"Aku masih belum siap menyandang status janda," jawab Annales. Dia sendiri tidak berpikir sampai ke sana, untuk menceraikan Oya. Lebih baik seperti ini. Annales ingin menikmati kesendiriannya terlebih dahulu tanpa memikirkan masalah lain yang hanya akan membuatnya semakin stres.
"Kita berhenti ditempat biasa. Aku ingin makan siang di restoran favoritku dulu. Masih ada kan?"
"Oke."
"Ah ya.. Dimi berikan ponselku. Aku harus kabari Ayahku." Annales mengulurkan tangannya, meminta ponsel miliknya yang Simon berikan pada Dimitri.
Dimitri kemudian memberikan ponsel milik Annales, Annales langsung menerima benda pipih panjang itu dengan mengulas senyum dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.
Annales menekan lama ponselnya yang telah lama mati itu. Rasanya agak asing karena selama ini Annales sudah tidak memegang benda seperti itu lagi. Simon menyita semua barang lama milik Annales sejak ia dinikahkan dengan Oya. Tapi kali ini, akhirnya Annales bisa memegang benda itu lagi.
Tepat saat ponselnya dinyalakan, Annales mendapatkan banyak notifikasi masuk. Tidak terbayang seberapa banyak itu, mengingat ia sudah lama sekali tidak menyentuh benda itu. Namun yang paling menyita perhatian Annales adalah notifikasi email yang masuk atas nama Mason.
Annales mengerutkan kening saat melihat tanggal yang tertera di sana.
Temui aku ditempat biasa kita pergi berkencan, sweetie. Aku masih belum mati.
Annales tertegun membaca pesan itu. Pesan itu dikirim tepat di hari Annales menikah dengan Oya. Annales masih ingat benar tanggalnya.
"Kenapa?" Tanya Igor yang mencium bau mencurigakan dari ekspresi Annales. Dimitri pun mulai sudah bersiap mengambil ponsel milik Annales lagi, namun Annales berhasil menyembunyikannya di balik punggung. Annales memang duduk di kursi penumpang bagian belakang sendiri, sementara Igor yang mengemudi dan Dimitri duduk disampingnya.
"Jangan sembunyikan apapun dari kami, Nona."
"Ini ponselku. Privasiku. Aku hanya agak syok saat melihat beberapa foto telanjang pacarku masih tersimpan dengan baik di galeri."
"Apa kami bisa mempercayaimu?" Tanya Dimitri—- tidak yakin.
Annales memutar bola matanya kini.
***
Annales menunggu dengan harap-harap cemas kini. Ia sudah mengirim balasan email itu 12 jam yang lalu dan kini sedang menunggu jawaban dari orang di seberang. Annales sebenarnya menemukan praduga banyak hal, salah satunya, bisa saja orang yang mengirim pesan itu bukan Mason melainkan salah satu anggota keluarga Mason. Namun Annales tetap ingin memastikannya sendiri, sebab Annales tidak tahu apakah Mason memang sudah mati. Ia hanya mendapatkan kabar tanpa bisa ikut menyaksikan sendiri proses kremasi pacarnya itu. Mason adalah pria sederhana yang hidupnya sangat misterius. Selama berpacaran dengan pemuda itu, Annales ingat sekali Mason tidak pernah menceritakan tentang keluarganya. Mason adalah seorang perantauan yang tinggal di sebuah penginapan sederhana. Annales jatuh cinta karena kesederhanaan pemuda itu.
Namun Ayahnya menentang hubungan mereka berdua. Banyak hal yang sudah Ayahnya lakukan untuk memisahkan Annales dan juga Mason. Sampai puncaknya, saat Simon memberitahu Annales bahwa Mason telah mati. Annales langsung mengambil kesimpulan bahwa ayahnya yang telah membunuh pacarnya itu.
Namun kalau benar Mason belum mati, setidaknya Annales ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya selama ini. Annales tidak ingin kembali bersama Mason karena dia telah menjadi milik Oya bahkan tengah mengandung anak suaminya itu. Annales hanya ingin bertemu Mason sekali saja untuk menyampaikan salam perpisahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Yakuza
Romance[21+] Annales ingin keluar dari bayang-bayang gelap dunia Mafia. Namun Ayahnya sendiri malah menjualnya pada bos Yakuza bernama Toyama Natsuke.