Chapture 17

8K 396 9
                                    

Annales mengerjapkan kedua matanya menyesuaikan cahaya di dalam ruangan itu. Sejenak, Annales tampak mengamati sekeliling dan baru menyadari kalau ia di rumah sakit. Ada selang infus yang terpasang di lengan kirinya.

Annales ingat terakhir kali ia bicara dengan Izumi dikamar mandi saat di Kasino itu. Ia pingsan dan akhirnya bangun di tempat ini.

"Kau pingsan seperti orang mati."

Annales terkejut mendengar suara itu. Yang lebih mengejutkannya lagi, Oya yang duduk di kursi sofa dengan asap rokok yang mengepul keluar dari mulutnya. "Kau merokok di dalam ruang rawatku."

"Tidak ada yang berani menegurku."

Ingin sekali rasanya Annales menjitak kepala pria itu. Oya akhirnya mematikan rokoknya kedalam asbak dan berjalan mendekati Annales.

"Mana yang sakit?" Mendengar pertanyaan itu, Annales langsung merubah ekspresinya menjadi semenyedihkan mungkin. "Semuanya sakit. Seluruh tubuhku, terutama hatiku."

Oya kemudian menyentil kening Annales. "Tidak usah sok mendramatisir. Aku tahu kau tidak selemah itu."

"Jadi karena tahu aku tidak lemah, kau tidak membiarkanku beristirahat setelah menyiksaku begitu?" Annales kemudian menjatuhkan tatapannya pada selangkangan Oya. "Apa punyamu tidak sakit? Kau menahannya."

"Itu hukuman untukmu."

"Jadi hukuman untukku juga hukuman untukmu." Annales tersenyum tengil. "Uhhh... So sweet, aku jadi terharu."

Oya langsung menggenggam lengan atas Annales dan mencium bibir wanita itu. Annales yang tidak siap jelas langsung menampar pipi Oya dan mendorong tubuh pria itu menjauh. "Aku masih sakit dasar sialan!"

Oya kemudian duduk di kursi dekat Annales. Kedua tangannya ia lipat di depan dada, menatapi Annales dengan sepasang matanya yang tajam itu.

"Jangan menatapku seperti itu."

"Seperti apa?" Tanya Oya penasaran.

"Seperti kau ingin memakanku hidup-hidup."

"Aku memang akan melakukan itu. Tapi tidak saat kau sedang sakit."

"Syukurlah, kau masih waras Mr. Yakuza."

"Aku hanya akan mengatakannya sekali jadi dengarkan aku baik-baik. Jangan pernah mempercayai siapapun. Kau hanya boleh percaya dengan dirimu sendiri."

Annales mengerutkan keningnya tidak mengerti. Terkadang Oya bisa bicara layaknya orang bijak namun Annales terlalu sulit menembusnya. "Sebenarnya seperti apa Simon membesarkanmu selama ini? Hatimu terlalu lembut untuk hidup di dunia penuh tipu muslihat ini Annales."

"Seorang bidadari memang tidak cocok tinggal di bumi. Karena itulah aku berusaha keras untuk kabur."

Oya berdecak gemas mendengar itu. "Bangun. Kita pulang sekarang. Kau akan dirawat dirumah."

"Gendong aku, Daddy."

Oya menaikkan satu alisnya mendengar panggilan itu. Padahal Oya memang akan menggendong Annales. "Aku menantikan panggilan itu di seks kita berdua nanti."

"Apa kau benar-benar mencintaiku Mr. Yakuza?" Annales bertanya saat Oya sudah mengangkatnya bridal style. Annales mengalungkan tangannya di leher Oya sebagai pegangan. "Kalau kau benar-benar mencintaiku. Seharusnya kau tidak masalah kalau aku menyuruhmu meninggalkan pekerjaanmu kan? Ayo hidup menua sebagai nelayan di pulau terpencil. Aku akan melahirkan selusin bayi-bayi hasil duplikatmu yang lucu."

"Sangat menarik."

"Benarkan? Kau pasti akan setuju dengan ideku."

"Sebelum itu terjadi, aku pasti mati lebih dulu." Tambah Oya langsung membuat senyum lebar Annales luntur. Annales tahu apa maksudnya, Oya jelas tidak bisa meninggalkan posisinya sebagai Bos Yamaguchi semudah itu. Tidak ada yang bisa meninggalkan klan hidup-hidup. Sekali masuk dan terjerumus maka orang itu akan terjebak sampai mati di dalamnya.

Mr. YakuzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang