang memiliki tatapan jauh lebih menyeramkan dari Annales.
"Ini masih pagi Annales."
"Tidak perlu menunggu siang untuk membunuhmu. Sekarang mengaku lah! Kau pria yang sebenarnya aku cari kan? Kau yang meniduri ku di Kelab. Kau tahu aku tidak selingkuh dan tidak tidur dengan pria lain. Karena pria itu jelas-jelas adalah dirimu."
"Jadi kau sudah menyadarinya."
"Minta maaf sekarang Oya! Minta maaf padaku!"
Oya malah menaikkan satu alisnya seakan tidak terpengaruh dengan delikan tajam yang Annales layangkan untuknya. Annales benar-benar kesal, marah, dan pokoknya dia ingin membuat perhitungan dengan pria ini.
"Kuberikan kau kesempatan untuk menghukum ku lain kali."
"Tidak ada lain kali. Aku maunya sekarang."
"Baiklah."
"Tumben?" Annales mengerutkan keningnya karena heran dengan sikap Oya yang berbeda dari biasanya itu. "Tahu begini aku sakit saja terus kalau kau memperlakukanku lebih manusiawi."
"Jaga bicaramu," Oya menyentil mulut Annales sebelum bangun dari ranjang. Pria itu merenggangkan otot lengan tubuhnya yang pegal karena Annales.
"Jadilah pelayanku, Mr. Yakuza. Itulah hukumanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Yakuza
Romance[21+] Annales ingin keluar dari bayang-bayang gelap dunia Mafia. Namun Ayahnya sendiri malah menjualnya pada bos Yakuza bernama Toyama Natsuke.