Annales bertopang dagu, menunggu Oya yang menjawab telpon dari seseorang. Ini sudah lebih dari 15 menit dan tidak ada tanda-tanda pria itu akan segera mengakhiri panggilan dengan lawan bicaranya itu. Annales sudah siap sedari tadi, memulai agenda jalan-jalan hari ini. Jari jemari tangannya mengetuk meja beberapa kali. Saat Annales melihat Oya yang meliriknya, Annales langsung melemparkan senyum namun tidak bertahan lama karena Oya hanya meliriknya sekilas tadi.
Annales mengerutkan kening dengan bibir maju beberapa senti. Ia tidak mau agenda hari ini gagal lagi. Kemarin mereka hanya menghabiskan waktu dengan mengisolasi diri karena sakit dan baru sekarang, setelah memaksakan dengan berbagai jurus paksaan, akhirnya Oya menuruti keinginan Annales untuk pergi jalan-jalan.
Sayangnya, Oya tiba-tiba mendapatkan panggilan yang katanya penting saat mereka mau berangkat tadi.
Annales langsung berdiri menghampiri pria itu dan memeluk punggung Oya. Merasakan pelukan itu, Oya membalik tubuh menghadap Annales, membalas pelukan perempuan itu dari depan.
"Apa semuanya baik-baik saja?" Tanya Annales dengan tatapan naik, karena Oya yang tinggi itu. Annales sebenarnya mengenakan high heels. Namun tetap tidak bisa mengimbangi tinggi badan pria Yakuza itu.
"Gudang penyimpanan Yamaguchi-Gumi terbakar."
Annales punya firasat buruk mendengar berita itu. "Jadi kita harus kembali... "
Annales menggelengkan kepalanya menyentuh bibir Oya dengan jari telunjuk tangannya, tidak membiarkan pria Yakuza itu menyelesaikan kalimatnya. "No, Mr. Yakuza."
"Kau sudah memberiku harapan sebesar ini. Kita tidak akan kembali sebelum kau memenuhi keinginanku dulu. Sangat sederhana. Aku tidak minta bulan ataupun matahari. Hanya waktu. Berikan waktumu untukku sehari saja, hanya ada aku—-kita." Annales menekankan setiap kalimatnya.
Ia menolak segala macam alasan. Sebesar apapun masalahnya. Annales hanya tidak ingin dikecewakan untuk yang kedua kalinya lagi.
Sudah cukup.
"Mereka membutuhkanku. Aku adalah bosnya dan sudah seharusnya aku ada disana untuk menangani masalah ini."
"Menurutmu aku tidak?" Kedua bola mata Annales berkaca-kaca kini. "Aku hanya punya kau di tempat asing ini. Kau yang membawaku pergi jauh dari Daddy. Jadi sudah seharusnya kau menggantikan peran Daddy.... "
"Kau pikir aku tidak tahu." Oya menyela perkataan Annales. "Daddy mu bahkan tidak lebih baik dariku dalam memperlakukanmu selama ini, Annales."
Benar. Oya memang benar. Simon memang memberikan fasilitas lengkap untuk membesarkan Annales selama ini. Namun tidak dengan kasih sayang seorang ayah ke putrinya. Apalagi waktu.
Sama seperti Oya—- Annales juga tidak pernah mendapatkan waktu dari ayahnya sendiri. Mungkin Oya jauh lebih baik karena masih berusaha meluangkan waktunya seperti kemarin.
Simon adalah ayah yang workaholic. Bahkan jauh lebih mengerikan dari Oya.
"Jadi, berhenti membandingkan antara diriku dan Ayahmu. Karena kami berbeda. Dia adalah Ayah yang tidak pernah ada untukmu, tapi aku berusaha." Benar. Oya benar lagi. Beberapa kali penculikan yang Annales alami adalah bukti kalau Simon tidak menjaga putrinya dengan baik. Ada banyak bodyguard dan pelayan yang mengikuti, namun Annales tetap beberapa kali menjadi korban penculikan oleh musuh ayahnya sendiri. "Aku telah berusaha sekeras mungkin meluangkan waktuku demi dirimu Annales."
Annales kehilangan kata saat Oya akhirnya melangkah lebih dulu meninggalkannya di dalam rumah sederhana itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Yakuza
Romance[21+] Annales ingin keluar dari bayang-bayang gelap dunia Mafia. Namun Ayahnya sendiri malah menjualnya pada bos Yakuza bernama Toyama Natsuke.