Annales tidak terkejut saat Oya mengakui perbuatannya yang telah membunuh Mason. Annales juga tidak marah saat Oya memberitahu motif Mason mendekatinya saat itu hanyalah untuk mengorek informasi mengenai Bratva—- kelompok Mafia ayahnya.
Yang membuat Annales terkejut justru malah ketika Oya mengaku dengan terang-terangan atas perbuatannya yang membunuh Mason. Pria Yakuza itu seakan tidak takut Annales akan marah bahkan membencinya seumur hidup.
Setelah Oya mengaku—- tidak ada lagi percakapan yang terjadi diantara keduanya. Namun Oya tetap memperlakukan Annales seperti sebelumnya, perhatian meskipun dalam kebisuan. Oya tetap menggendong Annales setibanya mereka di Bandar internasional Jepang. Tidak membiarkan Annales naik kursi roda meskipun Kazuma sudah menyiapkannya.
Annales sendiri tidak menolak segala sesuatu yang Oya lakukan kepadanya. Sama sekali tidak ada percakapan diantara mereka berdua bahkan setelah keduanya berada di dalam mobil yang membawa mereka hingga tiba di Mansion.
"Kenapa kau mendiamkan ku Mr. Yakuza?"
Annales menahan lengan Oya saat pria itu akan menggendongnya keluar dari dalam mobil. "Bagaimana kalau aku katakan, bahwa sebenarnya sejak awal aku sudah tahu kalau Mason adalah mata-mata polisi."
Oya menatap Annales dengan raut penuh akan tanda tanya. Hingga menimbulkan kernyitan di kening pria Yakuza itu. "Aku juga tahu Mason yang awalnya tidak menyukaiku, pada akhirnya tetap tergila-gila padaku."
"Kau tahu?" Annales mengusap kening Oya yang masih timbul kerutan di sana kemudian mengangguk. "Aku tahu. Dan aku sengaja membiarkannya karena keinginan para polisi itu adalah memberantas para Mafia seperti Daddy. Mungkin karena aku yang terlalu naif, jadi aku berpikir Simon Gonsalves—- suatu hari nanti bisa meninggalkan pekerjaan kriminalnya itu usai keluar dari penjara suatu saat nanti apabila di tahan polisi."
"Kau sebenci itu dengan Mafia?"
"Mau bagaimana lagi. Hampir seumur hidup aku selalu mengalami penculikan oleh para Mafia itu."
Oya tidak lagi melanjutkan percakapan mereka karena posisinya yang berjongkok di pintu mobil lama-lama membuatnya tidak nyaman. Pria Yakuza itu langsung mengangkat tubuh Annales keluar dari dalam mobil.
Sambil menggendong Annales yang melingkarkan kedua tangan di lehernya, Oya melewati seluruh anak buahnya yang menundukkan kepala. Kedua kakinya yang jenjang menaiki anak tangga Mansion itu satu persatu.
"Aku telah melakukan kesalahan fatal karena itulah aku butuh perlindunganmu Mr. Yakuza."
Oya tidak menjawab perkataan Annales. Dia tidak marah hanya saja sedang berusaha mencerna dengan baik pemikiran Annales itu. Oya bisa mengerti mengapa Annales melakukan semua itu.
"Jangan marah, Mr. Yakuza?"
"Aku tidak marah. Hanya saja, kalau Simon tahu kelakuanmu. Kau pikir, apa yang akan Bratva lakukan padamu?"
"Aku tahu itu. Meskipun aku adalah putri Daddy. Daddy pasti tidak akan pernah mau memaafkan ku kan? Karena itulah aku berlindung di tempat ini, dibawah ketiakmu."
Oya membuka sebuah pintu kamar yang letaknya berada di lantai bawah. Itu adalah kamar Oya, namun sudah direnovasi untuk pasangan layaknya pengantin baru.
Oya meletakkan tubuh Annales dengan hati-hati. Kemudian menyelimuti setengah tubuh perempuan itu.
"Jadi, mulai sekarang kita berdua akan tidur satu kamar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Yakuza
Romance[21+] Annales ingin keluar dari bayang-bayang gelap dunia Mafia. Namun Ayahnya sendiri malah menjualnya pada bos Yakuza bernama Toyama Natsuke.