"Brengsek! Kenapa kau mengeluarkannya di dalam?" Annales tiba-tiba panik. Dia tidak mau terjebak dengan Yakuza di hadapannya ini. Dan kalau sampai Annales hamil, peluangnya untuk melarikan diri semakin tipis.
Oya menyulut rokoknya dengan santai. Menatap Annales dengan satu alis terangkat naik. "Bukankah itu tujuan bercinta?"
"Seingatku, yang tadi itu hanya seks."
Oya menahan senyum geli mendengar jawaban Annales. Sambil menghisap rokok cerutunya, Oya duduk di sofa mengamati Annales yang tengah memunguti pakaiannya sendiri dan mengenakannya dengan agak tergesa-gesa.
"Mau kemana?"
"Kembali ke kamarku. Tidak, sepertinya aku harus beli pil kontrasepsi dulu."
Annales kemudian berlari menuju pintu. Namun sebelum keluar Annales menyempatkan diri mengacungkan jari tengahnya kearah Oya lalu membanting pintu kamar itu.
***
"Kazu-kazu...." Kazuma menghentikan langkah kedua kakinya saat mendengar suara Annales. Sambil mengusap handuk di atas kepala, pria itu membuka pintu kamar hanya untuk mendapati Annales yang berdiri di depan pintu kamarnya.
Kening Kazuma berkerut melihat keberadaan Istri bosnya itu. Kazuma sampai menoleh ke kiri dan kanan, untuk memastikan kalau Annales hanya sendirian di depan kamarnya itu.
"Syukurlah kali ini benar. Kau harus tahu aku salah mengetuk tiga pintu kamar sebelumnya hanya untuk mencarimu." Annales melipat kedua tangan di depan dada, mulai berlagak sok dengan mengamati Kazuma dari ujung kaki hingga kepala.
"Jackpot. Aku menemukan penemuan besar pagi ini," katanya dengan senyum penuh makna. "Biar ku tebak, kau baru selesai mandi."
Rambut Kazuma masih basah dan pria ini hanya mengenakan celana pendek serta kaos singlet tanpa lengan. Annales tidak berbohong soal Kazuma yang memiliki daya tarik tersendiri. Jadi tidak heran kalau Izumi pun jatuh pada pesona pria dihadapannya ini.
"Ini masih terlalu pagi untuk merusuh, Nyonya."
"Siapa yang mau merusuh." Annales muram. Tiba-tiba ia ingat tujuannya mencari Kazuma. "Antar aku ke apotek, please."
"Nyonya sakit?"
"Lebih dari itu. Pokoknya antar aku sekarang. Nanti kau ku belikan permen."
Kazuma mengernyit mendengar itu. Namun sadar karena Annales memang suka bicara absurd, Kazuma akhirnya menuruti kemauan istri bosnya itu. "Saya harus meminta izin bos Oya dulu."
"Tidak perlu. Dia sudah tahu aku membutuhkanmu. Dia menyuruhmu mengantarku melalui aku."
Kazuma tampak terdiam memikirkan hal itu- menolak percaya, namun Annales sudah menarik lengannya lebih dulu. "Kita tidak punya banyak waktu."
"Tunggu. Saya harus mengambil baju." Kazuma menahan tarikan Annales. Annales pun mengangkat kedua tangannya ke atas udara, membiarkan Kazuma mengambil kaosnya ke dalam kamar dan meletakkan handuk.
"Orang-orang akan salah paham melihat kita berdua."
Benar. Mereka tidak seperti seorang Nyonya dan Asisten Bos.
Alih-alih lebih seperti sepasang kekasih yang baru selesai melakukan malam panas. Meskipun kenyataannya, Annales memang melakukan malam panas dengan Oya bukan Kazuma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Yakuza
Romance[21+] Annales ingin keluar dari bayang-bayang gelap dunia Mafia. Namun Ayahnya sendiri malah menjualnya pada bos Yakuza bernama Toyama Natsuke.