Chapture 16

7.8K 397 3
                                    

Tubuh Izumi mengejang hebat saat ia mendapatkan pelepasan diatas tubuh Sohei Dojima. Isak tangisnya terdengar lirih saat Sohei menekan luka sayat di punggungnya. Rasanya perih sekali. Apalagi saat kuku tangan suaminya itu mencengkram kuat rahangnya kini.

"Kalau sampai kakakmu itu membunuhku nanti. Aku akan menghantuimu Izumi. Jadi berdoalah agar iblis itu tidak membunuh suami tercintamu ini."

Sohei Dojima selalu melampiaskan kemarahannya pada Izumi. Sejak awal pernikahan, Sohei sudah menunjukkan perangainya yang kasar. Kerap memukuli Izumi bahkan menendang wajah Izumi menggunakan kaki di malam pertama karena Izumi tidak sengaja menggoreskan kukunya dipunggung pria itu.

Pria ini bahkan lebih iblis dari Oya dan Ayahnya yang memaksanya menikah dengan monster ini.

Izumi tidak bisa berbuat apapun selama ini. Ia hanya bisa pasrah masuk kedalam lingkaran setan dan tidak bisa keluar sama sekali.

"Dandanlah secantik mungkin dan tutupi lukamu itu. Aku tidak akan memaafkanmu kalau sampai ada orang yang tahu luka-luka ini adalah perbuatanku," kata Sohei memaksa Izumi bangun dari pangkuannya dan mendorong tubuh wanita itu begitu saja tanpa hati. Izumi kemudian mengambil pouch make-up yang ia simpan di dalam mobil.

***

Annales duduk miring bersandar pada jendela mobil dengan kedua mata terpejam. Sementara Oya tengah membalut lengannya sendiri yang terkena luka tembak tadi dengan perban. Kazuma melajukan mobil dengan kecepatan tinggi meninggalkan lokasi yang sebentar lagi pasti akan ramai polisi.

Sesampainya di tempat tujuan, Annales lagi-lagi diseret paksa oleh Oya, yang tidak peduli sekalipun Annales sudah lemas kini.

Annales mengikuti langkah Oya yang lebar-lebar dengan kaki terseok-seok.

Ini adalah Kasino yang kemarin.
Annales memiliki ingatan yang tajam. Sepertinya, Oya akan melakukan pertemuan lagi dengan para bos Yakuza itu dan kali ini Annales tidak mau ikut masuk kedalam. Karena itulah, sebelum tiba di depan pintu ruang pertemuan itu, Annales langsung menghalangi Oya dengan kedua tangan terlentang, hingga terpaksa pria itu menghentikan langkah kedua kakinya.

"Aku tidak mau masuk ke dalam kali ini. Biarkan aku menunggu diluar please."

"Bagaimana kalau kau kabur?"

"Kazuma...."

"Kazuma harus ikut kedalam."

"Kalau begitu orang itu saja," Annales menunjuk salah satu pria berbadan kekar yang berjaga di depan pintu ruang pertemuan itu. Oya akhirnya setuju, karena ia sudah tidak punya waktu untuk meladeni Annales. Ada hal yang jauh lebih penting di dalam ruangan sana. Ia seperti sedang ingin menguliti seseorang hidup-hidup.

"Jaga dia untukku. Jangan sampai kabur," kata Oya menyerahkan rantai yang masih mengikat satu lengan Annales pada pria pengawal itu. Oya kemudian melangkah meninggalkan Annales dengan pria itu. Oya masuk kedalam ruangan diikuti Kazuma. Annales tanpa sadar menghela napas lega. "Aku mau ke kamar mandi."

Pria itu lalu mengajak Annales mengikutinya. Annales tidak memprotes sejak tadi, bahkan saat pria itu memilih menunggu di depan pintu toilet. Annales masuk kedalam sana untuk buang kecil. Meskipun rantai masih menggantung di lengan kirinya, Annales berusaha untuk mengabaikan hal itu.

Mr. YakuzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang