Annales membuka mata saat merasakan silau sorot cahaya mengenai wajahnya. Begitu ia membuka mata, Annales hampir saja menjerit saat melihat banyak pasang mata yang mengelilingi mereka berdua. "Ini kami, Nyonya."
Karena malam itu gelap sekali, hanya mengandalkan cahaya bulan diatas langit dan lampu senter yang dibawa Kazuma, Annales tidak bisa langsung mengenali orang-orang itu, yang ternyata adalah anak buah Oya.
"Kazuma..." Annales kemudian menepuk-nepuk pipi Oya. "Mr. Yakuza, mereka sudah datang." Tidak butuh waktu lama, Oya langsung mendapatkan kesadarannya. Saat Oya membuka mata, Kazuma dan yang lainnya langsung membungkukkan badan menyapa bosnya itu.
"Syukurlah Anda berdua baik-baik saja, bos."
"Cepat sekali?" Komentar Oya. Entah kenapa nadanya justru terdengar tidak senang pertolongan datang. Namun langsung berdiri bersama Annales.
Annales bahkan baru menyadari ada helikopter yang terbang rendah di atas pasir.
"Jangan beritahu Mine dulu."
"Ha'i." Anak buah Oya langsung menyelimuti punggug telanjang Oya dengan jas tebal, Kazuma kemudian melompat naik keatas helikopter lebih dulu untuk membantu bosnya naik.
Oya memegang pinggang Annales dengan kedua tangan, mengangkat tubuh wanita itu tinggi-tinggi hingga Annales bisa mencapai tangan Kazuma yang mengulurkan tangan kearahnya, menariknya masuk kedalam helikopter itu. Kazuma baru ingin mengulurkan tangan kearah Oya namun pria Yakuza itu sudah lebih dulu berhasil naik tanpa bantuannya.
Kemudian semua anak buah Oya pun menyusul naik keatas helikopter itu. Helikopter itu kemudian terbang tinggi, diatas lautan meninggalkan pulau itu.
"Kami sudah menyelidiki orang-orang itu. Yang menyerang Anda berdua...."
"Aku tahu. Aku sedang malas membahasnya Kazuma." Kazuma akhirnya tidak melanjutkan bicaranya lagi. Oya terlihat lelah sekali, membaringkan tubuhnya di kursi dengan kepala menengadah dan kedua mata tertutup.
"Apa kau sakit?" Annales menyentuh kening Oya yang terasa hangat menggunakan punggung tangannya. Kedua matanya membulat merasakan itu. Kenapa Annales baru menyadarinya. "Kau demam Mr. Yakuza."
Oya menggenggam tangan Annales dan meletakkannya di pipi.
"Kazuma, tolong kotak P3K," pinta Annales.
Kazuma mengambil kotak yang Annales maksud dan menyerahkannya pada perempuan itu. Annales mencari paracetamol.
"Buka mulutmu Mr. Yakuza." Oya pun menurut, Annales memasukkan obat itu kedalam mulut yang langsung ditelan begitu saja tanpa air minum. Annales mungkin tidak sadar, kini dirinya panik sekaligus merasa bersalah setelah tahu Oya sakit.
"Kazuma, kerumah sakit, please."
"Aku tidak sedang sekarat Annales."
"Tapi kau sakit. Demam itu juga penyakit."
"Jangan hiraukan Annales, Kazuma." Kata Oya. Kini Kazuma pun bingung harus menuruti perintah yang mana dari kedua bosnya itu.
"Aku lebih tertarik beristirahat dirumah daripada di rumah sakit Annales."
"Itu kedengarannya mustahil." Kata Annales. Kazuma mengangguk menyetujui hal itu. Tidak ada kata istirahat bagi Oya. Pria itu terlalu workaholic karena memang menjadi bos Yamaguchi menjadikan Oya bekerja bak robot. Bahkan untuk kepentingan pribadi, Oya perlu mencuri-curi waktu di sela-sela bekerja.
Annales memutar otak. "Adakah tempat yang aman untuk sementara disinggahi. Oya butuh istirahat sebelum kembali ke dunia nyata."
"Turunkan kami di Aogashima." kata Oya pada akhirnya. "Aku akan beristirahat sejenak disana. Dan jangan ganggu aku selama masa pemulihan."
***
"Di pulau ini terdapat satu toko, satu kantor pos, dan tiga bar. Anda bisa menikmati hidangan lokal, mencicipi Aochu, dan menyanyi karaoke di bar." Jelas Kazuma begitu mereka tiba di tempat yang Oya maksudkan pada Annales.
Annales menyelipkan lengannya pada lengan kiri Oya saat mereka memasuki rumah sederhana bergaya khas Jepang. Kazuma yang membawa kunci langsung membuka gemboknya dan membuka pintu geser itu lalu Oya dan Annales masuk.
Rumah ini terletak di pulau Aogashima. Pulau yang terletak di dalam kawah gunung berapi aktif.
Annales ingin bertanya ini rumah siapa namun jelas rumah ini merupakan salah satu aset yang Oya miliki. Kazuma kemudian meninggalkan tempat itu setelah bicara dengan Oya. Annales melihat-lihat isi rumah itu, meskipun sangat sederhana namun rupanya desain interiornya menarik perhatian Annales.
"Tempat ini sangat cocok untuk kita berdua, Mr. Yakuza. Aku tidak keberatan tinggal disini selamanya. Jadi penduduk biasa, please."
"Aku sedang memberikanmu reward Annales. Gunakan waktu sebaik mungkin untuk menikmati jadi orang biasa di tempat ini. Sebelum kita kembali menjadi bos dan Nyonya Yamaguchi-Gumi."
Annales mendengus. Jelas, Oya tidak akan terbujuk akan rayuannya untuk menetap ditempat ini. Meninggalkan Yamaguchi-Gumi.
Annales mengerutkan kening. "Kupikir kau ingin beristirahat karena sakit disini."
"Kau meremehkan ku?" Pria itu sudah membuka pakaian atasnya kini. "Demam seperti ini tidak ada artinya untukku."
"Jadi, kita akan bersenang-senang? Sebagai orang biasa? Ditempat ini? Bukan sebagai Mr. Yakuza dan Nyonya Yamaguchi-Gumi?" Tanya Annales mengikuti langkah kaki Oya yang memasuki sebuah ruangan yang ternyata adalah kamar mandi.
"Menurutmu?" Annales tersenyum lebar mendengar itu.
"Aku akan memberikanmu reward juga Mr. Oya!" Oya menaikkan satu alisnya menatap Annales yang tiba-tiba berlari dan menubruk tubuhnya. Wanita itu langsung mencium bibir Oya sekaligus menutup pintu kamar mandi itu.
(Reward ada di karyakarsa(21+)😘)
Link di bio profil wattpad ku.TO BE CONTINUED.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Yakuza
Romance[21+] Annales ingin keluar dari bayang-bayang gelap dunia Mafia. Namun Ayahnya sendiri malah menjualnya pada bos Yakuza bernama Toyama Natsuke.