Chapture 11

9K 427 4
                                    

Sial. Annales tidak ingat apapun.
Pagi harinya, Annales bangun dengan tubuh telanjang bulat diatas kasur bersama seorang pria yang masih tidur—-memunggunginya.

Annales buru-buru turun sebelum pria itu bangun. Ia punguti kemeja milik pria itu dan memakainya dengan kecepatan kilat dan pergi meninggalkan kamar itu.

Benar, ia masih di kelab yang semalam. Sepasang sejoli yang tengah berciuman di lorong itu menghentikan aktivitas mereka saat melihat Annales. Mungkin karena penampilan Annales yang kacau, si wanita berbisik pada si pria. Annales tidak mempedulikan hal itu, dia tetap melangkah melewati lorong untuk mencari jalan keluar dari puluhan pintu kamar-kamar itu.

Entah pria random mana yang ia tiduri semalam. Wajahnya kabur. Annales memukuli kepalanya sendiri karena menyesal. Sekarang ia benar-benar seperti jalang karena tidur dengan pria random di kelab.

"Kenapa Kazuma tidak mencariku. Sialan sebenarnya dimana orang itu." Annales misuh-misuh sendiri setelahnya. Ia tidak membawa apapun. Ponsel dan dompetnya tertinggal di dalam tas yang Annales lupa dimana terakhir kali ia meletakkannya.

Annales tiba-tiba berhenti melangkah saat ia teringat sesuatu. Bukankah ini kesempatan untuk kabur.

***

Annales menatap Kazuma dengan wajah memelas. Ada begitu banyak bekas luka di wajah Kazuma dan sepertinya itu hasil mahakarya Oya. Padahal, tadi Annales baru ingin melarikan diri. Tapi ternyata, ia kalah dengan para Yakuza ini.

Dan kini, lagi-lagi Annales berada dalam gendongan Oya—seperti biasa.

Namun Annales tidak berontak seperti sebelum-sebelumnya. "Mr.Yakuza.. Aku masih marah padamu. Dan sekarang, aku membuatmu marah karena telah mencoba kabur lagi. Jadi kita berdua sudah impas kan."

Oya tidak menggubris perkataan Annales. Bahkan saat sudah masuk kedalam mobil, Oya tidak juga bicara. Mobil yang mereka naiki lalu meninggalkan area kelab itu. Annales meremas kedua tangannya sendiri karena merasa tidak nyaman. Dia jadi segan dengan Oya mengingat apa yang telah ia lakukan semalam dengan pria lain.

Berkali-kali, Annales ingin membuka mulut, namun tidak jadi saat melihat rahang keras suaminya itu.

"Aku tidak melakukan apapun semalam?"

"Tidak melakukan apapun?"

Annales menggigit lidah. "Maksudnya, aku tidak ingat." Annales mengakui kalau ia salah karena telah tidur dengan pria lain dibelakang Oya. Tapi, Annales benar-benar tidak ingat kejadian semalam. Tiba-tiba saja pagi tadi dia sudah bangun dalam keadaan telanjang bulat begitu. Parahnya, Annales bahkan tidak sempat melihat wajah pria yang tidur satu ranjang dengannya pagi tadi. "Pria itu pasti masih tidur di kamar kelab. Kita bisa menanyakan kebenarannya."

"Kebenarannya kau berselingkuh di belakangku, Annales."

"Tidak." Annales menggelengkan kepalanya dengan pandangan berkaca-kaca. Entah kenapa dia tidak suka dituduh begitu. Meskipun kenyataannya Annales memang telah tidur dengan pria itu semalam. "Aku tidak pernah bermaksud untuk berselingkuh. Aku bukan Ayahku." Annales tercekat saat mengatakan kalimat terakhir itu.

Ia ingat pertengkaran hebat kedua orangtuanya. Saat ibunya berteriak pada sang Ayah yang katanya berselingkuh. Entah benar atau tidak, kejadian itu sangat membekas di ingatan Annales. Dan dia tidak mau kejadian itu terjadi pada dirinya. Tapi, apa yang ia lakukan semalam, malah membuat Annales jadi mirip Ayahnya. "Aku benar-benar tidak selingkuh."

Mr. YakuzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang