Chapture 41

6.7K 633 36
                                    

"Duduklah dengan benar Annales." Tidak tahu sejak kapan, Annales berubah jadi lebih agresif. Mungkin sejak hamil atau sejak Oya meninggalkan perempuan ini untuk menyelesaikan misi. Annales yang Oya tahu sangat membencinya, bahkan berulangkali mencoba kabur. Annales yang Oya tahu sangat terobsesi melarikan diri. Namun Annales yang bersamanya saat ini, justru menempel layaknya perangko.

Simon sempat dibuat jengkel saat Annales menolak satu mobil dengan Ayahnya. Perempuan itu justru kini tengah duduk satu mobil dengan Oya, duduk merapat dengan pipi menempel pada dada bidang pria Yakuza itu.

"Seperti ini," Annales justru malah berganti duduk diatas pangkuan pria Yakuza itu. Oya menatapnya tajam, menyuruh Annales untuk duduk kembali di kursi. Bukan apa, hanya saja—-Oya tidak yakin bisa menahan dirinya sendiri kalau Annales terus menggodanya seperti itu.

"Dokter hanya menyuruh kita untuk mengurangi intensitas sex di kehamilan muda, Mr. Yakuza. Tapi kenapa kau memperlakukanku seperti aku ini kuman bagimu."

"Kau lebih dari sekedar kuman bagiku."

"Virus ya?"

"Annales...."

"Aku hanya mau memelukmu, Daddy."

Oya menghela napas— menyerah. Ia membuka satu tangan dan membiarkan Annales duduk sambil memeluknya lagi. Kali ini, ia biarkan saja Annales melakukan apapun sesuka hati. Namun, Oya tidak bisa menahan delikan tajam matanya saat jemari tangan lentik istrinya itu menelusup masuk kedalam bajunya, kemudian  mencubit puting Oya sambil nyengir.

Oya mengeluarkan paksa tangan Annales dan menahannya agar tidak bertindak semakin menjadi-jadi.

"Kau tidak kelihatan terkejut sama sekali. Padahal aku masih belum memberitahumu kalau aku hamil."

"Izumi yang memberi tahu."

Annales tiba-tiba teringat nasib Izumi. "Bagaimana kabarnya? Apa Izumi baik-baik saja? Suaminya tidak melakukan tindakan yang buruk padanya kan?"

"Kau bisa menanyakan padanya secara langsung melalui ponselmu."

"Izumi itu baik hati. Dia yang telah membawaku pada Daddy hingga bisa pulang ke Rusia." Annales mendongak kearah Oya. "Hubungan kalian masih bisa diperbaiki Mr. Yakuza. Aku yakin Izumi akan memaafkan mu. Karena itulah kau harus meminta maaf padanya."

"Aku lebih senang dia membenciku."

"Dasar aneh." Annales mengerutkan kening, hal itu langsung mengalihkan perhatian Oya yang bertanya dengan raut penasaran. "Kenapa lagi?"

"Perutku masih terasa tidak nyaman."

"Disini?" Annales menahan napas saat tangan Oya yang sebelumnya menahannya kali ini melepaskan tangan Annales, berganti menyentuh perut rata perempuan itu. Jantung Annales berdebar-debar saat Oya mengusap-usap perut datar itu dengan telapak tangannya yang besar. "Dimana sayang?"

"Iya.. Disitu." Annales mengangguk sambil menggigit bibir. Berusaha untuk tidak menjerit saat mendengar Oya memanggilnya dengan panggilan 'sayang' itu. Hal yang sangat jarang terjadi, karena Oya lebih sering memanggilnya Annales. Pria Yakuza itu hanya akan memberikan panggilan manis saat sedang horny.

"Sekarang bagaimana?"

"Sudah jauh lebih baik." Oya tidak tahu apakah Annales serius dengan perkataannya. Ia sendiri belum pernah menangani orang hamil. Tapi mungkin, usapan tangannya memang se berpengaruh itu pada bayi mereka yang sedang tumbuh di dalam rahim istri kecilnya itu.

Annales menyamankan posisi selama dalam perjalanan pulang itu. Mungkin karena semalam ia tidak mendapatkan jatah tidur dengan baik, ia sekarang merasa ngantuk lagi. Tidak perlu menunggu waktu lama, Annales akhirnya terlelap karena kantuknya sendiri. Oya mendekap Annales lebih erat lagi.

Mr. YakuzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang